Pondasi Tauhid Seorang Muslim: Mengagungkan Allah

0
64
pondasi tauhid seorang muslim

Pondasi Tauhid Seorang Muslim – Sobat Cahaya Islam, setiap muslim wajib meletakkan tauhid sebagai dasar dalam hidupnya. Tauhid tidak hanya sekadar keyakinan bahwa Allah Maha Esa, namun juga mencakup bagaimana seorang hamba mengagungkan Allah dalam hati, lisan, dan perbuatannya. Inilah yang menjadi pondasi ketauhidan bagi setiap muslim.

Pondasi Tauhid Seorang Muslim: Jangan Remehkan Keagungan Allah

Siapa pun yang mengaku beriman, ia harus menunjukkan pengagungan kepada Allah dalam seluruh aspek kehidupan.

Allah ﷻ berfirman:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

“Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya…” (1)

Sobat Cahaya Islam, ayat di atas menyindir orang-orang yang meremehkan kekuasaan Allah. Mereka tidak merenungi keagungan-Nya. Padahal langit, bumi, dan seluruh alam tunduk kepada-Nya. Maka, seorang mukmin sejati harus menghadirkan rasa ta’dzim (pengagungan) kepada Allah setiap waktu.

Sayangnya, banyak umat muslim yang mengagungkan Allah hanya lewat mulutnya saja. Mereka mengucapkan takbir tapi tidak menunjukkan sikap yang mencerminkan pengagungan kepada-Nya.

Ketaatan Berawal dari Pengagungan kepada Allah

Pengagungan kepada Allah melahirkan ketaatan total. Orang yang mengagungkan Allah akan menjaga shalatnya, tidak menunda-nunda perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Ia merasa bahwa Allah selalu melihatnya. Rasa itu akan membentuk hati yang lembut dan jiwa yang tunduk.

Rasulullah ﷺ bersabda:

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.” (2)

Sobat Cahaya Islam, takwa itu tumbuh dari rasa ta’dzim. Siapapun yang mengagungkan Allah, ia tidak akan berani berbuat maksiat. Ia akan merasa malu ketika hendak berbuat dosa, karena ia menyadari keagungan dzat yang mengawasinya.

Adab dalam Mengagungkan Allah

Mengagungkan Allah juga tercermin dalam adab saat menyebut nama-Nya. Seorang mukmin tidak menyebut nama Allah dengan main-main. Ia menyebut “Allah” dengan hati yang khusyuk dan penuh rasa hormat. Bahkan dalam menulis pun, ia menjaga ejaan yang baik dan tidak asal-asalan.

Sobat Cahaya Islam, para salafush shalih mencontohkan adab luar biasa dalam mengagungkan Allah. Mereka menangis saat membaca Al-Qur’an karena sadar sedang berinteraksi dengan firman-Nya. Mereka bersujud lama dalam shalat karena ingin benar-benar merasakan kebesaran Allah. Bahkan, mereka juga tidak memutus tali ketaatan meskipun sedang sendiri, karena mereka tahu bahwa Allah Maha Melihat.

Mengagungkan Allah juga menuntut kita untuk tidak mengagungkan makhluk secara berlebihan. Kita boleh mencintai manusia, menghormati guru, dan menyayangi keluarga. Namun, kita tidak boleh mengangkat siapa pun ke derajat seperti Tuhan. Allah harus tetap menjadi yang paling kita takuti, paling kita harapkan, dan paling kita cintai.

Sobat Cahaya Islam, mari kita evaluasi diri. Apakah kita sudah benar-benar mengagungkan Allah? Ataukah kita masih menjadikan dunia sebagai pusat perhatian, sementara Allah hanya kita ingat saat susah saja? Yuk, kita perbarui iman kita. Hadirkan ta’dzim kepada Allah di setiap detik kehidupan. Jadikan pengagungan kepada Allah sebagai sumber kekuatan untuk bertahan di tengah dunia yang penuh godaan.


Referensi:

(1) Q.S. Az-Zumar: 67

(2) HR. Tirmidzi No. 1987

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY