5 Contoh Perilaku Al Alim – Sobat Cahaya Islam, Allah Ta’ala memiliki Asma’ul Husna yang maknanya adalah ‘nama-nama Allah yang indah’. Manusia dapat menerapkan sebagian sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla dalam dirinya. Salah satu sifat Allah yang dapat berada pada manusia adalah Al-’Alim (Yang Maha Mengetahui). Seorang muslim dapat menerapkan 5 contoh perilaku al alim.
Di samping itu, terdapat sifat-sifat Allah Ta’ala yang tidak mungkin ada pada makhluk. Di antara sifat yang mustahil berada pada manusia adalah keagungan (‘azhamah), kesombongan (kibriya’), dan ketuhanan (rabb). Firman Allah dalam sebuah hadits qudsi, “Kesombongan adalah purdah-Ku. Keagungan adalah pakaian-Ku. Barangsiapa yang melawanku atas keduanya maka akan Aku binasakan.” (HR Abu Dawud no 3567)
Makna Al-’Alim
Sifat Allah Al-’Alim memiliki makna bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu, yang ghaib dan yang nyata, di langit maupun di bumi. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari ilmu Allah di bumi atau di langit, bahkan yang seberat zarrah pun.
Allah Ta’ala mengetahui setiap helai daun yang jatuh, apa yang tersembunyi dalam rahim, kapan dan di mana hujan turun, apa yang terjadi pada saat ini, masa lalu, dan yang akan datang. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, termasuk apa yang terbesit dalam hati manusia.
Luasnya ilmu Allah Yang Maha Mengetahui hakikat setiap sesuatu terdapat dalam firman-Nya berikut ini, “Katakanlah, ‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (ditulisnya) kalimat-kalimat Rabbku, walaupun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS Al-Kahfi: 109)
5 contoh perilaku al alim dalam Kehidupan Sehari-hari
Mempelajari dan mengimani sifat-sifat Allah ‘Azza wa Jalla adalah kewajiban. Pemahaman mengenai sifat-sifat-Nya dapat meningkatkan keimanan dan menambah rasa pengagungan dan ketundukan pada Allah. Adapun tugas setiap muslim berikutnya adalah meneladani dan menerapkannya dalam keseharian.
Apa saja contoh perilaku Al-’Alim yang dapat Sobat terapkan? Simak uraian berikut ini, ya.
1. Menuntut ilmu secara optimal
Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu syar’i dan ilmu-ilmu umum. Mempelajari ilmu syar’i hukumnya wajib ‘ain bagi setiap muslim. Adapun ilmu-ilmu umum hukumnya fardhu kifayah. Faktanya umat Islam sangat membutuhkan dokter, teknisi, ahli kimia, ahli farmasi, dan juga ahli ilmu humaniora serta ahli ilmu-ilmu lainnya.
Hendaknya setiap muslim mempelajari dengan baik seluruh ilmu syar’i, terutama yang berkaitan dengan ibadah. Di samping itu dia juga mengambil sebuah bidang spesialisasi dalam ilmu-ilmu agama atau ilmu-ilmu umum.
2. Mengamalkan ilmu
Niat terbaik dalam menuntut ilmu adalah untuk bisa memahami dan mengamalkannya. Hanya menumpuk ilmu tanpa mengamalkannya tentu menjadikannya kehilangan makna. Sedangkan beramal tanpa ilmu bisa jadi salah dan tersesat.
3. Mengajarkan ilmu yang telah dikuasai
Selanjutnya setelah berhasil menguasai suatu ilmu dengan baik, seseorang sebaiknya mengajarkan ilmunya tersebut. Sesungguhnya sumur yang tak pernah diambil airnya akan mengering.
Mengajarkan ilmu termasuk keutamaan dalam Islam. Hal ini terdapat dalam sabda Rasulullah saw berikut, “Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no 5027)
4. Menanggalkan kesombongan
Sehebat apa pun dalam menguasai suatu ilmu, hendaknya setiap muslim menanggalkan perasaan sombong dari dirinya. Sesungguhnya hanya Allah ‘Azza wa Jalla yang Maha Mengetahui setiap sesuatu. Di samping itu, Allah juga yang memberikan ilmu dan kecerdasan kepada manusia.
5. Senantiasa jujur
Kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui setiap perbuatan, perkataan, dan isi hati setiap manusia, hendaknya menjadikan Sobat selalu mawas diri dan jujur. Tak ada gunanya berdusta karena pasti tidak akan luput dari pengetahuan Allah. Ketidakjujuran sesungguhnya adalah kerugian yang besar.
Demikian, Sobat Cahaya Islam, makna sifat Allah Al-’Alim beserta 5 contoh perilaku al alim dalam hidup sehari-hari. Sungguh sedikit ilmu manusia dan betapa luasnya ilmu Allah ‘Azza wa Jalla.
