Kitab Zabur diturunkan kepada – Dalam islam, ada kitab suci yang bertujuan untuk membawa kebaikan di muka bumi. Salah satu di antara kitab suci dalam agama islam ada kitab Zabur. Namun tak banyak yang tahu kitab Zabur diturunkan kepada nabi apa?
Sobat Cahaya Islam perlu memahami hal itu, karena termasuk upaya beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. Tak sempurna iman seorang muslim kalau ia tidak mengimani kitab-kitab yang Allah turunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Hal ini juga berlaku bagi kitab Zabur yang turun sebelum Al Quran.
Jawaban Kitab Zabur Diturunkan Kepada Nabi?
Perlu dipahami bahwa kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS setelah berhasil membunuh Jalut. Adapun Jalut sendiri adalah seorang pria sombong dan tidak beriman kepada Allah SWT. Setelah membunuh Jalut, Nabi Daud AS pun menjadi pengganti raja.
Pada suatu hari, Nabi Daud memutuskan mengasingkan diri untuk meditasi dan bertaubat kepada Allah SWT. Selama pengasingannya itu, Nabi Daud memperbanyak lisannya untuk memuliakan Allah SWT dengan bertasbih. Kemudian, Nabi Daud AS diangkat sebagai nabi dan Allah turunkan Kitab Zabur kepadanya.
Kitab Zabur juga merupakan wahyu dari Allah SWT untuk Nabi Daud AS agar dapat membimbing kaum Yahudi atau Bani Israil. Kitab Zabur memakai bahasa Qibti dan turun di daerah Yerusalem di abad ke 10 SM.
Isi di Dalam Kitab Zabur
Sobat Cahaya Islam, setelah mengetahui jawaban kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS, perlu juga memahami isi di dalamnya. Isi kitab Zabur adalah nyanyian yang menceritakan peristiwa dan pengalaman hidup Nabi Daud AS. Hal itu mulai dari kejatuhannya, dosa-dosanya, pengampunan dosa, sukacita kemenangannya, sampai kemuliaan Allah SWT.
Selain itu, Kitab Zabur juga berisi nasihat kebaikan bagi umat manusia untuk merawat bumi dengan baik. Di dalam kitab Zabur juga ada pujian yang berupa dzikir, pengajaran, serta hikmah.
Tujuan Turunnya Kitab Zabur
Sobat Cahaya Islam, ternyata ada beberapa tujuan turunnya Kitab Zabur kepada Nabi Daud AS. Beberapa tujuan tersebut yaitu:
1. Sebagai Kabar Gembira
Tujuan turunnya Kitab Zabur yang pertama adalah sebagai kabar gembira. Adapun kabar gembira tersebut adalah pewarisan bumi kepada hamba-hamba Allah SWT yang saleh. Ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk paling mulia untuk mengelola bumi sebaik mungkin.
Dalam Al Quran Allah SWT berfirman,
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعْدِ ٱلذِّكْرِ أَنَّ ٱلْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِىَ ٱلصَّٰلِحُونَ
Artinya: “Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh.” (Q.S al-Anbiya ayat 105)
2. Sebagai Peringatan
Sobat, Kitab Zabur juga turun sebagai peringatan supaya manusia tidak mengingkari keberadaan Allah SWT. Dengan begitu, manusia sejatinya harus lebih yakin dan beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tuhan.
Selain itu, Kitab Zabur juga berfungsi sebagai peringatan supaya manusia senantiasa memuji dan bersyukur hanya kepada Allah SWT. Ini sejalan dengan,
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا دَاوُۥدَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَٰجِبَالُ أَوِّبِى مَعَهُۥ وَٱلطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ ٱلْحَدِيدَ
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): “Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud”, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.” (QS Saba ayat 10)
3. Petunjuk Mukjizat Nabi Daud
Tujuan diturunkannya Kitab Zabur lainnya yaitu, sebagai wujud nyata mukjizat Nabi Daud AS. Mengingat, banyak orang yang mendustakan Rasul, Allah pun menurunkan kitab Zabur untuk Nabi Daud yang memberikan penjelasan sempurna. Allah berfirman,
فَإِن كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِّن قَبْلِكَ جَآءُو بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُنِيرِ
Artinya: “Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (Q.S Ali Imran ayat 184)
Sobat Cahaya Islam, kini Sobat sudah paham kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS, dan tujuannya. Sobat perlu memahami hal itu, agar keimanan akan kitab-kitab Allah SWT semakin bertambah. Wallahu’alam.
