Vaksin Sinopharm – Beberapa hari ini muncul pemberitaan bahwa perusahaan Kimia Farma telah mengeluarkan jenis vaksin yang berbayar yakni vaksin Sinopharm. Jenis vaksin tersebut menjadi berbayar sebab masuk dalam anggaran produksi sendiri. Tentu, hal tersebut menyebabkan pro-kontra di tengah masyarakat sebab target vaksin gratis belum tercapai sepenuhnya.
Sobat Cahaya Islam, adanya penarikan biaya pada vaksin Sinopharm bukanlah isapan jempol belaka. Sehingga, hal ini malah semakin menambah kegeraman masyarakat. Padahal, kesehatan massal harusnya mudah umat dapatkan sebagai fungsi ideal dari institusi kenegaraan.
Bagaimana Umat Merespon Vaksin Sinopharm yang Berbayar?


Sobat Cahaya Islam, umat perlu mengetahui urgensitas dari penyuntikan vaksin terhadap masyarakat agar dapat memberikan sikap yang tepat dalam merespon permasalahan terbaru ini. Tujuan utama bantuan vaksin yakni agar segera terbentuk Herd Immunity.
Sebab, Herd Immunity ini menjadi kunci utama agar penyebaran virus menajdi terhenti. Namun, ternyata birokrasi mengalami inkonsistensi sehingga muncul kebijakan baru dari Kimia Farma untuk jual beli vaksin. Tentu, hal tersebut bukanlah sikap yang bijak. Di tengah lonjakan yang semakin drastis, sudah seharusnya umat mendapat fasilitas kesehatan serta bantuan yang mudah.
Kondisi kesehatan bangsa hari ini, tentu saja berbeda jauh dengan kondisi manakala para pimimpin Islam masih hadir untuk membela hak masyarakat baik itu muslim maupun tidak. Di zaman masa kekhilafahan dahulu, umat juga mengalami kondisi serupa seperti wabah.
Pada kondisi yang demikian, maka umat lebih mengedepankan satu komando dan mengikuti arahan Khalifah. Seperti hari ini, penyakit yang pernah terjadi di masa kekhilafahan pun juga memakan banyak korban termasuk para Ulama’ dan intelektualitas.
Bagaimana Seharusnya Sikap Negara terhadap Vaksin yang Berbayar?
Sobat Cahaya Islam, sebagai muslim yang baik sudah selayaknya melakukan muhasabah terhadap Kepemimpinan. Di masa pandemi, bisa saja penguasa melakukan beberapa kesalahan sehingga umat dapat memberikan nasehatnya baik melalui surat opini maupun tindakan aksi damai.
Selain itu, umat juga perlu mengembalikan fitrah negara sebagai tempat perlindungan rakyatnya serta mewujudkan interaksi keluarga. Bila negara tetap pada kondisi sebagai produsen, dan rakyatnya adalah konsumen, maka hubungan kekeluargaan tak akan pernah bisa terwujud. Kalau sudah demikian, malah yang terjadi umat semakin tidak menyukai kepemimpinan yang ada bukan?
Apa Dampaknya Bila Umat tak Cinta dengan Pemimpinnya?


Setiap aktivitas akan menyenangkan bila umat lakukan karena landasan cinta, begitu pula manakala manusia hidup bernegara. Namun, kondisi akan berbalik apabila umat tak menancapkan cinta bahkan hanya menyisakan rasa curiga dan ketakutan. Salah satu dampak negatifnya adalah bisa mendapatkan kebencian dari umat. Kok bisa?
Hal ini mungkin saja terjadi sebab umat tak lagi memiliki kecintaan untuk pemimpinnya. Selain itu, melihat kebijakan yang serba menyengsarakan sekarang bisa saja umat malah menambah intensitas kebencian terhadap pemimpinnya.
Padahal, salah satu agar kunci kepemimpinan berhasil yakni antara pemimpin dan umat saling berbalik mencintai. Hal tersebut sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yakni :
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ « لاَ مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلاَةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1855)
Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan mengenai Vaksin Sinopharm dan bagaimana dampak negatif bila umat tak kembali mencintai pemimpin.Semoga ke depan, para pemimpin di negeri dapat mengembalikan fitrah awal negara sebagai pelindung masyarakat, bukan sekedar penjaga atau bahkan penjualnya saja.