Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Luncurkan Buku Islamic Green School

0
112
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, sebagai organisasi Islam yang berdiri lebih dari satu abad mempunyai tanggung jawab moral. Tugasnya untuk menghadirkan solusi nyata melalui pendidikan yang inovatif serta berkelanjutan.

Kedua organisasi ini menciptakan Islamic Green School. Program tersebut diharapkan menjadi wujud konkret dari komitmen kedua organisasi dan menjadi gerakan nasional.

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Luncurkan Buku

Jelang Tanwir I ‘Aisyiyah, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah meluncurkan Buku bertemakan Islamic Green School. Buku ini merupakan Pedoman Praktis Sekolah Ramah Lingkungan.

Buku ini diawali dengan niat yang kuat oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah. Di mana mereka membuat model Islamic Green School dengan ‘Aisyiyah Boarding School Bandung yang diluaskan menjadi gerakan nasional.

1. Menyusun Buku dengan Pakar-pakar Pendidikan

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah menyusun buku panduan Islamic Green School dengan pakar-pakar pendidikan dari Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Barat. Penyusunan buku panduan tersebut didukung penuh oleh Majelis PAUD Dasmen PP ‘Aisyiyah dan LLHPB PP ‘Aisyiyah.

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Masyitoh Chusnan, turut menyampaikan buku ini sebagai langkah strategis di tengah era globalisasi yang berdampak pada lingkungan hidup.

2. Ujung Tombak dari Dakwah Lingkungan

Prof Masyitoh sendiri menekankan bahwa ibu-ibu ‘Aisyiyah merupakan ujung tombak dari dakwah lingkungan. Beliau berharap buku tersebut bisa menjadi panduan guru dalam mengenalkan lingkungan sesuai dengan usia anak didik. Jadi, akan lebih tepat sasaran.

Dirinya juga mengungkapkan PP Aisyiyah terus mendorong penerbitan karya intelektual lainnya. Buku tersebut kelak bisa menjadi aset intelektual yang tidak akan pernah punah.

Sementara itu, Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq menyampaikan peran sekolah saat ini sangat penting dalam menjaga lingkungan. Buku tersebut akan menjadi kontribusi signifikan untuk membangun kesadaran ekologis di sekolah sebagai rumah kedua bagi anak-anak.

Anak-anak memang perlu mengenal persoalan kehidupan yang mengancam eksistensi. Hal ini dilakukan agar mempunyai kesadaran yang berkelanjutan.

Selain itu, juga mampu menempatkan diri sebagai khalifah yang memakmurkan serta melestarikan sumber daya alam.

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah

3. Perubahan Iklim menjadi Ancaman Nyata

Fajar juga mengingatkan bahwa perubahan iklim menjadi ancaman nyata. Misalnya saja, seperti banjir di Abu Dhabi dan cuaca ekstrem yang mengganggu pelaksanaan ibadah haji.

Anak-anak harus bisa dikenalkan efek negatif pemanasan global. Hal ini agar mereka memahami dan mengambil peran dalam mitigasi serta adaptasi.

Hening Parlan, selaku Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah, telah menggarisbawahi Islamic Green School tidak hanya berhenti di buku saja. Namun, juga harus bisa diwujudkan melalui aksi nyata (Islamic Green Action).

Sobat Cahaya Islami perlu inovasi yang dimulai dari obrolan kecil sampai menjadi gerakan besar. Pola asuh, gaya hidup hijau, serta keterlibatan masyarakat sekitar di sekolah juga merupakan kunci keberhasilan Islamic Green School.

4. Integrasi Nilai-nilai Keislaman dengan Praktik Keberlanjutan

Peluncuran Islamic Green School secara bersamaan dengan Tanwir I ‘Aisyiyah diharapkan menjadi tonggak penting. Terutama, dalam upaya Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah untuk mendorong integrasi nilai-nilai keislaman dengan praktik keberlanjutan.

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Lembaga Lingkungan Hidup Eco Bhinneka Muhammadiyah, dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP ’Aisyiyah. Selain itu, ada Majelis PAUD Dasmen PP ’Aisyiyah, dan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Jawa Barat, yang dirancang untuk memperkenalkan peluncuran buku.

Peluncuran buku dilaksanakan di Aula Lantai 6 Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah dan dihadiri sekitar 82 orang peserta. Peserta tersebut berasal dari Majelis, Lembaga, Ikatan Guru ABA (IGABA) dan Ikatan Guru ‘Aisyiyah se Indonesia (IGASI).

Sementara itu, 409 orang peserta lainnya berasal dari PWA se-Indonesia yang bergabung secara daring melalui ZOOM, termasuk Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY