Motivasi Islam – sobat pembaca cahayaislam percaya atau tidak kalau kami bilang setiap orang di dunia ini terlahir dan hidup di dunia ini atas takdir Allah untuk menjadi seorang pemimpin? – Mungkin dalam kehidupan sehari-hari yang kita lalui, defini pemimpin adalah dia yang mengerahkan dan mengatur beberapa orang. Namun beda dengan Rasulullah SAW yang mendefinisikan seorang pemimpin yang tidak harus mengepalai sekumpulan orang.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، عَنْ مَالِكٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالَعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Diceritakan dari Ibnu Umar yang mendengar bahwa Rasulullah SAW pernah berkata bahwa: setiap orang merupakan pemimpin yang akan dimintai pertanggung-jawaban atas jalannya kepemimpinannya. Seorang pemimpin negara akan ditanyai tanggung-jawabnya pada rakyatnya. Seorang suami akan ditanyai tentang keluarga yang dikepalainya. Seorang istri pula akan ditanyai perihal tugas dan kewajibannya dalam mengurus rumah tangga. Bahkan seorang pekerja/budak/pembantu, dia akan ditanyai perihal barang-barang yang dipelihara olehnya dari majikannya.
Mutiara Hikmah kepemimpinan dan Etika memimpin yakni tanggung jawab
Dalam hadits diatas kita sebenarnya diajari untuk memahami dengan sebenar-benarnya bahwasanya setiap diri yang hidup di muka bumi ini memiliki tanggung-jawab. Sekurang-kurangnya adalah tanggung jawab pada amal perbuatan dan keburukan yang dilakukannya selama hidup di dunia.
Dalam hadits tersebut ditekankan betapa segala sesuatu itu penting untuk dipertanggung-jawabkan. Dan yang pasti adalah kunci utama seorang pemimpin yang baik adalah sikap tanggung-jawab yang solid.
Namun, pemaknaan tanggung-jawab disini bukanlah hanya sekedar terhenti pada suatu pekerjaan dalam melakukan tugas hingga paripurna lalu kemudian selesai. Melainkan lebih kepada tanggung jawab untuk merawat dan mengayomi pada apa dan siapa yang dipimpin.
Menurut penjelasan para alim ulama. Kata Ra’i (رَاعٍ) dalam hadits abu Dawud 2928 diatas dimaknai sebagai shepherd atau penggembala. Dan penggembala tidak hanya melakukan tugasnya dalam menggembalakan ternak. Dia tidak hanya menggiring ternak ke padang rumput untuk makan kemudian tidur dibalik rindang pohon hingga setelah usai, dia akan menggiring kembali ternak tersebut kembali ke kandang saja.
Seorang penggembala harus jeli dan bisa mengawasi ternaknya. Jangan sampai ada ternak yang menyendiri hingga akhirnya dimangsa oleh predator. Penggembala juga harus merawat ternak-ternak tersebut dari memberikan nutrisi yang layak dan tugas menumpuk yang lain seperti membersihkan kandang, mengkondisikan tempat bernaung mereka, memberi minum dan makanan, mamandikan dan masih banyak lagi. Pada intinya adalah membuat ternak-ternak tersebut merasa sejahtera dan aman.
Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab bukanlah hal yang mudah
Tentu penggambaran “ternak dan penggembala” tersebut hanyalah majas atau tamsil sahaja. Namun pada kenyataannya menjadi pemimpin yang bertanggung-jawab adalah suatu hal yang sulit. Seorang pemimpin yang bisa memenuhi kriteria pemimpin yang baik adalah dia yang menomor satukan kesejahteraan mereka yang dipimpinnya daripada kesejahteraan diri sendiri. Semacam mengedepankan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
Singkatnya adalah wujud hakikat dari tanggung jawab adalah kesejahteraan yang merata. Bila seorang pemimpin negara hanya sekedar asal memerintah saja tanpa adanya i’tikad untuk menyejahterakan rakyatnya, maka pemimpin itu masih belum bisa dimasukkan dalam kriteria pemimpin yang bertanggung jawab. Semoga bermanfaat dan menginspirasi ya!
