Neymar – Adanya perseteruan dengan pemain Marseille yang bernama Bintang Paris Saint-Germain, Neymar mengalami pelecehan rasial yang menyebabkan dia marah dan memukul Alvaro Gonzales. Hal tersebut terjadi pada hari Senin tanggal 14 September pada saat dini hari. Pelecehan rasial sama dengan menghina seseorang berdasarkan rasa atau fisik seseorang.
Sobat Cahaya Islam, islam mengajarkan kita untuk saling menghargai dan tidak menghina orang lain. Meskipun kita berada di sebuah pertandingan, kita harus bermain dengan sportif. Tidak boleh menghina kemampuan bermain lawan, apalagi sampai menghina rasa tau fisik dari salah satu anggota tim lawan. Lalu, bagaimana hukumnya menghina seseorang dalam islam?
Ini Hukum Menghina untuk Neymar Mengalami Pelecehan Rasial
Mungkin kita semasa masih sekolah dasar dulu pernah memanggil teman kita seperti “cungkring”, “si kribo”, atau “gendut”. Tahukah kita bahwasanya menghina orang lain itu tidak diperbolehkan dalam islam?
Hal tersebut sebagaimana ayat yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (Q. S. Al-Hujurat: 11).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah melarang manusia merendahkan orang lain dan menghina mereka. Hal tersebut dikarenakan bisa jadi yang kita hina tersebut ternyata memiliki posisi dan kedudukan yang tinggi di mata Allah. Selain itu, bisa jadi mereka adalah orang yang menolong kita disaat kita tertimpa suatu musibah nantinya. Adapun pendapat tentang hukum menghina orang lain, diantaranya adalah:
- Rasulullah melarang kita untuk menghina orang Lain. Rasulullah pernah berwasiat kepada Abu Jurayy Jabir bin Sulaim untuk tidak menghina orang lain. Setelah itu, Abu Jurayy Jabir bin Sulaim tidak pernah menghina seorang pun sampai pada seorang budak dan seekor hewan.
- Ibnu Katsir berpendapat bahwa surat Al-Hujurat ayat 11 berisi tentang larangan melecehkan dan meremehkan orang lain. Hal itu disebabkan sifat melecehkan dan meremehkan termasuk dalam kategori sombong.
- Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan bahwa dalam surat Al-Hujurat ayat 11 terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata-kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesame muslim. Perbuatan ini terlarang dan hukumya haram.
- Imam At Thabari menjelaskan Allah menyebutkan secara umum larangan untuk mencela orang lain, sehingga larangan ini mencakup seluruh bentuk celaan. Tidak boleh seorang mukmin mencela mukmin yang lain karena kemiskinannya, karena perbuatan dosa yang telah dilakukannya, dan yang lainnya.
Maka, sudah jelas bahwa menghina atau melakukan pelecehan rasial hukumnya adalah haram dalam islam. Oleh karena itu, kita jangan sampai menghina orang lain mengingat dosa yang kita terima setelah kita melakukannya sangat besar.
Adapun hukuman yang akan Allah berikan kepada orang yang suka menghina, diantaranya:
- Allah mengharamkan surga baginya
- Allah akan memasukkan mereka ke dalam golongan orang-orang yang zalim
- Tidur dengan tikar dan selimut api neraka
- Mendapat kutukan Allah
- Mendapatkan balasan di dunia dan di akhirat
Itulah hukum menghina untuk Neymar mengalami pelecehan rasial. Semoga setelah ini tidak ada lagi berita Neymar mengalami pelecehan rasial.
