Menjadi Produktif Secara Spiritual, Bagaimana Caranya?

0
71
Menjadi Produktif Secara Spiritual, Bagaimana Caranya

Menjadi Produktif secara Spiritual – Hidup di zaman yang apa aja serba cepet gini, kadang bikin kita mempertanyakan diri sendiri: Kita udah cukup produktif belum sih? – Well, kalo kita ngobrolin soal gimana gimana jadi produktif. Kita musti jelas dulu, arahnya kemana. Kalo tim cahayaislam sih nganggepnya produktivitas spiritual dalam Islam bukan hanya tentang bagaimana seorang Muslim meningkatkan kualitas hidupnya aja. Tapi meluas pada kualitas ibadahnya dan hubungan dengan Allah. Disisi lain ini juga soal gimana kita bisa memaksimalkan potensi diri dalam kehidupan sehari-hari dengan tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama. Produktivitas spiritual mencakup banyak banget upaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, sehingga seorang Muslim dapat meraih keberkahan dalam setiap aspek kehidupannya.

Menjadi Produktif Secara Spiritual Mulanya dari Niat Hati yang Ikhlas

Kita udah sering banget bahas ini. Dalam segala jenis majelis ilmu juga kita sering banget oleh para alim ulama ingetin. Bahwa kita musti adjusting niyat kita dulu. Benerin niyat kita dulu. Kalo udah bener baru kita bisa expect pahala dari Allah selanjutnya. Produktivitas spiritual dalam Islam dimulai dari niat. Setiap amal yang dilakukan harus didasari oleh niat yang ikhlas karena Allah SWT. Mau ngerjain apapun itu ya, jadi nggak kita batasin soal urusan ibadah ritual aja nih. Rasulullah SAW bersabda gini:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ، عَنْ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari – 54).

Ketika niat kita lurus, apa pun yang kita kerjakan, baik itu ibadah langsung seperti shalat, puasa, maupun kegiatan sehari-hari seperti bekerja dan belajar, akan bernilai ibadah di sisi Allah. Nggak produktif gimana tuh? orang segala apapun yang kita lakuin tiap hari ada value nya di mata Allah kan?

Cara Jadi Produktif Paling Sederhana ya Ingat Allah Terus, Caranya? Memperbanyak Dzikir dan Doa

Dalam islam kita belajar bahwa menyertakan Allah dalam setiap aspek kehidupan kita itu penting. Libatin Allah lah gampangnya. Salah satu cara yang sederhana ya ingat sama Allah, dan cara yang gampang adalah dengan memperbanyak dzikir dan doa. Dzikir membantu menjaga hati tetap tenang dan fokus kepada Allah SWT. Kan udah ada tuh Firman Allah soal ini:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Nggak usah yang panjang panjang sih. Dzikir yang sederhana seperti tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, sehingga tidak ada alasan untuk meninggalkannya. Selain dzikir, doa juga memiliki peran penting dalam produktivitas spiritual. Doa adalah wujud dari ketergantungan kita kepada Allah SWT, yang Maha Mengatur segala sesuatu. Dalam setiap usaha, kita perlu meminta pertolongan kepada-Nya agar diberikan kekuatan dan keberhasilan.

Manajemen Waktu Berdasarkan Jadwal Ibadah & Menjaga Konsistensi itu Penting Biar Tetep Spiritually Productive

Dalam Islam, waktu memiliki nilai yang sangat penting. Allah SWT bersumpah dengan waktu dalam Al-Qur’an di surat Al-Asr: 1-3. Udah kasih peringatan tuh, bahwa manusia itu banyak yang merugi kalo soal waktu. Nggak bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal dan sebaik baiknya. Salah satu cara untuk menjadi produktif secara spiritual adalah dengan mengatur waktu kita berdasarkan jadwal ibadah, seperti shalat lima waktu. Kuncinya adalah acuannya WAKTU IBADAH KITA, Bukan yang lain lain.

Dengan menjadikan waktu shalat sebagai poros dalam keseharian, kita belajar disiplin dalam mengatur waktu. Shalat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai momen untuk beristirahat dan mengisi ulang energi spiritual kita. Produktivitas spiritual juga ditandai dengan konsistensi (istiqamah) dalam beribadah. Ibu kita Aisyah RA udah contohin soal ini ya

وَحَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ، أَخْبَرَنِي الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتِ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit. Dan Aisyah tidak melakukan sesuatu yang baik, kecuali hal itu terus menerus dilakukan secara konsisten” (HR. Bukhari 783).

Dalam hal ini, kualitas ibadah yang kita lakukan lebih penting daripada kuantitasnya. Konsistensi menunjukkan kesungguhan kita dalam mendekatkan diri kepada Allah. Untuk menjaga konsistensi, penting bagi seorang Muslim untuk menetapkan target-target harian dalam hal ibadah. Kayak contohnya membaca Al-Qur’an setiap hari, melaksanakan shalat sunnah, atau bersedekah secara rutin. (Nah disinilah managemen waktu ikut berperanpenting yekan). Meskipun dalam jumlah kecil, jika dilakukan dengan istiqamah, ibadah-ibadah tersebut akan memberikan dampak besar terhadap spiritualitas kita.

Cara Menjadi Produktif Secara Spiritual dengan Menghindari Hal-Hal yang Melalaikan & Fokus Berbagi Manfaat untuk Diri dan Orang lain

Sadar atau nggak sadar. Di dunia modern ini banyak banget DISTRAKSI. Banyak hal hal yang bisa mengalihkan perhatian kita pada yang nggak penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai hal yang bisa melalaikan. Yang paling common nih terlalu banyak bermain media sosial, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dengan rebahan. Tenggelam dalam urusan duniawi tanpa inget waktu. Tanpa memperhatikan kebutuhan spiritual kita, hal hal semacam itu bakal bikin hidup kita hampa lho. Seharusnya kita membiasakan diri fokus satu hal, dan ketika udah kelar, kita bisa lanjut fokus pada hal lain. Tapi di dunia modern sekarang kayaknya nggak gitu. Banyak yang sok sokan bersembunyi di balik kata kata Multi-tasking. Padahal Allah SWT sendiri udah berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَٱنصَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah: 7-8).

Ayat ini secara langsung ngajarin kita agar senantiasa produktif dan tidak terbuai oleh hal-hal yang tidak bermanfaat. Untuk menghindari hal-hal yang melalaikan, penting bagi seorang Muslim untuk senantiasa melakukan introspeksi diri (muhasabah). Dengan muhasabah, kita dapat mengevaluasi sejauh mana waktu kita telah digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik bagi dunia maupun akhirat.

Dalam hal manfaat nih. Ada kaitannya bahwa produktivitas spiritual tidak hanya tentang hubungan kita dengan Allah, tetapi juga tentang hubungan kita dengan sesama manusia. Kan kita udah tahu bahwa manusia yang paling baik itu ya yang bisa bermanfaat untuk diri dan orang lain. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas spiritual adalah dengan menyebarkan manfaat kepada orang lain, baik melalui ilmu, harta, tenaga, atau bahkan dengan memberikan nasihat yang baik.

Keterlibatan dalam kegiatan sosial, membantu sesama, atau berkontribusi dalam komunitas Muslim bisa menjadi bentuk produktivitas spiritual yang mendatangkan pahala besar. Melalui amal sosial, kita tidak hanya memberikan manfaat kepada orang lain, tetapi juga memperbaiki diri kita sendiri.

***

Menjadi produktif in a nutshell tergantung dari perspektif manusia yang melakukannya. Bagi kita umat islam yang beriman kepada Allah haruslah menjadikan hal hal spiritual sebagai tolok ukur dari level produktifitas kita. Kita lihat apakah hal hal yang kita lakukan dalam kehidupan akan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah? Apakah hal hal yang ada dalam kehidupan kita akan semakin memberikan nutrisi kebaikan untuk jiwa jiwa kita? Apakah kegiatan kita secara terus menerus memberikan makna dan pahala untuk bekal kita di akhirat kelak? – semoga bermanfaat yaa

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY