New Normal Apa Maksudnya – Pandemi corona masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Sebelumnya telah dilakukan beberapa cara penanganan seperti PSBB, Physical dan social distancing, dan pembatasan social. Namun kenyataanya hingga saat ini kurva masyarakat yang terpapar virus corona terus meningkat dan bahkan mencapai 1000an dalam satu hari.
Lantas pemerintah akan segera membuka banyak facilitas umum dengan sebutan new normal. Banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu new normal. Mungkin anda juga masih bertanya-tanya New Normal Apa Maksudnya?
New Normal Apa Maksudnya?
New normal adalah sebuah skenario yang diterapkan oleh pemerintah untuk mempercepat penanganan Covid-19 yang mencangkup aspek ekonomi, kesehatan, dan sosial. Pemerintah akan menerapkan new normal secara bertahap dengan mempertimbangkan protokol kesehatan.
Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan grafik yang melandai. Penerapan new normal saat kurva masih tinggi membuat pemerintah menuai banyak kritikan. Negara-negara yang hendak menerapkan new normal harus memenuhi persyaratan dari WHO.
Indikator Penerapan New Normal
Berikut adalah indikator dari WHO sebagai syarat penerapan new normal:
- Pemerintah bisa mengendalikan penyebaran virus corona.
- Sudah memiliki rumah sakit atau sarana kesehatan yang bisa mengidentifikasi, menguji, mengisolasi, melacak kontak, dan melakukan karantina pasien covid-19.
- Tingkat resiko penularan virus sudah terkendali di wilayah yang mempunyai kerentanan tinggi.
- Penerapan protokol kesehatan di tempat kerja seperti, mencuci tangan, jaga jarak, dan etika saat batuk.
- Meminta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam transisi new normal.
Bagi negara yang akan menerapkan new normal harus memenuhi indikator atau syarat dari WHO. Indonesia saat ini kasus yang positif Covid-19 terus bertambah. Banyak masyarakat yang melanggar PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Hal tersebut membuat penyebaran virus menjadi sulit dikendalikan. Semakin banyak orang-orang yang tertular virus corona.
Banyak rumah sakit atau fasilitas kesehatan di Indonesia yang belum memenuhi syarat sesuai kriteria WHO. Ditambah pemerintah belum melaksanakan uji tes massal kepada seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga tingkat resiko penularan di daerah-daerah masih sangat tinggi. Beberapa alasan itulah yang membuat pemerintah Indonesia seharusnya tidak menerapkan new normal.
Negara-negara yang terlebih dahulu menerapkan karantina dan lock down secara ketat seperti di Eropa mungkin saja sudah bisa menerapkan new normal. Sebab negara mereka sukses menekan penyebaran covid-19. Fasilitas kesehatan di sana pun sudah mampu untuk mengidentifikasi, menguji, dll.
Sangat berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, pemerintah justru siap kembali membuka tempat bisnis seperti pasar, mall, di saat kasus Covid-19 di Indonesia sedang merangkak naik. Pemerintah sepertinya sengaja untuk melakukan herd immuniti, yaitu kekebalan kelompok. Orang yang imunitas tubuhnya bagus akan sembuh, tetapi yang tidak memiliki imun kuat akan mati.
Menyikapi new normal yang akan diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan memeperhatikan kurva Covid-19 yang belum melandai, Sobat Cahaya Islam harus menjaga imunitas tubuh.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, yang adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al Maidah ayat 90-91)
Itulah seharusnya sikap seorang muslim dalam menyikapi akan diberlakukannya new normal atau kebiasaan baru. Sekarang Sobat Cahaya Islam sudah tahu new normal apa maksudnya. Semoga dengan melihat penjelasan di atas kita umat Islam agar lebih berhati-hati dan tetap menjaga kesehatan tubuh.