Penyelenggaraan Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional ke 8

0
94
Musabaqah Qiraatil Kutub

Musabaqah Qiraatil Kutub – Penyelenggaraan Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional Ke-8 dan MQK Internasional Ke-1 diharapkan mampu menjadi sarana dalam mewujudkan swasembada ulama. Selain itu, acara besar ini juga menjadi ajang bagi santri dan mahasantri untuk melakukan kajian dan pendalaman Kitab Kuning.

Gelaran Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional

Waket Dewan Hakim MQK Internasional, KH Abdul Moqsith Ghazali menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini, Kemenag berupaya menghadirkan ulama berkualitas dari Indonesia. Ia menilai Musabaqah Qiraatil Kutub dapat menjadi wadah untuk meningkatkan derajat keulamaan. 

Sebab saat ini, kondisi mimbar agama yang sering kali menampilkan penceramah dengan kualitas di bawah standar. Menurutnya, banyak penceramah yang sebagai tokoh agama, namun belum sepenuhnya memahami ilmu agama secara mendalam. 

Ia mengingatkan adanya fenomena surplus penceramah, tetapi kekurangan ahli agama yang benar-benar menguasai bidangnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Indonesia saat ini mengalami kelebihan nasihat agama atau mauidhoh hasanah, tetapi masih kekurangan teladan nyata atau uswatun hasanah. 

Oleh karena itu, gelaran MQK bertujuan menjadi sarana bagi kader ulama untuk meningkatkan kualitas keilmuannya melalui kompetisi yang terarah. Ia optimis jika kualitas ulama dapat terus meningkat, sehingga Musabaqah Qiraatil Kutub ini dapat menghasilkan ulama berkelas dunia.

Dialog tersebut turut menghadirkan Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, Dirut Diniyah dan Pondok Pesantren Basnang Said, serta perwakilan peserta internasional. Kehadiran mereka menambah bobot akademik dan memperkuat peran MQK sebagai ajang penting dalam membangun generasi ulama masa depan.

Pembukaan MQK di Kabupaten Wajo

Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, menghadiri pembukaan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Acara berlangsung di Kampus III Pesantren As’adiyah, Macanang, pada Kamis, 2 Oktober 2025.

MQK Internasional berlangsung pada 1 hingga 7 Oktober 2025 dengan tema “Dari Pesantren untuk Dunia Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian.” Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, hadir membuka kegiatan ini secara resmi. Wagub Maluku hadir sekaligus mendampingi kontingen santri asal Maluku yang berjumlah 14 orang. 

Rombongan terdiri dari sembilan panitia Kanwil, satu pendamping, dan empat santri peserta. Para santri berasal dari Pondok Pesantren Darussalam Kamal, Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka berkompetisi pada cabang Marhala Ulya, mencakup Ilm Hadis serta Tafsir Ilm Tafsir untuk putra dan putri.

Musabaqah Qiraatil Kutub

Abdullah Vanath menyatakan rasa bangga atas partisipasi santri Maluku dalam ajang internasional tersebut. Menurutnya, ini kesempatan emas menunjukkan kualitas pendidikan pesantren dan kontribusi Maluku bagi perdamaian dunia. Ia menilai momentum ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membangun generasi muda berwawasan luas.

MQK Internasional 2025 menghadirkan 798 santri semifinalis dari seluruh Indonesia serta 20 peserta dari tujuh negara ASEAN. Selain itu, Thailand dan Filipina turut mengirim perwakilan sebagai pengamat.

Vanath menegaskan bahwa keikutsertaan Maluku bukan sekadar ajang lomba, melainkan bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap pesantren. Pesantren dipandang sebagai pusat pendidikan, penjaga tradisi keislaman, sekaligus ruang pembinaan generasi santri berdaya saing global.

Kehadiran Wagub Maluku bersama kontingen di Wajo menjadi simbol dukungan nyata pemerintah daerah terhadap peningkatan kualitas santri. Melalui Musabaqah Qiraatil Kutub, ia optimis santri Maluku dapat memberi kontribusi nyata, baik di tingkat nasional maupun internasional.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY