Keistimewaan anak perempuan – Ajaran Islam mengakui dan menghormati keistimewaan anak perempuan. Islam memandang anak perempuan tidak hanya sekedar anggota keluarga, melainkan juga menjadi pilar masyarakat. Oleh karena itu, Islam memberi perlindungan kepada anak perempuan dan kasih sayang yang besar.
Apa Saja Keistimewaan Anak Perempuan dalam Islam?
Kedudukan istimewa anak perempuan tidak sebatas pada hak-haknya, melainkan peranannya menjadi ibu dan istri di masa depan. Menjalankan peranan ibu tentu memiliki tanggung jawab besar perihal mendidik generasi penerus.
Sedangkan sebagai istri, anak perempuan nantinya menjadi mitra hidup sang suami demi mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan wa rahmah. Anak perempuan juga memiliki kedudukan setara dengan anak laki-laki dalam hal pendidikan. Keutamaan anak perempuan sangat banyak, antara lain:
1. Sebagai Jalan Masuk ke Surga
Ada sebagian orang tak menyukai ketika melahirkan anak perempuan, terutama saat zaman Jahiliyah. Anggapan anak perempuan sebagai ujian, sehingga banyak yang tak suka sebagaimana ayat Al Qur’an berikut ini:
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” 1
Masyarakat zaman Jahiliyah menganggap kehadiran anak perempuan adalah kaum lemah, tak berharga dan tidak bisa dijadikan prajurit. Setelah Islam masuk, kedudukan anak perempuan memiliki kemuliaan dan keistimewaan. Memiliki anak perempuan dan berhasil mendidiknya dengan baik, maka orang tuanya akan menikmati kenikmatan surga.
2. Pelindung dari Siksa Api Neraka
Keistimewaan anak perempuan selanjutnya dan jadi yang paling pokok yakni melindungi orang tua dari api neraka. Orang tua yang memiliki anak perempuan patut berbahagia sebab, kelak menjadi pelindung orang tua di akhirat. Salah satu hadits yang menjelaskan kedudukan anak perempuan dalam Islam yaitu:
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” 2
3. Lebih dekat dengan Rasulullah
Ketika orang tua menanggung nafkah dari anak perempuannya hingga dewasa, maka akan mendapatkan pahala dan rezeki berlipat ganda. Salah satu keistimewaan anak perempuan dalam pandangan Islam yaitu mendekatkan orang tua dengan Rasulullah.
4. Mencerminkan Kelembutan Hati
Mendapatkan rezeki anak perempuan yakni mencerminkan kelembutan hati orang tuanya. Sebab, pada umumnya anak perempuan memiliki hati yang lembut dan penuh kasih sayang. Orang tua yang memiliki anak perempuan juga secara otomatis membuatnya jadi lebih lembut, sabar, dan mempunyai banyak cinta.
Kewajiban Melindungi dan Menjaga Anak Perempuan
Agama Islam mendorong Sobat untuk menghargai dan menjaga kesucian anak perempuan. Oleh karena itu, ada kewajiban melindungi perempuan dari pelecehan baik fisik maupun psikologis. Anak perempuan adalah amanah dan menjadi tanggung jawab umat Muslim untuk melindungi hak-haknya, seperti:
1. Kewajiban Menjaga dan Menghormati Anak Perempuan
Keistimewaan anak perempuan sebagai anugerah dalam Islam, sehingga terdapat kewajiban untuk menjaganya dengan baik. Kesucian dan kehormatan anak perempuan wajib orang tua, keluarga hingga masyarakat jaga dengan baik. Ajaran untuk memelihara diri agar tetap suci juga ditegaskan dalam aturan Islam.
Islam memberi perintah untuk perempuan agar tidak merusak citra diri dan hidup penuh dengan akhlak mulia.
2. Sebagai Tanggung Jawab Muslim
Hak anak-anak perempuan harus Sobat lindungi dan menjadi tanggung jawab umat muslim. Oleh karena itu, ada kewajiban menciptakan lingkungan yang aman bagi anak perempuan, seperti:
- Memberikan pendidikan agama dan moral yang kuat.
- Memastikan anak perempuan mendapatkan perlakuan adil.
- orang tua wajib mengajarkan pentingnya kesopanan dan kebaikan.
Banyak keistimewaan anak perempuan yang mendapatkan pengakuan dari ajaran Islam baik terdapat dalam Al Qur’an maupun hadits. Keistimewaan tersebut menunjukkan bahwa anak perempuan sangat berharga untuk membentuk masyarakat yang lebih baik.
- (QS. An Nahl: 58) ↩︎
- (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631) ↩︎
