Mengapa Ikhlas Menjadi Penentu Amalan Seorang Mukmin – Sobat Cahaya Islam, tentu sudah pernah mendengar bahwa setiap amalan tergantung dari niatnya. Selain itu, keikhlasan dalam beramal juga menjadi kunci penentu apakah amal tersebut Allah terima atau tidak.
Beramal dengan ikhlas artinya adalah beramal tanpa ada sesuatu yang mengotori amalan tersebut. Jadi ketika beramal, kita harus berusaha untuk memurnikan hati yaitu dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam melakukan ibadah.
Allah SWT berfirman:
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَاَصْلَحُوْا وَاعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَاَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۗ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًا ١٤٦
Artinya: “Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang mukmin.” (QS An-Nisa: 146).
Mengapa Ikhlas Menjadi Penentu Amal Seorang Mukmin
Tanda orang beramal dengan ikhlas adalah tidak mengharapkan pujian dari manusia dan bukan untuk menggapai tujuan dunia, akan tetapi semata-mata menggapai ridho Allah dalam tindakan sederhana.
Orang yang ikhlas merupakan orang yang fokus dan memiliki tujuan jelas dalam setiap perbuatannya. Orang yang beriman menyadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara dan kehidupan akhirat kekal abadi selamanya. Kesadaran seperti ini akan sangat mempengaruhi keikhlasan seseorang dalam beramal.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Quran surat An-Nahl ayat 66:
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An-Nahl: 66)
Dari ayat di atas, Sobat Cahaya Islam bisa mengambil pelajaran bahwa Allah memiliki kuasa yang luar biasa dan salah satunya ada pada hewan ternak. Di dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa terdapat susu yang tidak tercampur dengan kotoran dan darah meskipun berada diantara keduanya.
Ini menjadi sebuah contoh gambaran bahwa keikhlasan juga demikian. Ketika beribadah kita bisa memisahkan tujuan beramal dari hal-hal yang kotor seperti ingin dipuji manusia, ingin dihormati, atau bahkan ingin mendapatkan kedudukan di dunia.
Ikhlas Menjadi Penentu Diterimanya Amal Ibadah Seseorang
Alasan kenapa ikhlas menjadi penentu adalah karena sebuah amalan akan diterima oleh Allah jika memang dilakukan dengan keikhlasan. Amal ibadah yang tidak dilaksanakan dengan keikhlasan, akan sulit Allah terima dan bahkan hanya akan menjadi amal yang sia-sia. Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
1. Amal Tanpa Keikhlasan Menjadi Sia-sia
Apabila amalan-amalan yang seseorang lakukan hanya untuk mengharapkan pujian dan imbalan dari manusia, tentu amalan tersebut tidak ada harganya di sisi Allah SWT. Penting sekali bagi kita untuk berusaha memurnikan ibadah dengan hanya mengharap ridho Allah subhanahu wa ta’ala dan bukan untuk pujian manusia.
2. Amalan Allah SWT Terima Berdasar Niatnya
Rasulullah juga pernah bersabda bahwa segala amal itu sangat tergantung dari niatnya. Seseorang juga akan mendapatkan sesuatu berdasarkan niatnya. Seseorang beribadah kemudian hanya untuk mendapatkan dunia maka orang tersebut juga akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Akan tetapi di akhirat dia tidak mendapat apa-apa.
3. Ikhlas Harus dengan Rasa Sabar
Dalam beribadah, ikhlas memang menjadi penentu, akan tetapi tetap harus iringi juga dengan rasa sabar dan syukur. Ibadah yang Sobat lakukan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran tentu akan terasa lebih ringan dan penuh kebahagiaan.
4. Banyak yang Rugi di Akhirat
Rasulullah telah menyontohkan tentang bagaimana cara beribadah yang benar dan lurus. Jangan sampai kita menjadi manusia yang rugi di hari kiamat nanti. Amalan yang akan Allah adili pertama adalah salat namun manusia yang akan Allah adili pertama kali adalah orang-orang yang mati syahid namun ternyata niatnya keliru yaitu hanya sebatas ingin orang-orang anggap sebagai pemberani.
Kemudian orang yang akan Allah hisab selanjutnya adalah orang yang mengajarkan Alquran, akan tetapi niatnya hanya karena ingin mendapat sebutan qori atau alim. Kemudian orang yang ketiga adalah orang yang berharta dan dia sering bersedekah akan tetapi tujuannya bukan karena Allah melainkan hanya ingin mendapat sebutan sebagai orang dermawan. Orang-orang tersebut nantinya akan memiliki nasib yang tidak baik di akhirat karena akan Allah SWT masukkan ke neraka oleh Allah.
Beramal dengan ikhlas memang menjadi hal yang tidak mudah akan tetapi ini bisa Sobat latih agar lama-lama terbiasa melakukan ibadah hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Sebagai manusia kita hanya perlu berusaha dan semoga Allah menunjukkan jalan terbaik agar semua amal ibadah Allah SWT terima dan menjadi amal yang menyelamatkan kita di akhirat.