Putusnya Teknologi Jembatan Lumajang, Pentingnya Memahami Takdir tuk Tingkatkan Ketaqwaan

0
947
teknologi jembatan Lumajang

Teknologi Jembatan Lumajang – Beberapa hari ini, pemberitaan mengenai bencana mulai beredar termasuk salah satunya terkait berita putusnya teknologi jembatan Lumajang. Jembatan tersebut merupakan salah satu akses yang sering digunakan antar warga desa untuk bepergian.

Sobat Cahaya Islam, berdasarkan video yang viral, putusnya teknologi jembatan Lumajang lantaran luapan banjir yang sangat berbahaya dan rawan. Bahkan dari beberapa video yang tersebar, ada banyak sebagian rakyat yang harus berlarian agar tidak terkena luapan banjir lahar tersebut.

Bagaimana Seharusnya Sikap Generasi pada Putusnya Teknologi Jembatan Lumajang?

Meski teknologi jembatan Lumajang sudah diperbarui oleh pemerintahan setempat secara berkala, namun tentu saja hal tersebut tidak terlepas dari takdir.

Di dalam Islam, musibah adalah salah satu serangkaian fenomena yang ada dalam perkara takdir. Sama halnya dengan bahagia.

Hal tersebut merupakan bagian dari takdir. Konsep bahagia sendiri lebih disukai dibanding musibah. Bahkan mendapat kebahagiaan senantiasa diupayakan untuk selalu hadir di setiap aktivitas hamba.

Adapun musibah, sama halnya dengan bahagia, kehadirannya juga merupakan bagian dari takdir. Hanya saja, sedikit generasi yang mampu bersabar atas kehadiran musibah. Alih – alih berupaya untuk melakukan perbaikan, malah yang ada menggerutu dan menggugat takdir yang Allah Ta’ala tentukan.

Bencana lahar dingin yang menimpa warga di sekitar lereng gunung Semeru tentu merupakan hal yang cukup membuat bersedih. Sebab kondisi tersebut sudah terjadi pada beberapa bulan silam. Hanya saja, itu semua harus diterima umat sebagai takdir yang Allah putuskan untuk menguji hambaNya.

Cara Beriman pada Takdir

Untuk meningkatkan ketaqwaan diri, salah satu hal yang perlu dilakukan yakni dengan mengimani takdir. Tentu beriman tidak hanya dibuktikan dari lisan saja, namun juga dari perbuatan dan hati yang terpaut pada Allah Ta’ala. Adapun aktivitas yang harus konsisten dijalankan yakni sebagai berikut :

1.    Meyakini Takdir adalah Ketentuan Allah Ta’ala

Hal pertama yang perlu dilakukan yakni dengan meyakini takdir merupakan ketentuan dari Allah. Generasi harus memiliki pemahaman mendasar bahwa seluruh yang terjadi dalam kehidupan adalah takdir.

teknologi jembatan Lumajang

Hanya saja, manusia sebagai makhluk biasa tak memiliki kemampuan untuk melihat atau bahkan memprediksi takdir sebagaimana sang pembuat. Oleh karena itu, mereka mengerahkan segala upaya untuk menjemput takdir yang baik. Serta peran generasi untuk bisa selalu menjalankan kebaikan dimanapun berada sebagaimana firman Allah Ta’ala yakni di surat Al Kahfi ayat 28 yakni :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا

Artinya : Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.

2.    Istiqomah untuk Taat

Hal selanjutnya yang bisa dilakukan yakni senantiasa istiqomah dalam menjalankan ketaatan. Tentu saja generasi akan menghadapi beragam ujian. semakin dekat dengan ketaatan, maka semakin beragam pula ujian yang Allah Ta’ala berikan. Di fase inilah, sebagian generasi akan mengalami fase pengguguran.

teknologi jembatan Lumajang

Idealnya, mereka perlu mengokohkan keimanan dalam diri. Namun beberapa fakta yang terjadi bisa juga sebagian mengalami futur dan akhirnya merasa tidak perlu menjalankan ibadah atau bahkan berdo’a padaNya. Naudzubillah.

Oleh sebab itu, generasi harus senantiasa meningkatkan keistiqomahan dalam berbagai aktivitas dan peningkatan ilmu. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala yakni dalam surat Al Mujadilah ayat 11 yakni :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan yang berkaitan dengan teknologi jembatan Lumajang dan cara mengimani takdir sebagai ketentuan Allah Ta’ala. Semoga bermanfaat.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY