Menghadapi Suami Pemarah, Harus Bagaimana?

0
89
menghadapi suami pemarah

Menghadapi suami pemarah – Dalam hubungan pernikahan, ada kalanya kemarahan tidak bisa terhindarkan. Islam mengajarkan adab kepada istri saat menghadapi suami pemarah. Mengontrol kemarahan pada dasarnya dapat menghindari ketidakharmonisan hubungan rumah tangga. Walaupun sebenarnya emosi adalah hal lumrah sebagai tanda manusia yang berperasaan.

Adab Istri Menghadapi Suami Pemarah

Sikap dan perilaku negatif suami yang suka marah-marah memang akan menguras emosi. Selain membuat frustasi, emosi yang tidak terkontrol akan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Terdapat perintah dalam Islam bahwa istri harus taat kepada suami. 

Kewajiban istri harus taat kepada suami terdapat pada hadis berikut ini:

Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.1

Berikut ini adab istri saat menghadapi suami pemarah:

1.     Menghindari Berkata Kasar

Suami pemarah menyebabkan hubungan rumah tangga berantakan. Saat menghadapi ujian ini, sebaiknya istri sebaiknya mengontrol emosi, sehingga tidak tersulut dalam permasalahan. Hindarilah mengucapkan kata-kata kasar yang akan menyakiti hati suami.

Menyalurkan emosi atau amarah dengan nada tinggi terkadang tidak bisa dihindari. 

2.     Jangan Melontarkan Kata Cerai atau Talak

Perceraian merupakan mimpi buruk pada setiap pernikahan. Faktanya, keputusan talak paling banyak akibat keputusan terburu-buru dan saat sedang marah. Melontarkan kata cerai saat terbawa emosi bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, Sobat tidak boleh sembarangan mengucapkan kata cerai.

menghadapi suami pemarah

3.     Jangan Mengungkit-ungkit Masa Lalu

Mengungkit masa lalu jadi salah satu permasalahan yang selalu terjadi dalam hubungan pernikahan, khususnya saat berselisih paham. Sebagai istri, sebaiknya Sobat bisa menghadapi amarah dengan tidak membahas masa lalu. Sebab, tidak ada manfaat jika Sobat membicarakan masa lalu saat sedang diliputi amarah. 

4.     Mencari Tahu Penyebab Suami Marah dan Memahaminya

Solusi menghadapi suami pemarah selanjutnya yaitu berusaha mencari alasan apa yang membuatnya marah. Ketika berusaha memahami mengapa timbul amarah, maka istri bisa bersikap relevan menghadapi kemarahan suami. Cari cara bagaimana memahami validasi. 

Sebab, validasi merupakan cara berkomunikasi untuk menerima diri sendiri dan orang lain. 

5.     Tinggalkan Ruangan

Jika amarah suami berisiko membuat Sobat meledak dan tidak bisa menahannya, maka tinggalkan ruangan. Sobat perlu menenangkan diri dan istirahat, kemudian kembali ke ruangan setelah satu jam. Selama waktu istirahat disebut, Sobat bisa menenangkan diri dan meredakan amarah.  

6.     Berdiskusi Saat Sudah Tenang

Menghadapi suami pemarah selanjutnya yaitu berdiskusi jika sudah sama-sama tenang. Seringkali orang marah karena berpikir karena tidak ada yang mendengar atau menghargainya. Suami yang marah mungkin saja karena memendam kekecewaan, namun terabaikan. Dengarkan suami sampai merasa sudah merasa dipahami. 

Keutamaan Istri yang Sabar dan Taat

Dalam membina hubungan rumah tangga, istri harus bisa menahan diri dari keluh kesah sikap sang suami. Namun terkadang, istri kesulitan menerapkan sikap sabar. Rasulullah menganjurkan para istri bersikap sabar agar suami merasa nyaman dan senang berada di rumah. Selain itu, istri yang taat juga membantu mewujudkan keluarga harmonis. 

Islam pun memuji istri yang taat kepada suami, sebagaimana hadis berikut ini:

“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” 2

Berbagai adab menghadapi suami pemarah hendaknya menjadi tuntunan agar setiap istri bisa tetap taat kepada suami. Sebab, ganjaran istri yang taat kepada suami sudah Rasulullah jamin. Ketika istri bisa mengelola emosi dengan baik, maka akan lebih mudah menghadapi kemarahan suami.


  1. (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854) ↩︎
  2. (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251) ↩︎

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY