Muhammadiyah respons soal konflik antara PBNU dan PKB. Tujuannya untuk mendorong Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB segera bertemu serta mencari solusi yang terbaik. Hal ini agar konflik keduanya tidak meluas bahkan mengganggu stabilitas politik saat ini.
Ketua Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah, Imam Addaruqutni mengungkapkan bahwa orang luar tidak perlu mencampuri urusan keduanya. Namun situasi sekarang cukup prihatin karena dua organisasi ini sangatlah besar.
Tentang Muhammadiyah Respons Soal Konflik
Imam Addaruqutni selalu berharap segera mendapatkan titik temu dan prosesnya dapat terlewati dengan baik. Terutama, pada saat Indonesia sedang dalam masa transisi pemerintahan. Dirinya menilai konflik antara PBNU dan PKB tergolong berlarut-larut.
Apabila tidak segera dicari solusinya, maka khawatir konflik saat ini akan meruncing dan merugikan banyak pihak. Terutama, bagi warga Nahdliyin.
1. Saling Terkait
Menurut Imam, jika dilihat dari sejarahnya, PBNU dikenal sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Sementara itu, PKB sebagai partai politik bentukan PBNU yang mempunyai keterkaitan sangat erat.
Bahkan, PKB tidak bisa dipisahkan dari garis perjuangan NU karena memang dilahirkan dari para kiai yang bertekad memajukan dan mensejahterakan umat lewat jalur partai politik.
Dirinya optimistis dengan sikap besar hati para tokoh NU maupun PKB, konflik tersebut bisa berhenti dan mendapatkan solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak.
2. Kiai Jadi Jembatan Mempertemukan Kedua Kubu
Sementara itu, Ma’mun Murod Al-Barbasy Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), berpendapat perlu sekali dialog dari hati ke hati. Tujuannya untuk bisa mewujudkan titik temu antara PKB dan PBNU.
Dirinya juga sangat optimistis penyelesaian dari perselisihan ini akan lebih tepat. Terutama, apabila dilakukan tanpa melalui jalur hukum atau dengan cara yang formalistik.
Ma’mun juga telah menilai NU merupakan ormas unik. Hal ini karena sudah memiliki banyak kyai yang sangat karismatik. Adapun Ma’mun menyebutkan PBNU dan PKB merupakan dua organisasi yang sebenarnya sudah lama berdiri.
Jadi sangat berpengalaman dengan berbagai macam dinamika yang muncul pada Sobat Cahaya Islami. Dirinya juga meyakini para pengurus PKB dan PBNU dapat berpikir dan bertindak secara dewasa. Terutama, untuk dapat menghadapi setiap polemik atau konflik.
Bahkan, juga meyakini kemelut yang melanda PKB dan PBNU. Ini juga menjadi bentuk ujian dan bagian mengokohkan dua organisasi menjadi lebih tangguh.
3. Konflik PKB dan PBNU
Muhammadiyah respons soal konflik PBNU dan PKB satu ini berawal dari pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Haji 2024 atau Pansus Haji oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Tujuannya untuk bisa menyelidiki kekacauan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Muhaimin Iskandar atau Cak Imin Ketua Umum PKB merupakan salah seorang penggagas Pansus Haji. Sedangkan, PBNU ini akan membentuk pansus PKB untuk bisa mengevaluasi elite partai politik tersebut.
Syaifullah Yusuf Sekretaris Jenderal PBNU juga menilai PKB sudah melenceng dari tujuan awal pendiriannya. Hal tersebut karena berusaha menjauhkan peran kiai.
Sementara itu, Cak Imin melalui unggahannya di media sosial pada Sabtu, 3 Agustus 2024 juga mengungkapkan bahwa perolehan suara PKB pada Pemilu 2024 diakui oleh semua pihak.
Dirinya mensyukuri hal itu karena kader-kader partainya tidak lagi bergantung pada siapa pun. Dirinya juga menilai justru ada upaya penggembosan PKB sejak sebelum pemilu. Jadi tujuan Muhammadiyah respons soal konflik PBNU dan PKB untuk kemaslahatan bersama.