Hadits Arbain Nawawi – Kita semua sering mendengar istilah rasa malu adalah sebagian dari iman seorang muslim. Itu benar, karena Rasa malu (حياء) secara akar terminologis memiliki kata yang mirip dengan kata yang bermakna hidup (حياة). Banyak dari ahli literatur yang sepakat dengan para alim ulama yang mengkaitkan hal tersebut. Ada sebuah garis merah nyata yang berkesinambungan antara kehidupan dan rasa malu. Para alim ulama menyatakan bahwa “hidup” disini lebih kepada permasalahan hati.
Seorang yang hatinya masih hidup akan memiliki rasa malu kepada Allah atas perbuatan-perbuatan buruk yang dilakoni olehnya. Disitulah keimanan masih eksis dalam hati seseorang. Namun, ketika seseorang telah mati hatinya. Dia tiada akan memiliki rasa malu kepada Allah atas banyak perbuatan nista yang diperbuatnya.
Ada satu hadits arbain nawawi yang mengulas tentang hal ini. Petuah tentang rasa malu yang konon banyak pula dicanangkan oleh para nabi dan utusan Allah di masa lalu kepada umatnya. Para nabi yang sudah hidup dan berdakwah kepada manusia jauh sebelum Rasulullah terlahir di dunia. Hadits tersebut berbunyi sebagai berikut ini:
عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الْأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم “إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت
Hadits nawawi nomor 20 ini mirip dan memiliki redaksi yang sama dengan hadits riwayat Bukhari 3483. Dimana Rasulullah menjelaskan bahwa sesungguhnya satu hal yang banyak dipelajari oleh orang-orang dari penuturan para nabi terdahulu adalah “Jika engkau tidak malu, maka lakukanlah sesukamu!” [1]
Bolehkan melakukan sesuatu tanpa pandang syariat bila tidak malu?
Sebagai orang beriman yang mencoba keras untuk tetap berada di jalan Allah yang lurus. Sudah seyogyanya kita tidak langsung mencerna mentah-mentah hadits arbain nawawi 20 diatas. Kita harus menelaah secara mendalam makna dari hadits tersebut secara mendetail.
Banyak orang yang menggunakan hadits ini sebagai hujjah untuk melakukan maksiyat dan pelanggaran dengan dalih karena menurut hadits ini selama kita tidak malu maka boleh berbuat sesuka hati. Nah, bila anda merupakan orang yang demikian, berarti kemungkinan besar hati anda mulai meredup menuju kematian iman.
3 pendapat Alim ulama tentang hadits arbain nawawi 20 ini?
Dalam beberapa kajian islam yang membahas tentang hadits ini. Setidaknya ada 3 pendapat dari banyak alim ulama yang telah tim cahayaislam simpulkan. Maksud dari sabda Rasulullah “bila engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu” adalah (1) Sebagai kalimat ancaman dan celaan, (2) Dimakna sebagai kabar renungan (معنى الأخبار), dan (3) tentang hukum mubah.
Pendapat yang menyatakan ancaman menyatakan bahwa dibalik diperbolehkannya berlaku sesukanya (bila tidak malu) dalam hadits ini memiliki konsekuensi yang harus di hadapi. Sedangkan sebagai kabar adalah untuk digunakan sebagai renungan untuk kita semua bahwa seseorang yang memiliki rasa malu, pastilah tidak akan berbuat seenaknya dan melakukan dosa. Sedangkan pendapat perihal mubahnya disini adalah berkaitan dengan hal-hal (tidak mbila dilakukan bisa menimbulkan rasa malu, maka dia boleh meninggalkannya.
Nah, kira-kira itu sedikit tentang ulasan hadits arbain nawawi 20 yang menjelaskan tentang rasa malu. Semoga dengan ini, kita bisa menjadi para muslim dan mukmin yang memiliki rasa malu dan ingin selalu bertaubat kepada Allah atas banyaknya dosa yang kita perbuat. Amiin.
Catatan Kaki
[1] H.R. Sahih al-Bukhari 3484 Referensi dalam web bahasa inggri Vol. 4, Book 55, Hadith 691