Jokowi end Game, Wujud Ketidakpercayaan Umat

0
1120
Jokowi End Game

Jokowi end Game – Tagar Jokowi End Game kembali melambung tinggi di beberapa sosial media terutama twitter. Sampai saat ini, twitter masih menjadi aplikasi sosial media yang paling relevan untuk mengetahui beberapa kasus Indonesia yang lagi trending.

Sobat Cahaya Islam, tagar Jokowi End Game bukanlah satu – satunya tagar sebagai wujud aspirasi rakyat. Tagar lainnya yang ikut mewarnai di sosial media yakni seperti #The KingofLipService dan #JokowiMundur juga sempat viral. Hal ini tentunya menjadi catatan terburuk bagi sejarah kepemimpinan Indonesia.

Bagaimana Umat Merespon Tagar Jokowi End Game?

Jokowi End Game

Sobat Cahaya Islam, tagar Jokowi End Game yang mencuat ke publik seharusnya menjadi evaluasi penting bagi tingkat kenegaraan. Jika masyarakat menyuarakan aspirasi semacam itu, maka bisa jadi kebijakan selama ini memang nyatanya menyengsarakan rakyat.

Padahal, dalam Islam jelas bahwa terdapat keharusan bagi masyarakat untuk mencintai pemimpin. Jangankan menyindir, mengucapkan kata tidak baik saja adalah hal yang makruh untuk umat lakukan. Namun, nampaknya kondisi sekarang dengan kebijakan yang serba plin plan menjadikan umat mau tak mau harus turun tangan menyuarakan suara masing – masing.

Sebab, pos pengaduan layanan pemerintah nyatanya hanya sekedar menampung aspirasi tanpa aksi. Pemuda lah yang awalnya menunjukkan taring untuk menyampaikan tagar tersebut. Penyebab kemunduran dalam kepemimpinan ini tentu terjadi karena berbagai faktor baik itu internal maupun eksternal.

Mengapa Kemunduran Kepemimpinan tersebut Terjadi Pada Bangsa Indonesia?

Jokowi End Game

Sobat Cahaya Islam, kemunduran kepemimpinan tak boleh umat sempitkan terjadi hanya pada bangsa sendiri. Sebab, beberapa negara pun juga mengalami hal yang serupa namun dengan tingkatan kasus yang berbeda.

Idealnya, sebuah kepemimpinan dikatakan berhasil jika rakyatnya sejahtera dan mayoritas berkelakuan baik. Ukuran kesejahteraan tentu tak hanya diukur dengan porsentase saja, namun juga harus dikomparasikan dengan fakta yang ada. Sebab, rasio bisa saja mengalami manipulasi.

Sedangkan perilaku baik, hal ini juga sangat penting sebab mempengaruhi kemajuan bangsa. Masih ingatkah perkataan bahwa ,”bangsa yang besar dinilai dari pertumbuhan para pemudanya”. Jika mayoritas para pemuda teraruskan dalam jebakan degradasi moral, maka pertumbuhan generasi sudah bisa terbaca.

Alih – alih berorientasi pada perubahan ke arah yang lebih baik, malah mendekatkan pada aktivitas keburukan. Naudzubillah. Jika sudah banyak yang condong pada keburukan maka bangsa yang akan terbebani.

Maka dari itu, penting bagi generasi sekarang untuk lebih sering dalam memilah dan memilih teman agar tak salah langkah dan tujuan. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yakni :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Artinya : “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi kondisi perilaku pemuda yakni lingkungan sekitar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kondisi degradasi moral lebih marak terjadi akibat tawaran kebebasan dari tata kelola pemerintahan sekarang.

Sistem yang hanya menitikberatkan pada orientasi materi saja dan mengesampingkan dampak dari berbagai putusan kebijakan yang ada. Tak tanggung – tanggung, jutaan umat harus menjadi korban dari keserakahan oknum maupun pejabat yang haus akan materi.

Nah, Sobat Cahaya Islam demikianlah ulasan mengenai Jokowi End Game serta beberapa alasan mengenai kemunduran dalam manajemen kepemimpinan hari ini. Semoga ke depan, para generasi umat dapat menggantikan para pemimpin dan memerintah dengan adil. Aamiin.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY