Larangan Muamalah Riba dalam Islam yang Perlu Diperhatikan oleh Para Entrepreneur

0
628
Larangan Muamalah Riba dalam Islam yang Perlu Diperhatikan oleh Para Entrepreneur

Larangan Muamalah riba dalam islam – Terkhusus buat para entrepreneur muslim sejati nih. Hari ini kita siapkan materi khusus yang berkaitan dengan muamalah yang baik sesuai ajaran Allah dan Rasul.

Dalam hal ini, setiap manusia pasti melakukan aksi atau kegiatan ekonomi dalam kesehariannya. Entah itu berdagang ataupun membelanjakan uang. Sebagai orang islam yang beriman kepada Allah dan Rasul. Kegiatan tersebut sudah selayaknya tidak melewati batas halal – Haram. Pada kesempatan kali ini kita akan bahas satu jenis larangan muamalah dalam islam: Riba

Prinsip Larangan Muamalah Riba dalam islam dan Hukumnya

Pada dasarnya, Riba (bunga) adalah dilarang dalam Islam. Transaksi yang melibatkan bunga atau riba dianggap tidak sah dan tidak etis. Sebagai gantinya, Islam mendorong prinsip berbagi risiko dan keuntungan dalam transaksi.

Dalam Islam, riba adalah terminologi untuk menggambarkan praktik peminjaman / Transaksi dengan imbalan tambahan atau bunga yang dikenakan kepada pihak yang bersangkutan. Riba dianggap sebagai larangan yang tegas dalam agama Islam berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَاۡكُلُوا الرِّبٰٓوا اَضۡعَافًا مُّضٰعَفَةً ​ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ​ۚ‏

Pelarangan riba didasarkan pada beberapa ayat Al-Qur’an, salah satu yang sering dikutip oleh para alim ulama adalah Surah Al-Imran ayat 130. Dalam ayat-ayat tersebut, Allah SWT melarang umat Muslim untuk terlibat dalam praktik riba dan memberikan peringatan tentang konsekuensi yang serius bagi mereka yang melanggarnya.

Pelaku Riba diibaratkan Layaknya Orang Kesetanan

Selanjutnya, Al Quran Surah Al-Baqarah ayat 275-279 menjelaskan ibaratnya orang yang merupakan pelaku riba seperti orang kerasukan setan yang berperilaku seperti orang yang kehilangan akal

اَلَّذِيۡنَ يَاۡكُلُوۡنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوۡمُوۡنَ اِلَّا كَمَا يَقُوۡمُ الَّذِىۡ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيۡطٰنُ مِنَ الۡمَسِّ​ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَالُوۡۤا اِنَّمَا الۡبَيۡعُ مِثۡلُ الرِّبٰوا​ ۘ​ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا​ ؕ فَمَنۡ جَآءَهٗ مَوۡعِظَةٌ مِّنۡ رَّبِّهٖ فَانۡتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَؕ وَاَمۡرُهٗۤ اِلَى اللّٰهِ​ؕ وَمَنۡ عَادَ فَاُولٰٓٮِٕكَ اَصۡحٰبُ النَّارِ​ۚ هُمۡ فِيۡهَا خٰلِدُوۡنَ‏

2 Kategori Hukum Riba dalam Muamalah Islam

Lebih dari itu, menurut para alim ulama, Riba itu sendiri terbagi menjadi dua bentuk utama dalam Islam. Yakni, (1) riba al-fadl dan (2) riba al-nasi’ah Riba al-fadl terjadi ketika barang-barang sejenis dengan bobot, ukuran, atau jenis yang sama ditukar secara tidak seimbang. Misalnya, jika seseorang menjual satu kilogram emas dengan dua kilogram emas, maka itu dianggap riba al-fadl.

Sedangkan, Riba al-nasi’ah terjadi dalam transaksi pinjaman uang dengan imbalan tambahan atau bunga. Jika seseorang meminjam uang dan harus mengembalikan jumlah yang lebih besar daripada yang dipinjam, itu dianggap riba al-nasi’ah.

***

Kesimpulannya, Dalam kehidupan Islam, riba adalah masuk dosa besar dan memiliki larangan keras. Membebankan atau menerima bunga dalam transaksi keuangan atau pinjaman dianggap melanggar ajaran Islam. Praktik riba juga dianggap merugikan dan mempengaruhi stabilitas sosial serta kesejahteraan masyarakat. Semoga bermanfaat ya!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY