Kisah Nabi Luth AS Lengkap

0
3778
baca lengkap kisah nabi luth dan kaum homoseksual dalam seri cerita nabi dan cerita islami untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah

Kisah Nabi Luth AS – Betapa dunia ini semakin hari semakin penuh dengan keburukan. Kita sebagai umat islam sering kali mendengar pelajaran berharga dari Firman Allah bahwa kita selalu diwanti wanti agar tidak kembali kepada kesesatan yang telah dilakukan oleh orang orang terdahulu. Namun kita manusia, dikutuk sebagai makhluk penuh dosa.

Satu hal yang sebenarnya telah terjadi sebelumnya dan dilakukan oleh kaum kaum yang disiksa oleh adzab Allah nan pedih dulu yang ternyata terjadi lagi belakangan ini adalah budaya Homoseksualitas. 

Sebagai orang iman yang bertaqwa kepada Allah, kita harus mawas diri dan bisa sadar untuk bisa menjaga dan membawa diri kita selalu berada pada jalan yang dirahmati oleh Allah. Oleh karena itu, kami tim cahayaislam akan mencoba mengingatkan lagi dan saling mengingatkan dengan kisah Nabi Luth secara lengkap.

Silsilah dan Diutusnya Nabi Luth di Kota Sadum

Fajar menyongsong disuatu pagi. Di perjalanan panjang dari Mesir menuju Filistea (Palestina). Luth bin Haran (bin Thareh) yang merupakan keponakan dari Nabi Ibrahim AS meminta izin kepada pamannya. Dia berkata bahwa dalam perjalanan mereka berdua menuju Palestina. Dia menerima wahyu Allah untuk bergegas menuju sebuah kota bernama Sadum untuk tinggal dan berdakwah kepada kaum disana agar kembali kepada jalan Allah. Nabi Ibrahim kemudian memberikan izin kepadanya untuk melaksanakan tugas mulia dari Allah.

Singkat cerita, Nabi Luth akhirnya menetap di kawasan Sadum (daerah Yordania) dan menikahi seorang wanita bernama Wali’ah hingga akhirnya dikarunia dua anak bernama Zaghrata dan Raitsa.

Perjuangan berat kisah Nabi Luth dalam berdakwah di Negeri Sadum

Kisah Nabi Luth dan perjuangan dakwah kepada kaum sadum terbilang sangat berat. Hal ini dikarenakan moral kaum di negeri itu sudah teramat sangat parah. Sudah sangat sulit untuk dibenahi akhlaknya. Kultur masyarakat yang seolah menegakkan hukum riba dimana siapa yang lemah akan tertidas merupakan satu norma yang sudah mendarah daging.

Mereka tak memiliki agama sebagai pegangan hidup. Kebanyakan masyarakat tidak beradab dan tidak mengenal kebaikan serta belas kasih kepada orang lain. Kehidupan disana sungguh sungguh sangat kacau balau. Terlebih yang paling parah adalah kultur masyarakat di negeri ini yang kontroversial, bahkan tidak pernah ditemukan dan dilakukan oleh kaum manapun di dunia pada saat itu: Melakukan hubungan lawan jenis atau homoseksualitas.

Dihardik dan diancam diusir oleh kaum Sadum

أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ – وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ – قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ

Dalam nukilan surat As Syu’ara 165 s/d 167 diatas dikisahkan dalam Al Quran bahwa Nabi Luth selalu senantiasa menasihati dan berdakwah kepada kaumnya untuk meninggalkan dosa dan pelanggaran yang mereka lakukan. Termasuk kultur homoseksualitas yang sudah biasa di kehidupan sosial mereka.

Nabi Luth selalu mencoba untuk mengembalikan fitrah manusia yang diciptakan oleh Allah secara berpasangan yakni lelaki dan perempuan. dan perilaku menyimpang berupa homosekualitas itu adalah dosa besar yang melanggar fitrah manusia. Namun di ayat itu juga kaum Sadum selalu menghardik dan mengancam Nabi Luth akan diusir dari rumah mereka.

***

Meskipun begitu, Nabi Luth tak pernah berhenti untuk mengingatkan kaum Sadum. Selalu mencoba untuk mengajak mereka kepada jalan Allah yang benar. Namun, seolah sudah dibutakan oleh hawa nafsu, perkataan baik Nabi Luth seolah hanya angin lewat yang tidak berarti apa apa.

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ – أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ السَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِي نَادِيكُمُ الْمُنْكَرَ ۖ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللَّهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

Dalam nukilan surat Al Ankabut ayat 29 s/d 30 diatas dijelaskan betapa gigih Nabi Luth untuk memperingatkan dosa kaum Sadum yang sangat keji (Homoseksualitas) karena tidak ada pernah dilakukan oleh umat lain di dunia ini. Namun pada akhirnya kebanyakan dari mereka hanya mencibir dan menertawakan Nabi Luth sembari berkata:

Jika engkau memang benar Utusan Tuhan, maka datangkanlah siksa Tuhan kepada kami!

Tamu – Tamu Misterius yang Rupawan Mengunjungi Kediaman Nabi Luth

Allah tentu tidak tinggal diam akan hal itu. Allah mendengarkan doa Nabi Luth dan menepati permintaan kaum negeri Sadum yang telah terlalu jauh tersesat. Suatu ketika datanglah 3 orang tamu pemuda dengan perawakan gagah dan wajah yang rupawan mengetuk pintu rumah. Mereka bertiga bertamu ke kediaman Nabi Luth setelah Mengabarkan kabar gembira kepada Pamannya yakni Nabi Ibrahim.

Nabi Luth khawatir melihat 3 orang lelaki rupawan datang bertamu ke kediamannya. Nabi Luth tahu betul bagaimana tabiat kaumnya yang sudah rusak dan liar karena tidak bisa menahan syahwat homoseksualitas mereka. Sampai – sampai Nabi Luth berpesan kepada anak dan istrinya agar tidak memberitahu akan hal ini kepada kaum Sadum.

Pengkhianatan istri Nabi Luth dan Kebengisan Kaum Sadum akan Haus Maksiyat

 

Meski telah memperingatkan anak dan istrinya untuk tidak membocorkan perihal ketiga tamu rupawan itu kepada masyarakat Sadum. Ternyata, justru istri dari Nabi Luth sendirilah yang malah menjadi seorang musuh dalam selimut. Dia dengan tanpa merasa berdosa malah membocorkan hal itu dan menyia-nyiakan kepercayaan suaminya hanya demi beberapa keping emas dan perak.

Dan benar ternyata selama ini istrinya – lah yang selalu menjadi biang keladi terhadap kegagalan dakwah Nabi Luth kepada kaumnya. Karena istri durhaka itu telah banya membocorkan kelemahan – kelemahan Nabi Luth dan mengumbarnya kepada kaum Sadum. Pada akhirnya, penduduk sadum yang beringas dan tak terbendung nafsu syahwatnya berbondong – bondong menyerbu kediaman Nabi Luth.

قَالَ إِنَّ هَٰؤُلَاءِ ضَيْفِي فَلَا تَفْضَحُونِ – وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ – قَالُوا أَوَلَمْ نَنْهَكَ عَنِ الْعَالَمِينَ – قَالَ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

Cerita tentang kejadian ini ada dalam Al Quran Surat Al Hijr ayat 68 & 69 serta Al Huud ayat 80 diatas. Dimana dijelaskan bahwa Nabi Luth berusaha mati matian menghadapi keberingasan kaum Sadum. Bahkan dikisahkan juga oleh ahli sejarah sahih sampai – sampai Nabi Luth menawarkan kedua kesucian anaknya demi untuk melindungi tamu – tamu yang hendak dipaksa untuk memenuhi nafsu syahwat sesat kaum sadum kala itu.

Kaum Sadum mendobrak pintu rumah Nabi Luth dan Mengalami Kebutaan

Dalam keadaan kacau tersebut, barulah ketiga tamu tersebut memberitahu Nabi Luth bahwa mereka bertiga adalah malaikat yang diutus oleh Allah untuk membawa pesan kepadanya. Yakni adzab yang akan datang kepada kaum kufur di negeri Sadum.

Nabi Luth diberi tahu untuk meninggalkan negeri Sadum di malam hari dan terus berjalan kedepan menjauhi kota Sadum tanpa menoleh ke belakang, ke kanan ataupun ke kiri. Bersamaan dengan tersampaikannya pesan itu, dikisahkan oleh banyak ahli sejarah sahih bahwa penduduk Sadum kemudian mendobrak pintu rumah Nabi Luth.

Namun ketika orang orang gila tersebut masuk, dikisahkan mereka dibutakan oleh terangnya cahaya yang dipancarkan oleh ketiga tamu misterius yang ternyata adalah malaikat utusan Allah tersebut.

Kisah Nabi Luth Fase Akhir – Datangnya Adzab Pedih untuk Kaum Homoseksual

Babak akhir kisah Nabi Luth ini berlanjut setelah datangnya ketiga tamu itu. Karena sudah mendapatkan pesan perintah dari Allah SWT tentang apa yang harus dilakukan oleh Nabi Luth agar terhindar dari siksa Allah pada kaum Sadum. Nabi Luth dan keluarganya kemudian bergegas dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Mereka pergi dari Kota Sadum di malam hari yang buta.

Nabi luth menggandeng kedua putrinya bersamanya, sedangkan istrinya mengikuti dari belakang. Mereka berjalan hingga hampir tiba waktu subuh menjelang melewati perbatasan negeri Sadum. Istri pengkhianat Nabi Luth justru tidak mengindahkan pesan dari tamu yang merupakan malaikat utusan Allah dengan menoleh noleh kebelakang untuk melihat apa yang akan terjadi. Hatinya lebih berat kepada kekufuran.

Istri Nabi Luth yang ikut terkena Adzab Allah

Karena tidak patuh pada pesan yang telah diberikan untuk terus berjalan maju tanpa menoleh kearah manapun, istri Nabi Luth ternyata memang ditakdirkan oleh Allah menjadi seseorang dengan akhir kekufuran di dalam hatinya.

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ – مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ ۖ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ

Dari nukilan Al Quran surat Al Huud ayat 82 – 83 itulah dikisahkan secara gamblang betapa mengerikan siksa Allah untuk kaum Sadum (termasuk istri nabi Luth yang durhaka).

Betapa siksaan tidak akan jauh dari orang orang yang berbuat aniaya. Siksaan bertubi berupa gemuruh bumi yang diputar balikkan dari atas ke bawah dan hujan batu batu besar panas yang terbakar menghujami tanpa henti. Itulah kengerian adzab Allah kepada kaum Nabi Luth AS.

***

Nah seperti itulah kita kira kisah Nabi Luth yang lengkap. Semoga dengan ini kita semua bisa mawas diri dan selalu ingat bahwa Allah membenci hal hal buruk dan dosa yang melanggar ketentuan agama yang dirahmati oleh Allah. Yuk Jadi hamba Allah yang lebih beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

baca lengkap kisah nabi dan cerita rasulullah dan sahabatnya

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY