Aisyiyah siapkan kader perempuan – Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah siapkan kader perempuan melalui program Madrasah Politik Perempuan. Kegiatan ini berlangsung secara daring dan diikuti oleh 92 peserta dari berbagai daerah Indonesia. Kader-kader potensial nantinya akan membawa mereka berperan aktif di lembaga-lembaga strategis.
Fakta Penting Aisyiyah Siapkan Kader Perempuan
‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Muhammadiyah yang berdiri sejak 1917 dan berperan penting dalam pendidikan, kesehatan, serta pemberdayaan perempuan. Organisasi ini memiliki konsisten mendorong keterlibatan perempuan dalam ranah publik tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.
Melalui berbagai program, ‘Aisyiyah aktif membangun sekolah, rumah sakit, serta pusat pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia. Di bidang politik, Aisyiyah siapkan kader perempuan untuk berkontribusi di lembaga strategis.
Pergerakan ini membuktikan bahwa ‘Aisyiyah tidak hanya menjadi pelengkap, melainkan motor penggerak dalam pembangunan bangsa yang berorientasi pada kemaslahatan umat.
Program Aisyiyah siapkan kader perempuan merupakan bagian dari Program INKLUSI ‘Aisyiyah yang fokus mendorong peran kader perempuan. Tujuannya adalah menyiapkan kader potensial agar dapat berkiprah di lembaga strategis. Lembaga yang dituju mencakup KPU, Bawaslu, KPI, hingga Komnas Perempuan.
Berikut ini tujuan pokok dari program Inklusi Aisyiyah yang sarat potensi:
1. Landasan Teologis Peran Perempuan
Sekretaris Umum PP ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah, menyampaikan bahwa keterlibatan perempuan di ruang publik memiliki dasar teologis yang kuat. Ia menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama memegang amanah kekhalifahan. Menurutnya, amanah tersebut salah satunya diwujudkan melalui pengabdian di lembaga publik.
Tri Hastuti juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sudah memiliki pandangan jelas tentang politik. Kedua organisasi berposisi sebagai gerakan dakwah non-partisan. Namun, keduanya tetap mendorong kader untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan nasional.
2. Strategi Penguatan Kader
Ketua LPPA PP ‘Aisyiyah, Siti Syamsiyatun, menyebut madrasah politik sebagai sarana strategis peningkatan kapasitas kader. Ia menilai kegiatan Aisyiyah siapkan kader perempuan bertujuan untuk merumuskan strategi dan menjaring kader yang tertarik pada jabatan publik.
Syamsiyatun menilai bahwa sebagian besar kader sebenarnya memiliki kemampuan baik. Namun, tantangan yang muncul adalah kurangnya rasa percaya diri. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa para narasumber hadir untuk memberi pencerahan dan strategi praktis.
Melalui dukungan tersebut, kader diharapkan mampu berkompetisi secara serius, bukan hanya menjadi pelengkap.


3. Melampaui Kuota Keterwakilan
Tri Hastuti mengapresiasi inisiatif LPPA dalam menyiapkan kader melalui langkah proaktif. Ia menilai bahwa kegiatan ini adalah investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia. Hal itu bukan sekadar upaya memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan di politik.
Ia menekankan bahwa tidak tepat jika partai baru mencari calon perempuan ketika kuota belum terpenuhi. Menurutnya, partai harus berinvestasi sejak awal untuk menumbuhkan kader kompeten. Ia mengingatkan bahwa seseorang tidak dapat tiba-tiba menjadi tokoh tanpa melalui proses panjang.
Harapan terhadap Kader Perempuan
Tri Hastuti berharap kader ‘Aisyiyah yang berkiprah di lembaga publik mampu menjaga nilai luhur organisasi. Ia menekankan pentingnya integritas, kejujuran, serta kesungguhan dalam bekerja. Selain itu, ia mengingatkan agar kader terus membawa marwah organisasi dan memberikan warna positif di ruang publik.
Kontribusi perempuan ‘Aisyiyah dapat memperkuat pembangunan bangsa secara berkelanjutan. Tidak heran jika program Aisyiyah siapkan kader perempuan untuk menduduki sejumlah jabatan publik menjadi tonggak sejarah penguatan peran perempuan yang berkelanjutan.































