Ada sebuah cerita tentang keyakinan diri yang cukup terkenal diantara para motivator dunia. Kisah ini menceritakan tentang seorang petani yang menemukan telur elang ketika sedang menyiangi ladangnya. Singkat cerita dibawanyalah telur elang itu oleh petani dan diletakkan bersama dengan kandang ayam hingga menetas. Elang kecilpun hidup seperti layaknya induk ayam dan memiliki keyakinan bahwa dirinya sama seperti ayam-ayam yang lain.
Hari berganti hari, elang kecil itupun menjadi semakin tua. Saat dirinya tua, dia melongok keatas langit dan melihat satu sosok burung yang terbang dengan gagah menerjang cepat diantara awan-awan diketinggian langit. Dia bertanya kepada ayam-ayam lain tentang makhluk apa itu sebenarnya? Ayam-ayam lainnya pun menjawab “itu adalah raja dari para burung yang disebut Elang! Kita hanya seekor ayam, tidaklah mungkin kita bisa terbang sepertinya” – karena “ayam” tersebut memiliki keyakinan bahwa dirinya memang seperti ayam-ayam lainnya, sampai akhir hayatnya dia mati sebagai ayam.
Dari cerita Cerita Tentang Keyakinan Diri diatas, kita sebagai orang islam yang beriman kepada Allah, marilah kita mencoba untuk mengaplikasikan hikmah cerita tentang keyakinan diri tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang yang beriman. Dari cerita tersebut kita ketahui bahwa satu-satunya yang menjadi penghalang diri kita adalah pemikiran kita. Seberapa yakin kita pada suatu hal pastinya akan berefek pada outcome yang kita dapat.
Yakin pada pertolongan-pertolongan Allah kepada orang yang beriman
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ) Allah telah menjanjikan kepada kita para orang iman yang berjuang dijalannya Allah . Barang siapa yang menolong agamanya Allah, niscaya Kami Allah akan menolong orang tersebut. Sebagai orang islam yang beriman dan beramal sholih, kita wajib meyakini janji tersebut. Kita harus menjadi lebih peka bahwa segala sesuatu hal baik yang terjadi kepada kita bukanlah kebetulan semata, melainkan merupakan ragam bentuk pertolongan dari Allah.
Sering sekali banyak orang islam yang mengeluhkan dan berkata “mana? Katanya Allah memberi pertolongan kepada kita, tapi kok saya masih miskin?” atau “Allah bohong karena tidak menepati janjinya untuk memberi pertolongan kita” dan masih banyak lagi keluhan-keluhan tidak bersyukur lainnya. Kita manusia terlalu sering melihat berbagai hal dengan tolok ukur materi, sehingga kita dibutakan karena hal itu. Jadi, yakinlah pada Allah, dan niscaya Dia akan mengulurkan tanganNya kepada kita.
Yakin bahwa Allah akan memberikan balasan atas apa-apa yang kita perbuat
Sukar sekali untuk memiliki Keyakinan pada pembalasan Allah dizaman akhir yang mulai serba semrawut ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya maksiyat dan pelanggaran hukum islam yang terjadi dimana-mana. Banyak orang yang tidak mengindahkan peraturan-peraturan agama. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu memiliki konsekuensi yang harus dihadapi kelak di akhirat. Balasan Allah itu haq dan tidak akan terlewati walaupun sekecil butiran debu.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ – وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
barang siapa yang beramal kebaikan sebesar dzarrah dan dia yang melakukan keburukan seberar dzarrah, maka niscaya mereka akan melihat balasannya (Surat Al Zalzalah 7-8)
Sebagai orang iman kita harus bahwa Allah akan memberikan balasan atas apa-apa yang kita perbuat. Dengan begitu kita akan memikir seribu kali sebelum berani melanggar atau melakukan maksiyat. Kita akan tahu betul bahwa hanya ada dua pilihan atas segala hal yang kita perbuat kelak di akhirat: surga atau neraka. Nah, semoga segelintir Cerita Tentang Keyakinan Diri yang disertai nasihat dalam artikel ini bisa menjadi cambuk bagi kita untuk memiliki keyakinan yang kuat dalam hati dan pikiran kita kepada Allah. Amiin.