Ceramah Agama – Sobat cahaya islam, Seorang manusia yang beriman memiliki suatu senjata yang sangat ampuh. Senjata ampuh yang dimaskud bukanlah pistol atau sejenisnya. Akan tetapi, senjata ampuh bagi orang yang beriman pada Allah SWT adalah doa. Mengapa Doa Sebagai Senjata Orang yang Beriman Pada Allah SWT ? ingin tahu, simak ulasan berikut ini!
Doa Sebagai Senjata Orang yang Beriman Pada Allah SWT
Iman merupakan hal yang penting bagi seorang muslim. Dalam berbagai ceramah agama islam, kata iman memiliki pengertian sebagai suatu keyakinan dalam hati yang diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dalam tindakan. Seorang muslim yang beriman pada Allah SWT sebisa mungkin akan selalu menjalankan segala perintahnya. Semua itu menjadi sebuah bukti bahwa orang tersebut beriman pada Allah SWT.
Doa merupakan sebuah kata yang teramat singkat. Kata ini hanya terdiri atas 3 huruf saja. Akan tetapi, walaupun sangat pendek kata tersebut memiliki arti yang sangat dalam. Menurut ceramah agama, kata doa memiliki pengertian sebagai suatu permohonan yang dipanjatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam syariat agama islam, berdoa termasuk kegiatan yang teramat penting. Oleh sebab itulah, maka berdoa menjadi sebuah tindakan yang harus dilakukan.
Dalil yang menganjurkan berdoa menurut agama islam
Memanjatkan doa kepada Allah SWT meruapakan sebuah hal yang sering dilakukan oleh umat islam. Dalam ceramah agama, tindakan memang termasuk dalam amalan yang baik. Sebagai seorang hamba yang beriman kepada Allah SWT sudah sepantasnya untuk selalu memanjatkan doa.
Sobat cahaya islami, menyampaikan hajat kepada Allah SWT sebagai penguasa alam raya termasuk tindakan yang bagus. Dikatakan sebagai tindakan yang bagus lantaran perilaku ini dalam syariat agama islam memang sangat dianjurkan. Seorang muslim yang dalam setiap waktu memanjatkan doa kepada Allah SWT akan memperoleh pahala. Oleh sebab itulah, maka sudah sepantasnya seorang muslim menjadikan doa sebagai senjata.
Berdasarkan ceramah agama islam, terdapat banyak dalil yang menganjurkan kaum muslimin untuk selalu memanjatkan doa. Anjuran memanjatkan doa memang tergolong bagian penting dalam ajaran agama islam. Dalam Al Qur’an surat Al Ghafir ayat 60 Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. [1]
Menurut ayat di atas, berdoa memiliki hukum wajib. Hal ini dapat diketahui dari penjelasan bahwa Allah SWT menganggap orang yang tidak berdoa itu sombong. Untuk itulah, maka agar tidak anggap sombong sebagai seorang hamba wajib untuk berdoa. Dalam berbagai ceramah agama pun, aktifitas berdoa adalah perbuatan terpuji dan sangat disukai oleh allah swt.
Doa menjadi senjata ampuh bagi orang – orang yang beriman
Menurut ceramah agama islam, doa adalah sebuah permintaan hajat seorang manusia terhadap Allah SWT. Pengertian doa ini menandakan bahwa tindakan yang dianjurkan dalam agama islam tersebut tergolong sebagai aspek yang penting. Dalam setiap harinya seorang muslim dianjurkan untuk memanjatkan permohonan pada Allah SWT.
Seorang manusia yang selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT menandakan bahwa keimanannya begitu kuat. Seorang yang sangat yakin dengan adanya Allah SWT pasti tidak henti – hentinya untuk berdoa. Orang tersebut memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa – doanya.
Sobat cahaya islami, dalam berbagai ceramah agama islam memang sering kita dengar bahwa doa menjadi senjata orang beriman bukan? Pernyataan ini memang tidaklah salah. Seorang yang beriman kepada allah swt pasti akan menjadikan doa sebagai solusi dari semua masalah dalam kehidupan. Semua itu dapat terjadi karena dalam hati orang beriman terdapat keyakinan kuat bahwa doa yang ia panjatkan akan didengar. Keyakinan tersebut yang membuat orang beriman akan selalu menmanjatkan doa untuk ,menyelesaikan segala masalah.
Catatan Kaki:
[1] Q.S. Al-Ghafir (40) ayta 60
