Sabar dan Mengalah: Bukti Kedewasaan Diri

0
351
Sabar dan Mengalah

Sabar dan Mengalah – Hidup ini penuh dengan ujian. Selain itu, tiap manusia juga punya ego masing-masing. Selain sabar, kewajiban seorang muslim adalah saling mengalah. Meski tidak mudah, kesabaran dan saling mengalah bisa kita biasakan. Jika seseorang sudah bisa mengendalikan kesabarannya dan rela untuk mengalah, hal itu menunjukkan kedewasaan dirinya.

Sabar dan Mengalah Mengantarkan ke Surga

Kita semua tahu bahwa tidak mudah untuk bersabar. Namun, pahalanya sangat besar. Bahkan, seorang ulama Bernama Al Auza’i berkata bahwa pahala sabar tidak bisa ditakar atau ditimbang. Maka, kesimpulannya adalah bahwa balasan bagi orang yang bersabar tak lain adalah surga. Hal ini senada dengan sabda Nabi sebagai berikut:

إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ

“Jika kamu mau bersabar, bagimu surga.” (1)

Tentu saja, surga adalah puncak dari balasan Allah terhadap amal perbuatan kita selama di dunia. Di surga, kita akan mendapatkan apa saja yang kita mau.

Mengalah Meski Benar

Salah satu perkara yang paling berat untuk dilakukan adalah menurunkan ego. Bahkan, banyak orang yang mengedepankan egonya sendiri meski ia sadar bahwa ia salah. Apalagi jika ia benar, maka akan lebih sulit lagi untuk mengalah. Padahal, Allah telah menyiapkan rumah di surga bagi siapapun yang mau mengalah. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

أنا زعيمٌ ببَيْتٍ في ربَضِ الجنَّةِ لِمَن ترَك المِراءَ وإنْ كان مُحِقًّا

“Aku menjamin sebuah rumah di tepi surga bagi orang yang mengalah meski ia benar.” (2)

Pasalnya, perdebatan yang tidak penting hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga. Sementara itu, mengalah dapat mencegah kebencian. Untuk itu, kita harus selalu mempraktekkan dan melatihnya dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Sabar & Mengalah

Belajar dari Nabi Adam, beliau mengalah dari egonya dan tunduk patuh pada perintah Allah untuk turun ke bumi. Begitu juga dengan Nabi Muhammad, beliau rela hijrah ke Madinah karena Masyarakat Mekah belum dapat menerima dakwahnya saat itu.

Penting untuk kita ingat bahwa mengalah bukan berarti kalah. Justru, mengalah adalah ciri manusia yang punya prinsip. Pasalnya, manusia yang hebat butuh ketenangan jiwa untuk berpikir demi mencapai kesuksesan.

Ibaratnya, mengalah adalah seperti menarik busur anak panah ke belakang sebelum melesatkannya jauh ke depan. Oleh karena itu, jangan malu untuk mengalah, jika memang itu pilihan terbaik. Lebih dari itu, mengalah bukanlah aib. Tetapi, itu adalah sikap kebijaksanaan.

Dan kebijaksanaan inilah yang mendandakan kedewasaan serta kematangan dalam berpikir. Maka, Allah telah menyiapkan kemenangan bagi mereka yang rela mengalah. Tentu saja, butuh kesabaran Tingkat tinggi untuk bisa melakukannya. Yang terpenting, mengalah dapat menyuburkan hati sehingga timbul bibit-bibit kebaikan dalam diri kita.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 5652

(2) Riyad as-Shalihin 629

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY