Nafsu lawwamah adalah – Sobat Cahaya Islam, menurut Imam Ghazali nafsu terbagi dalam tiga jenis, yakni nafsu muthmainah, nafsu lawwamah, dan nafsu amarah bissu’. Nafsu lawwamah adalah pertengahan di antara ketiganya.
Manusia tercipta dengan hati, ruh, nafsu, dan akal. Banyak ungkapan yang menyatakan bahwa manusia yang cenderung kepada hawa nafsunya akan tersesat jalannya. Bahkan Rasulullah saw menyatakan bahwa jihad yang paling utama adalah mengalahkan hawa nafsu. Beliau saw bersabda,
“Jihad paling utama adalah seorang yang berjihad melawan hawa nafsunya.” 1
Pada diri manusia, hati merupakan komponen paling esensial. Kondisi hati sangat menentukan kecenderungan seseorang pada kebaikan atau keburukan.
Hati adalah pemimpin atau raja. Adapun seluruh jasad lainnya adalah kerajaan bagi hati. Mengenai hal ini, Rasulullah saw telah bersabda,
“Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika dia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika dia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”2
Makna Nafsu
Nafsu memiliki dua pengertian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Makna nafsu sebagai sesuatu yang buruk
Dalam hal ini nafsu meliputi kekuatan amarah, syahwat, dan sifat-sifat tercela lainnya. Inilah jenis nafsu yang harus diperangi.
2. Nafsu sebagai bisikan Rabbani
Bersama hati dan ruh, nafsu juga memiliki makna secara mutlak sebagai bisikan yang halus. Bisikan Rabbani inilah yang membedakan manusia dengan hewan dan makhluk lainnya.
Nafsu Lawwamah adalah Jiwa yang Menyesal
Sobat Cahaya Islam, menurut Imam Ghazali nafsu terbagi dalam tiga kategori. Masing-masing kategori memiliki sifat dan kecenderungan tersendiri. Sifat dan kecenderungan inilah yang mempengaruhi amalan manusia secara keseluruhan.
Adapun ketiga kategori nafsu tersebut adalah:
1. Nafsu muthmainah
Makna muthmainah adalah tenang. Nafsu muthmainah adalah nafsu yang bersih dan selalu mengingat Allah ‘Azza wa Jalla. Nafsu ini juga terlepas dari pengaruh syahwat serta sifat-sifat tercela lainnya.
Inilah gambaran dari firman Allah Ta’ala, “Wahai jiwa yang tenang.” (QS Al-Fajr: 27)
2. Nafsu lawwamah
Definisi nafsu lawwamah adalah jiwa yang sangat menyesal. Jiwa jenis ini selalu menyesali perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Sesungguhnya dia adalah jiwa yang tidak cenderung dan tidak menyukai perbuatan maksiat.
Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan jiwa ini dalam firman-Nya, “Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang sangat menyesali (diri sendiri).” (QS Al-Qiyamah: 2)
Nafsu lawwamah berada di pertengahan antara nafsu muthmainah dan nafsu amarah bissu’. Dia tidak rela dengan kejahatan dan tidak cenderung kepadanya. Namun dia juga tidak bisa merasa tenang dengan kebaikan dan mengingat Allah Ta’ala.
3. Nafsu amarah bissu’
Adapun nafsu amarah bissu’ adalah jenis jiwa yang tidak menyuruh kepada kebaikan dan tidak mencela kemungkaran. Inilah seburuk-buruk jiwa yang berada pada maqam paling rendah.
Allah Ta’ala menyatakannya dengan firman-Nya, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan.” (QS Yusuf: 53)
Hati yang bersih memiliki kapasitas terhadap kebaikan dan kedermawanan yang selalu terbuka lebar dan tidak terkunci. Hal inilah yang mampu melahirkan ketinggian sifat-sifat kemanusiaan. Adapun orang-orang yang hatinya kurang bersih, hatinya tidak tercerahkan oleh sifat-sifat ketuhanan (rabbaniyah).
Demikianlah, Sobat Cahaya Islam, penjelasan singkat tentang tingkatan-tingkatan nafsu. Sesungguhnya nafsu lawwamah adalah jiwa yang belum mampu menemukan ketenangan dengan mengingat Allah Ta’ala. Namun dia juga tidak menyukai perbuatan maksiat dan menyesalinya. Allahu a’lam.