Membina keluarga sakinah – Keluarga merupakan lingkungan penting dalam masyarakat yang menjadi landasan utama bagi perkembangan individu dan sosial. Dalam Islam, keluarga memiliki peran yang sangat besar dan dianggap sebagai inti dari masyarakat. Tujuan utama keluarga dalam ajaran Islam adalah membina keluarga sakinah.
Keluarga yang bahagia, penuh kasih sayang, dan penuh berkah adalah keluarga yang diidamkan oleh banyak orang. Banyak pasangan di dunia ini yang sudah merencanakan kehidupan penuh kasih sayang dan kebahagiaan, dan mengikatnya dalam janji pernikahan.
Oleh karena itu, banyak pasangan muda yang mulai mempelajari cara-cara untuk membina keluarga sakinah. Terutama membangun kekeluargaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Ada beberapa cara yang bisa Sobat Cahaya Islam pelajari untuk membangun keluarga harmonis impian semua orang.
Cara Membina Keluarga Sakinah
Membangun keluarga sakinah, bahagia, dan harmonis adalah tujuan bagi banyak pasangan. Berikut adalah penjelasan mengenai cara membangun keluarga sakinah menurut ajaran Islam.
1. Memperkuat hubungan dengan Allah SWT
Penting bagi setiap anggota keluarga untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Ini bisa dicapai dengan menjalankan kewajiban agama, seperti melaksanakan shalat lima waktu, membaca Al-Qur’an, berpuasa, dan berdoa.
Selain itu, bersama-sama berusaha untuk meningkatkan pemahaman agama dan menghadiri ceramah atau pengajian akan memperkuat ikatan spiritual antara anggota keluarga. Hal ini juga bisa membantu kita belajar untuk membangun keluarga sakinah yang kita impikan.
2. Saling menjaga ibadah
Salah satu cara membangun keluarga sakinah adalah saling menjaga ibadah. Setiap anggota keluarga dapat saling mengingatkan untuk melaksanakan ibadah dan berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah masing-masing.
Misalnya, suami dan istri dapat saling mendukung agar tetap konsisten melaksanakan ibadah harian dan berusaha untuk beribadah bersama ketika memungkinkan. Dengan beribadah bersama, maka akan menumbuhkan ikatan dalam hubungan kekeluargaan antara suami dan istri.
3. Saling menyayangi
Cinta dan kasih sayang merupakan fondasi utama dalam membina keluarga sakinah. Saling menyayangi tidak hanya berarti melalui kata-kata manis, tetapi juga melalui tindakan nyata.
Menghargai, menghormati, dan menghargai perasaan serta pendapat anggota keluarga lainnya adalah cara yang baik untuk menunjukkan kasih sayang. Sebab, ada kasih sayang yang sebaiknya diungkapkan dengan tindakan, tidak hanya dengan ucapan.
Allah sudah menciptakan pasangan untuk kita semua yang ada di dunia ini. Sebuah kekuasaan yang Allah berikan kepada umatnya agar mereka saling menyayangi dan mengasihi.
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya:
‘Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.’ (QS. Ar-Rum:21)
4. Bersabar satu sama lain
Kehidupan dalam pernikahan dan berkeluarga tidak selalu mulus. Terdapat tantangan dan cobaan yang akan dihadapi bersama. Oleh karena itu, kesabaran merupakan kualitas penting untuk membangun keluarga sakinah.
Saat menghadapi masalah, berusaha untuk tetap tenang dan mencari solusi bersama dengan penuh kesabaran akan membantu mengatasi berbagai kesulitan. Jangan sampai kesabaran kita yang tipis mengakibatkan keretakan dalam rumah tangga.
Semua masalah pasti ada solusinya. Kita hanya perlu tenang dalam mencari solusi terbaiknya. Jangan sampai kita melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Jelas hal itu dilarang dalam ajaran Islam.
5. Saling memaafkan
Kesalahan dan ketidaksempurnaan adalah bagian dari kehidupan. Memahami bahwa setiap anggota keluarga bisa membuat kesalahan dan bersedia untuk memaafkan adalah kunci dalam membangun keluarga sakinah. Memaafkan bukan berarti melupakan, tetapi belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya di masa depan.
6. Memenuhi kewajiban sebagai suami dan istri
Setiap anggota keluarga, khususnya suami dan istri, memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dalam keluarga. Suami bertanggung jawab sebagai kepala keluarga dan harus menyediakan nafkah lahir dan batin bagi istri dan anak-anak.
Istri memiliki tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anak. Selain itu, alangkah baiknya seorang istri berdiam diri di rumah jika suami sudah memenuhi kewajibannya untuk memberikan nafkah. Memenuhi kewajiban masing-masing dengan penuh kesadaran akan menciptakan ikatan yang kokoh dalam keluarga.
وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ
Artinya:
‘Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.’ (QS. Al-Ahzab:33)
7. Berkomunikasi dengan baik
Komunikasi yang baik adalah kunci untuk memahami satu sama lain dalam keluarga. Mendengarkan dengan penuh perhatian, berbicara dengan lembut, dan berusaha untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan jujur dan terbuka.
Perlakuan seperti itu akan membantu mencegah konflik dan membangun kepercayaan di antara anggota keluarga. Penting juga untuk membuka ruang untuk diskusi dan mengambil keputusan bersama sebagai keluarga.
Apa yang dijelaskan diatas adalah prinsip-prinsip yang mendasar untuk membina keluarga sakinah. Saat anggota keluarga berusaha menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, keluarga akan menjadi lebih harmonis, penuh kasih, dan sejahtera.
