Delegasi Muhammadiyah melakukan muhibah ke beberapa perusahaan teknologi tinggi di Shenzhen, China. Misalnya saja seperti Hytera dan BYD dan juga mengunjungi Ruang Pameran Reformasi dan Keterbukaan (Exhibition Hall of Reform and Open Up).
Hal ini dilakukan untuk bisa memperdalam pemahaman tentang inovasi teknologi Shenzhen. Bahkan, belajar dari pengalaman dalam melakukan reformasi dan keterbukaan.
Delegasi Muhammadiyah Melakukan Muhibah di China
Syamsul Anwar selaku Pimpinan Pusat Muhammadiyah, organisasi keagamaan Islam non pemerintah di Indonesia, dalam kunjungannya ke kantor pusat BYD Company di Shenzhen mengatakan bahwa baru pertama kali mengendarai mobil listrik seperti ini. Dirinya sangat terkesan dengan kecanggihan teknologi perusahaan Shenzhen dan China (keseluruhan).
Pimpinan Muhammadiyah tersebut juga mengamati model unggulan perusahaan itu, Yuanwang U8. Di mana sudah mendemonstrasikan parkir otomatis, sistem U-turn, serta akselerasi 0 hingga 100 kilometer/jam dalam 3,6 detik. Bahkan, turut memuji kendaraan-kendaraan listrik China.
1. Memasuki Pasar Indonesia
Delegasi Muhammadiyah melakukan muhibah tersebut juga berhasil mengunjungi BYD untuk mempelajari proses pengembangan perusahaan itu dan berbagai inovasi teknologi. Bahkan, turut berkesempatan melakukan uji berkendara (test drive) dengan Yuanwang U8.
BYD sendiri secara resmi sudah berhasil memasuki pasar Indonesia untuk kendaraan penumpang energi baru pada Januari tahun ini. Bahkan, baru-baru ini turut menggelar upacara pengiriman untuk batch pertama sekitar 1.000 unit kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV).
2.Kemampuan Teknologi Tinggi
Syamsul Anwar juga mengungkapkan bahwa China saat ini telah menjadi sebuah negara kuat dengan kemampuan teknologi tinggi dan kapasitas investasi. China untuk Indonesia sendiri sudah memperkuat kerja sama dan saling menguntungkan di bidang yang disebutkan di atas.
Hal ini tentunya untuk bisa mencapai pembangunan dan kesejahteraan bersama. Dalam kunjungannya ke Hytera, Delegasi Muhammadiyah melakukan muhibah selalu mencermati secara rinci berbagai produk dan teknologi perusahaan tersebut.
Bahkan, tidak berhenti untuk mengamati berbagai benda yang dipamerkan. Misalnya saja seperti stasiun pangkalan yang ditingkatkan, terminal di dalam kendaraan (in-vehicle). Selain itu itu, ada alat perekam penegakan hukum, serta menanyakan tentang parameter terkait dan skenario penerapan produk-produk tersebut.
Hytera sendiri mendirikan sebuah anak perusahaan di Indonesia pada 2018. Di mana memberikan dukungan kepada para mitra dan pelanggan di berbagai industri. Misalnya saja seperti keselamatan publik, minyak dan gas, pertambangan, penerbangan sipil, transportasi kereta, serta perdagangan.
Perusahaan itu juga menjadi mitra utama layanan komunikasi keamanan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of Twenty/G20) di Indonesia tahun 2022.
3. Tempat Perhentian Kedua
Kunjungan ke Shenzhen ini menjadi tempat perhentian kedua dalam delegasi Muhammadiyah ke negara China. Pesatnya perkembangan kota inovatif ini tentu melalui reformasi dan keterbukaan yang telah meninggalkan kesan mendalam bagi para delegasi.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara, Zainuddin Nuddin Pempeng juga mengaku takjub atas pencapaian perekonomian Shenzhen hanya dalam kurun waktu 40 tahun. Bahkan, yakin Indonesia dan Sobat Cahaya Islami bisa belajar dari Shenzhen.
Sementara itu, Erwin Prasetyo, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere Nusa Tenggara Timur, juga menyatakan bahwa kunjungan ke Shenzhen tersebut telah mengubah persepsinya terhadap China.
Dirinya menyadari bahwa China memang merupakan negara terbuka. Bahkan,Delegasi Muhammadiyah melakukan muhibah mengungkapkan pencapaian yang diraih Shenzhen dalam 40 tahun terakhir adalah buktinya.