Berita Islami – Perasaan seorang wanita begitu lembut. Banyak yang mengatakan bahwa wanita adalah makhluk yang lemah jika dibandingkan dengan laki-laki namun pada kenyataannya wanita adalah makhluk yang begitu kuat. Bagaimana tidak, seorang wanita mampu mengandung, melahirkan, mengurus keluarga, bekerja dan banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dalam satu waktu. Baru-baru ini Viral Seorang Istri Mengantar Suami Menikah Lagi. bagaiman tanggapan islam mengenai hal ini?
Wanita Kuat
Kelemahan wanita memang banyak namun kelebihan yang dimiliki juga tidak kalah banyak. Seperti yang sedang viral baru-baru ini. Ada seorang wanita yang begitu kuat dan tegar mengantarkan suaminya untuk menikah lagi. Viral seorang istri mengantar suami menikah ini memang sangat mengehebohkan. Pasalnya tidak banyak wanita yang mampu menerima suaminya menikah lagi apalagi hingga rela mengantarkan dan bahkan menyiapkan segala hal untuk pernikahan suaminya.
Pimpinan pondok pesantren
Diketahui wanita yang mengantar suaminya menikah lagi bernama Emas Putri Yanti dan suaminya adalah seorang pimpinan Pondok Pesantren Cijeungjing yakni Abah Cijeungjing dari Ciamis. Abah tersebut memiliki nama asli Hapi Muhammad Kafi Firdaus yang merupakan putra bungsu dari Kh Aceng Masduki yang terkenal dengan shalawat wabarik.
Viral Seorang Istri Mengantar Suami Menikah Menimbulkan Banyak Pertanyaan
Banyak dari netizen yang bertanya-tanya bagaimana bisa seorang wanita rela mengantarkan suaminya untuk menikah lagi dan bahkan terlihat begitu ikhlas. Pertanyaan tersebut memang sangat wajar muncul karena tidak semua wanita rela jika suaminya menikah dengan wanita lain. Namun ternyata adalah alasan yang sangat kuat mengapa wanita tersebut begitu ikhlas untuk mengantarkan suaminya menikah lagi.
Ternyata memang sang wanita yang mencarikan calon untuk suaminya, menyiapkan pernikahan dan berbagai macam hal lainnya. Wanita yang akan menjadi istri kedua dari abah juga seorang janda beranak dua. Pernikahan tersebut bukan berlandaskan akan nafsu namun karena ada banyak pertimbangan mulai dari untuk membantu mengurus perusahaan, membantu mengurus pesantren, dan untuk membangun keluarga yang baik tentunya.
Wanita dengan iman yang kuat akan rela dipoligami dan lelaki dengan iman yang kuat tidak akan mudah untuk melakukan poligami.
Sobat cahaya Islam, poligami dalam Islam tidak dilarang. Bahkan ada sbuah ayat yang mengizinkan seorang lelaki menikahi lebih dari satu wanita. Berikut adalah firman Allah tentang poligami:
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
“dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilama kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” [1]
Dari ayat di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa lelaki boleh menikah bahkan hingga 4 wanita. Namun akan lebih baik untuk menikahi 1 saja apabila dikhawatirkan tidak dapat berlaku adil. Bagi orang yang beriman tentu saja tidak perlu menetang apa yang menjadi keputusan keluarga yang tengah viral tersebut. Pada kenyataannya wanita tersebut begitu ikhlas mengantarkan suaminya menikah lagi.
Banyak juga keluarga dengan beberapa istri yang tetap hidup rukun. Hal ini karena dalam keluarga tersebut terdapat prinsip yang kuat dan kepala keluarga yang bijaksana dan adil. Sesuatu yang Allah perbolehkan adalah karena itu merupakan suatu yang baik. Mungkin bagi orang awam, poligami adalah hal yang tidak baik namun bagi mereka yang benar-benar beriman kepada Allah akan mengetahui banyak rahasia dari poligami. Poligami bukanlah hal yang mudah sehingga tidak bisa sembarangan menjalankan sunnah tersebut. Semoga informasi ini bermanfaat untuk sobat cahaya Islam semua.
Catatan Kaki:
[1] Q.S. An-Nisa (4) ayat 3
