PUI menggelar seminar – PP Wanita PUI menggelar seminar bertajuk Sekolah Ramah Anak di Madrasah Aliyah Putri Majalengka. Tujuannya sebagai langkah strategis dalam menciptakan pendidikan Islami yang ramah dan inklusif.
Acara tersebut resmi dibuka oleh Ketua Umum DPP PUI, H. Raizal Arifin M.Sos. Beliau memberikan apresiasi atas upaya Wanita PUI dalam membangun lingkungan pendidikan yang aman dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
PP Wanita PUI Menggelar Seminar Sekolah
PUI menggelar seminar ini juga dihadiri oleh para tokoh nasional dan daerah. Tentu, acara ini menjadi momen penting untuk mendiskusikan dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendukung pendidikan berkualitas yang ada di Indonesia.
Acara ini juga menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, M.Si, yang memberikan paparan inspiratif mengenai pentingnya menciptakan sekolah ramah anak berbasis nilai Islami.
1. Memupuk Karakter Mulia, Kreativitas, serta Akhlak Islami
Prof. Euis menyoroti bahwa sekolah harus bisa menjadi tempat untuk memupuk karakter mulia, kreativitas, serta akhlak Islami.
Selain itu, menghindari adanya perundungan dan kekerasan. Dalam sambutannya, H. Raizal Arifin menekankan bahwa kolaborasi antara sekolah, orang tua, masyarakat, serta pemerintah merupakan kunci untuk menciptakan generasi emas yang berkarakter.
Pendidikan Islami yang ramah anak, tidak hanya kebutuhan. Melainkan, juga menjadi investasi masa depan bangsa Indonesia dan Sobat Cahaya Islami.
2. Berkomitmen Mendukung Sekolah-sekolah
Ketua Umum PP Wanita PUI, Dra. Hj. Iroh Siti Zahroh M.Si, juga menambahkan bahwa Wanita PUI harus berkomitmen mendukung sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Hal tersebut agar sekolah menjadi zona aman bagi siswa.
Melalui adanya pendekatan berbasis nilai Islam, beliau hanya ingin menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, tanpa intimidasi, serta penuh kasih sayang.


3. Mengangkat Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Seminar ini juga akan mengangkat data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang mencatat kurang lebih 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang tahun 2023. Angka tersebut hampir separuhnya terjadi di lembaga pendidikan.
Hal ini juga menjadi perhatian serius dalam seminar. Kemudian, PUI juga akan merumuskan sejumlah solusi strategis, antara lain:
- Pelatihan khusus bagi guru untuk menangani serta mencegah perundungan di sekolah.
- Penguatan kolaborasi antara orang tua maupun sekolah.
- Pendekatan restoratif untuk dapat membangun harmoni di lingkungan sekolah.
- Penyediaan layanan konseling serta dukungan psikologis bagi seluruh siswa.
4. Mendukung Generasi Muda yang Lebih Baik
Acara tersebut ditutup dengan doa dan harapan agar semangat Islah Tarbiyah (perbaikan pendidikan) terus menyala di lingkungan LDII. Terutama, dalam mendukung generasi muda yang lebih baik.
H. Raizal Arifin menekankan betapa pentingnya menjadikan ikhtiar ini sebagai amal jariyah yang membawa keberkahan bagi umat dan bangsa.
5. Langkah Nyata Wanita PUI
Seminar tersebut tidak hanya menjadi ajang diskusi saja. Namun, juga langkah nyata Wanita PUI dalam mendorong pendidikan yang Islami, inklusif, serta ramah anak.
Selain itu, tujuan PUI menggelar seminar ini sebagai kontribusi yang besar bagi pembangunan karakter generasi penerus Indonesia.