Rezeki itu seperti jodoh – Setiap manusia sudah memiliki jodoh dan rezeki masing-masing yang tidak akan tertukar antara satu dengan lainnya. Tidak heran jika ada pemikiran bahwa rezeki itu seperti jodoh. Rezeki sangat luas tidak hanya berbentuk harta, contohnya teman, keluarga bahkan berupa jodoh dan hanya Allah yang tahu.
Makna Rezeki itu Seperti Jodoh
Meskipun Allah telah menjamin rezeki seluruh umatNya, namun manusia harus tetap menjemputnya dengan berbagai usaha. Salah satu cara menjemput rezeki yaitu dengan berikhtiar melalui doa. Pada dasarnya ada dua jenis rezeki dalam pandangan Islam, yaitu:
1. Rezeki Datang dengan Sendirinya
Rezeki sedikit maupun besar jumlahnya tidak akan cukup jika Sobat tidak mendasarinya dengan rasa syukur. Rizki yang kecil jumlahnya bisa mendatangkan kebahagiaan jika selalu dilandasi rasa syukur atas nikmat Allah.
Sebagian orang mengalami kesulitan untuk mencari rezeki berupa harta. Namun Sobat harus ingat bahwa Allah memberi jaminan bahwa semua manusia akan mendapatkan rezeki selama berusaha. Rezeki bisa Allah datangkan dari mana saja, sehingga jangan berputus asa ketika menghadapi kesulitan.
Bisa saja saat mengalami kesulitan, tiba-tiba tetangga memberi rezeki yang tak disangka. Rezeki akan datang dengan sendirinya dari Allah kepada hambaNya berupa makanan pokok. Ibarat burung mampu mendapatkan pakan setiap hari, tanpa perlu memikirkan besok bisa makan atau tidak.
Rezeki jenis pertama ini sebagai bentuk rezeki agar makhluk Allah bisa bertahan hidup. Berikut ini ayat yang menjelaskan tentang rezeki untuk Sobat jadikan pedoman:
“Dan Dia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)Nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu” 1
Ungkapan rizki itu seperti jodoh, memiliki makna ketika sudah waktunya pasti akan datang. Bisanya jodoh yang datang tanpa usaha harus Sobat terima apa adanya. Sebab, ketika menerima apa yang Allah berikan bukan berarti buruk, melainkan merupakan pilihan terbaik.
2. Mendapatkan Rezeki dengan Usaha Keras
Ada juga rezeki yang harus Sobat dapatkan dengan bekerja keras, contohnya, membeli rumah, menginginkan mobil. Sama halnya dengan ungkapan rizki itu seperti jodoh, ada juga yang Sobat dapatkan dengan usaha keras. Tanpa Sobat sadari, memilih atau menerima jodoh dengan usaha keras akan menerima secara sadar.
Rezeki yang datang dari Allah harus Sobat terima apa adanya, begitu juga dengan jodoh yang biasa-biasa saja. Sedangkan untuk mendapatkan jodoh dengan hasil kerja keras, akan sesuai dengan keinginan. Sobat akan mendapatkan jodoh dengan mempertimbangkan dari segi agama atau bibit, bebet, bobotnya.
Apakah Rezeki dan Jodoh Bisa Berubah?
Hal-hal yang berkaitan dengan jodoh dan rezeki memang menjadi pertanyaan setiap manusia dan tidak jarang menghadirkan keresahan. Rezeki itu seperti jodoh, apakah keduanya bisa berubah?
1. Rezeki Tak Bertambah ataupun Berkurang
Rezeki sudah tercatat, sehingga tidak akan bertambah atau berkurang. Hanya saja Allah menjadikan beberapa sebab umatNya mendapatkan tambahan rezeki, sebagaimana hadist berikut ini:
“Sesungguhnya awal Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan dangin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” 2
Allah akan menambahkan rezeki lantaran Sobat sudah bekerja keras untuk mendapatkannya. Sebab lainnya Allah menambah rezeki yaitu menjaga silaturahmi.


2. Jodoh Tak Bisa Berubah, Melainkan Sudah Tercatat
Sama halnya dengan rezeki, jodoh pun tidak bisa berubah lantaran sudah tercatat. Allah memberi sebab untuk rezeki, demikian juga untuk takdir jodoh. Allah memerintahkan hambaNya berusaha, maka yang tidak berusaha untuk takdirnya merupakan kekeliruan.
Rezeki itu seperti jodoh, sudah tercatat dan tidak bisa berubah. Allah memberi lebih banyak rezeki lantaran suatu sebab dan mampu menjaga silaturahmi. Begitu juga dengan jodoh yang sudah tercatat sebagai takdir.