Tak Kenal Maka Tak Sayang, Haruskah Begitu?

0
55
Tak Kenal Maka Tak Sayang

Tak Kenal Maka Tak Sayang – Di Indonesia, ada pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’. Pepatah ini menunjukkan bahwa seseorang umumnya tidak memberikan perhatian kepada yang tidak ia kenali. Lantas, apakah ini sejalan dengan ajaran agama Islam? Tentu saja tidak! Pasalnya, Islam mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi sesama manusia, tanpa pilih kasih.

Tak Kenal Maka Tak Sayang: Kisah Bilal bin Rabah dan Abu Hind

Saat Fathu Makkah, sahabat Nabi, Bilal bin Rabah, naik ke atas Ka’bah untuk adzan. Sebagian penduduk Mekah kaget dan mengejeknya karena kulitnya yang hitam. Mereka belum mengenal Bilal dan tidak tahu bahwa Rasulullah-lah yang menunjuk Bilal sebagai muadzin.

Di kisah lain, Rasulullah meminta Bani Bayadhah menikahkan salah seorang putrinya dengan Abu Hind, tukang bekam yang dulunya adalah seorang budak. Sayangnya, ia menolak karena status Abu Hind yang bekas budak.

Kemudian, turunlah ayat:

 وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

“Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (1)

Ayat di atas menjadi pesan langit yang sangat universal karena menghapus ‘kasta’ di masyarakat Arab kala itu. Selain itu, ayat ini juga menegaskan bahgwa keutamaan seorang hamba di sisi Allah bukan tergantung status pekerjaan, rupa, harta, bahkan nasab, melainkan ketakwaannya.

Jangan Memandang Orang dari Penampilan dan Harta

Marga, suku, atau nasab tidak dapat membeli ketakwaan. Hanya dengan amal sholih-lah kita bisa meraih ketakwaan. Sayangnya, akhir-akhir ini banyak masyarakat yang memandang orang dari ‘kasta’nya. Padahal, Rasulullah telah menghapus budaya buruk ini melalui hadits:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Allah tidak memandang penampilan dan harta kalian, tapi Allah melihat hati dan amal kalian.” (2)

Jika sobat Cahaya Islam punya nasab bagus, maka harus bersyukur. Meskipun nasabnya bagus tapi jika kelakuannya buruk, hal itu tidak akan menjadikannya mulia di sisi Allah. Begitu juga dengan kita semua, janganlah kita melihat seseorang dari nasab, penampilan, harta, atau pangkatnya. Selama ia berlaku baik, kita harus menghormati dan berbuat baik kepadanya, meski kita tidak mengenalnya.

Tak Kenal Tetap Harus Sayang

Pribahasa ‘Tak kenal maka tak sayang’ tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan bahwa Dia menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Oleh karena itu, jika kita belum mengenal orang lain, jangan langsung memvonis bahwa mereka buruk, tapi kita harus mengenalinya dulu agar tidak salah menilai orang.

Fenomena akhir zaman yang sering terjadi adalah mudahnya seseorang menilai buruk orang lain padahal belum mengenalinya dengan baik. Maka, hendaknya kita menjadi seorang muslim yang bijak dan tidak buru-buru menilai orang lain.


Referensi:

(2) Q.S. Al-Hujurat 13

(1) Sahih Muslim 2564

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY