Benar Atau Salah Sih? – Salah satu penyebab dari maraknya perzinahan di Indonesia yang semakin tidak terkontrol sekarang ini adalah karena tingginya biaya pernikahan. Banyak kawula muda yang mengeluhkan bahwa biaya pernikahan sangatlah mahal hingga mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan perzinahan untuk menuntaskan dahaga syahwatnya. Hal ini bukanlah hal yang benar. Namun, kita yang hidup di masa dimana status sosial adalah suatu hal utama yang harus dimiliki seseorang. Itu merupakan fakta yang benar-benar terjadi.
Resepsi Pernikahan dan Perspektif yang Salah Akan Hal itu
Mau tidak mau budaya WAH dalam acara pernikahan adalah hal mutlak yang harus dilaksanakan di masa sekarang. Hal ini bertujuan agar bisa ‘terlihat’ memiliki status sosial tinggi dihadapan orang lain. Padahal sebenarnya sebagai orang islam yang beriman, kita tahu betul bahwa bukanlah pandangan-pandangan orang lain disekitar kitalah yang penting, melainkan bagaimana Allah memandang diri kita. Karena BagiNya, yang terpenting adalah ketaqwaan.
Dizaman Rasulullah SAW, perspektif tentang walimah atau resepsi pernikahan sebenarnya tidaklah terlalu rumit seperti sekarang. Rasulullah sendiri memang pernah mengadakan sebuah acara perayaan pada pernikahannya, namun tidak seberlebihan seperti yang banyak dilakukan orang sekarang ini.
Pernikahan yang sederhana dengan hanya menyembelih seekor kambing
Dizaman modern ini, kita bisa melihat super mewahnya acara pernikahan yakni dengan gedung yang disewa, aneka makanan yang disajikan, dekorasi dan kemeriahan pesta tersebut. Di zamannya, Rasulullah SAW sendiri paling mewah mengadakan acara pernikahan dengan menyembelih seekor kambing.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ ثَابِتٍ، قَالَ ذُكِرَ تَزْوِيجُ زَيْنَبَ ابْنَةِ جَحْشٍ عِنْدَ أَنَسٍ فَقَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَوْلَمَ عَلَى أَحَدٍ مِنْ نِسَائِهِ مَا أَوْلَمَ عَلَيْهَا أَوْلَمَ بِشَاةٍ
Anas berkata bahwa aku tidak melihat Rasulullah memberikan jamuan makanan yang baik ketika acara pernikahannya, yang lebih baik daripada ketika beliau menikahi Zainab. Beliau saat itu menyajikan jamuan dari satu kambing. [1]
Dari hadits tersebut jelas dikatakan bahwa Rasulullah tidak pernah secara besar-besaran atau bermewah-mewahan melaksanakan acara resepsi pernikahannya. Jamuan dari satu kambing itu dikisahkan adalah yang paling baik daripada semuanya. Bukankah kita harusnya malu pada Rasulullah bila beliau sendiri saja melaksanakan resepsi pernikahan dengan sederhana, namun kita sendiri malah berlebihan dalam melakukannya? Rasulullah telah memberikan contoh resepsi pernikahan dengan sederhana. Bukankah kita sebagai orang islam yang baik perlu mencontohnya?
Kebarokahan besar terletak pada kesederhanaan yang ada
Beberapa dari kita mungkin akan berpendapat begini sembari mencibir: Ya terserah saya lah, kan duit-duit saya ini! – tidak ada yang menyalahkan perkataan itu. Namun alangkah baiknya bila kita mengadakan acara resepsi dengan sederhana dan menggunakan harta melimpah yang kita miliki tersebut untuk berderma dan bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan?
Bukankah lebih baik bila kita menggunakan harta tersebut untuk ikut beramal jariyah investasi kepada Allah agar kehidupan akhirat kita menjadi teramat mulia? bayangkan saja berapa banyak anak yatim dan orang miskin yang bisa kita bantu dengan biaya-biaya berlebih dari resepsi pernikahan tersebut? Bayangkan saja betapa indahnya masjid-masjid yang terbangun dari hal itu?
حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنِ ابْنِ سَخْبَرَةَ عَنِ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ مَئُونَةً
Dalam hadits riwayat Ahmad 23966 diatas dijelaskan bahwa wanita yang memiliki berkah paling besar adalah dia yang paling ringan maharnya. Yakni mereka yang dengan ikhlas dan ridho dengan kesederhanaan. Bukan mereka yang menuntut pada kemewahan pada acara pernikahan mereka. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua ya! Amiin.
Catatan Kaki
[1] H.R. Sahih Bukhari 5171, kitab nikah