Hari Buruh – Setiap tanggal 2 Mei, seluruh lapisan masyarakat ikut memperingati Hari Buruh. Biasanya, momen ini dibarengi dengan demo yang dipimpin oleh para pimpinan serikat buruh di Indonesia. Wajar demo besar – besaran terjadi karena mengingat kesejahteraan pekerja sampai hari ini belum dapat dirasakan.
Sobat Cahaya Islam, sejatinya hari buruh juga menjadi ajang ikhtiar bagi para pekerja untuk mendapatkan haknya yang tak kunjung diberikan negeri. Justru malah banyak hak kaum buruh dikriminalisasi.
Selain itu, demo yang dilakukan pada momen tersebut dapat dijadikan sebagai momen untuk melakukan muhasabah terhadap penguasa agar ke depan strategi kebijakan yang disusun bisa mensejahterakan masyarakat.
Bagaimana Seharusnya Umat Menyikapi Hari Buruh? Apakah harus dengan demo?
Terdapat beberapa cara terkait penyikapan umat muslim di momen hari Buruh. Mulai dari menyebarkan berbagai tulisan opini terkait kebijakan untuk buruh yang dzalim bahkan sampai melakukan demo secara besar – besaran.
Hanya saja, demo yang dilakukan di masa pandemi harus dengan pengawalan yang ketat. Alih – alih bantu kaum para buruh menyuarakan aspirasi, malah bisa terjangkit virus covid-19 yang belum pulih dari negeri. Selain itu, dalam Islam demo tidak bisa dilakukan secara serampangan. Perlu adanya rambu – rambu yang harus ditaati. Diantaranya yakni :
1. Dilakukan Secara Terpisah
Sebagian kaum muslimin mungkin tidak mengetahui bahwasannya demo yang diikuti oleh laki – laki dan perempuan harus dipisah. Hal ini sesuai dengan hukum asal antara laki – laki dan perempuan dalam Islam. Sehingga, demo yang menyebabkan massa laki – laki dan perempuan bercampur sejatinya tidak dibenarkan dalam Islam.
2. Tidak Merusak Fasilitas Umum
Esensi dari demo yakni penyampaian aspirasi. Seyogyanya memang tidak ada celah untuk merusak fasilitas umum. Terkadang, massa pendemo sudah diwanti – wanti namun biasanya memang ada oknum yang sengaja mencari keributan supaya demo terlihat panas. Hal ini tentu tidak dibenarkan dalam Islam.
Melakukan evaluasi terhadap penguasa adalah hal yang benar. Sebagai rakyat, seharusnya memang menunjukkan kepada rakyat lainnya akan kebijakan yang dzalim. Jika rakyat hanya diam, lantas siapa yang akan menjadi penegak keadilan? Justru Allah SWT lebih membenci orang – orang yang hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun ketika melihat kemaksiatan.
3. Tidak Mengumbar Aib Personal
Dalam demo, Islam telah melarang untuk mengumbar aib seseorang, dalam hal ini aib personal para pemangku kebijakan. Pasalnya, momen mengevaluasi kinerja pemerintah lewat demo memang harus diisi dengan konten seputar kebijakan. Bukan malah melakukan rekam jejak personal para pemangku kekuasaan. Rasulullah SAW melalui haditsnya menyampaikan terkait hal ini :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – – مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ اَلدُّنْيَا, نَفَّسَ اَللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اَلْقِيَامَةِ , وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ, يَسَّرَ اَللَّهُ عَلَيْهِ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ اَلْعَبْدِ مَا كَانَ اَلْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ – أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2699]
Sejahteranya Pekerja dalam Islam
Islam sendiri telah memberikan gambaran yang jelas agar para pekerja dapat sejahtera. Di masa peradaban Islam, pekerjaan semacam guru diberikan sekitar puluhan dinar dirham.
Tentu upah sacam ini sangat jauh dari upah minimum guru di negeri ini. Selain itu, para pekerja juga diberi jaminan kesehatan dan keselamatan semaksimal mungkin tanpa adanya pembedaan golongan.
Nah Sobat Cahaya Islam, itulah tadi ulasan terkait peringatan hari buruh yang senantiasa dijadikan momen untuk mengevaluasi kinerja pemerintah. Semoga hal tersebut tidak sekedar menjadi tradisi namun juga sebagai inovasi terbaru untuk membangun strategi hebat bagi kaum buruh di masa depan.