Apa itu Baitul Maqdis – Sobat Cahaya Islam, meningkatnya eskalasi konflik Palestina-Israel, membuat mata semua orang tertuju pada kawasan Syam, terutama Palestina. Kini semua orang mencoba mencari tahu tentang negeri Palestina, negara yang termasuk wilayah Syam, letak Masjid Al-Aqsa serta apa itu Baitul Maqdis.
Memahami apa yang sedang terjadi di Palestina memang butuh informasi yang lengkap dan utuh. Pemahaman yang sepotong-sepotong hanya akan membawa kita pada penafsiran yang keliru. Karenanya penting bagi Sobat untuk mengetahui tentang Palestina dan Masjid Al-Aqsa, termasuk juga Baitul Maqdis.
Apa Itu Baitul Maqdis yang Penuh Berkah?
Baitul Maqdis merupakan nama sebuah kota yang berada di Palestina. Adapun nama lain dari BaitulMaqdis adalah Ursyalim (Jerusalem), Al-Quds, atau Elia (Kota Tuhan). Di kota inilah Masjid Al-Aqsa berada. Nabi Muhammad saw paling sering menggunakan nama Baitul Maqdis untuk menyebutnya.
Kota Baitul Maqdis adalah wilayah suci atau muqaddas. Di samping itu, BaitulMaqdis merupakan tempat yang bersih dan penuh berkah.
Allah Ta’ala berfirman mengenai keberkahan kota suci ini, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Israa’: 1)
Makna Keberkahan dan Kesucian
Baitul Maqdis adalah kota suci yang penuh berkah. Namun apa makna dari kesucian dan keberkahan itu? Sobat Cahaya Islam bisa menyimak maknanya dalam uraian berikut:
Keberkahan Baitul Maqdis
Barakah memiliki makna berkembang dan bertambah. Maksudnya yakni banyaknya kebaikan yang meliputi tanah, tanaman, buah-buahan, pekerjaan, manusia, dan agama. Kota BaitulMaqdis Allah penuhi dengan berkah secara agama, kehidupan, ilmu, badan, harta benda, anak keturunan, air, dan pepohonan.
Keberkahan BaitulMaqdis lainnya bersifat spiritual. Di tempat ini Allah ‘Azza wa Jalla mengutus banyak Nabi. Sehingga wilayah Syam menjadi pusat ketaqwaan dan ibadah kepada-Nya.
Pusat keberkahan negeri Syam adalah Masjid Al-Aqsa. Selanjutnya keberkahan ini merambat ke tempat-tempat di sekelilingnya. Semakin dekat suatu tempat dengan Masjid Al-Aqsa maka semakin besar keberkahannya. Bahkan keberkahan tempat suci ini juga sampai ke seluruh penjuru dunia. Demikian pernyataan DR Abdul Fattah Al-Uwaisi.
Kesucian Baitul Maqdis
Makna taqdis (penyucian) ini adalah tathhir (pembersihan). Kesucian bumi Palestina Allah Ta’ala sebutkan di dalam ayat, “Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berlari ke belakang (karena takut pada musuh) maka kamu akan menjadi orang-orang yang rugi.” (QS Al-Maaidah: 21)
Adapun makna ardhul muqaddasah adalah Allah Ta’ala mensucikan dan memberkahinya. Menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam kitab Al-Mufradat, maksud dari penyucian ini adalah penyucian Ilahi, yakni penghilangan najis dan kotoran kemusyrikan.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan bahwa BaitulMaqdis merupakan tempat di mana dosa-dosa disucikan. Siapa yang pergi ke sana maka dia kembali suci dari dosa-dosanya sebagaimana baru saja terlahir dari ibunya.
Keistimewaan Baitul Maqdis
Sobat Cahaya Islam, sebagai salah satu kota suci umat Islam, tentunya BaitulMaqdis memiliki berbagai keistimewaan. Penting sekali bagi Sobat untuk mengetahui apa keistimewaan BaitulMaqdis bagi umat Islam setelah memahami apa itu Baitul Maqdis. Apa saja keistimewaannya?
Negeri para Anbiya’
Banyak Nabi yang menjalani hidupnya di BaitulMaqdis dan Palestina. Nabi Ibrahim as pernah hijrah ke sana. Demikian juga Nabi Luth, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Asbath, Dawud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas dan Ilyasa as. BaitulMaqdis adalah bumi para Nabi yang menjadi tempat penyampaian wahyu dan pusat agama tauhid.
Nabi Musa as meminta agar wafat di tanah muqaddas (suci)
Beliau sangat ingin memasuki bumi Palestina yang suci dan penuh berkah tetapi Bani Israil menolak dan menentang perintah Allah Ta’ala. Karenanya mereka tidak pernah memasukinya. Nabi Musa as lalu berdoa meminta kepada Allah agar wafat di tempat yang sangat dekat dengan Palestina.
Allah Ta’ala mengabulkan doa tersebut dan Nabi Musa as meninggal di perbatasan Palestina. Rasulullah saw bersabda mengenainya, “Musa meminta kepada Allah untuk mendekatkannya kepada Tanah Suci sejauh sepelemparan batu.”
Selanjutnya beliau bersabda, “Seandainya aku berada di sana, maka aku dapat memperlihatkan makamnya kepada kalian, yakni di samping jalan di bawah tumpukan pasir yang berwarna merah.” (HR Bukhari no. 1303)
Para malaikat membentangkan sayapnya di atas bumi Syam
Rasulullah saw dahulu bersabda, “Beruntunglah Syam. Para malaikat membentangkan sayap-sayapnya di atas Syam.” (HR At-Tirmidzi dan Hakim. Al-Albani menshahihkannya dalam Kitab Ash-Shahihah, no. 50)
Kelompok yang menang ada di Baitul Maqdis
Sabda Rasulullah saw, “Akan senantiasa ada suatu kelompok dari umatku yang menang atas agama, mengalahkan musuhnya, dan tidak terkena mudharat dari orang-orang yang menentang mereka, hingga datang ketetapan Allah dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu.”
Para sahabat bertanya, “Di mana mereka, Ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis.” (Hadits hasan riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, Biografi Abu Umamah 736)
Sebaik-baik ribath adalah di Asqalan, Palestina
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadits, “Awal perkara ini adalah kenabian dan rahmat, kemudian ia menjadi kekhilafahan dan rahmat, kemudian menjadi kerajaan dan rahmat, kemudian menjadi keamiran dan rahmat, kemudian mereka memperebutkan kekuasaan seperti keledai-keledai yang berebut. Karenanya hendaklah kalian berjihad. Sesungguhnya jihad yang paling utama adalah ribath, dan sesungguhnya tempat ribath paling utama adalah Asqalan.” (HR Ath-Thabrani, Al-Albani menshahihkannya, no. 3270)
Itulah keistimewaan Baitul Maqdis. Banyak peristiwa-peristiwa akhir zaman yang berkaitan dengan kota tersebut. Karenanya memahami tentang apa itu Baitul Maqdis dan hal-hal yang berkenaan dengannya sangat penting bagi setiap muslim.
