Konsep Cinta dalam Islam – Memahami perkara terkait konsep cinta dalam Islam tentu tak semudah layaknya menghafal abjad saja.
Namun dibutuhkan kajian yang mendalam agar konsep tersebut tak sampai melanggar batasan syariat Islam.
Banyak hal dan pembahasan yang mengangkat pembahasan cinta, namun alih – alih mengedukasi para generasi malah menjadikan mereka terlena dan akhirnya buta terhadap segala cinta yang ada.
Sobat Cahaya Islam, konsep cinta dalam Islam bukanlah hal yang sulit namun tidak boleh sembarangan memaknainya.
Adanya banyak masalah terkait perkara asmara hari ini lantaran salah dalam peletakan konsep itu sendiri. Lantas, bagaimana seharusnya umat memaknai cinta?
Memaknai Konsep Cinta dalam Islam
Di sekolah manapun, tentu pembelajaran konsep cinta dalam Islam tidak dijelaskan secara gamblang.
Karena sekolah formal baik umum maupun berbasis keagamaan belum seberapa memasukkan pembelajaran terkait masalah hati tersebut.
Namun, hal itu dapat dipelajari lebih mendalam melalui diskusi pemikiran, obrolan ringan bahkan santai sekalipun dengan keluarga, teman maupun para asatidz di sekitar Sobat cahaya Islam.
Namun, karena faktor tertentu, seringkali sebagian umat melalaikan obrolan terkait memaknai cinta tersebut sampai akhirnya muncul fenomena asmara yang berujung pada tindak kriminalitas, kemaksiatan bahkan cinta yang menjauhkan dari Allah Ta’ala. Naudzubillah.
Bagaimana Menerapkan Konsep Cinta dalam Kehidupan?
Agar Sobat Cahaya Islam dapat menerapkan cinta yang berujung pada kebaikan, maka ada beberapa hal yang perlu dipahami. Diantaranya yakni sebagai berikut :
1. Cinta merupakan Kebahagiaan dan Kemaksiatan
Di awal, perlu dipahami bahwa cinta dapat berujung pada hal yang membahagiakan. Mengapa demikian?
Sebab bila cinta diorientasikan pada hal – hal yang mendekat pada Allah Ta’ala maka akan menghasilkan hal yang membahagiakan. Misal, cinta kepada orangtua. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al Isra ayat 24 yakni :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ
Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”
Tentu cinta ini adalah cinta yang baik dan berpeluang untuk menjadi hamba Allah yang baik.
Pun cinta terhadap sesama umat, anak didik juga akan menjadikan sobat cahaya Islam menjadi hamba yang dicintai oleh para penghuni langit.
Kemuliaan cinta yang seperti fenomena diatas tentu bukanlah cinta yang bathil.
Sedangkan cinta yang membawa pada kemaksiatan yakni kecintaan yang melanggar syariat Islam misalnya berpacaran antar lawan jenis maupun sejenis. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Az Zariyat ayat 49 bahwa :
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya : Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).
Padahal kedua fenomena tersebut jelas dilarang oleh Allah Ta’ala dan bersumber pada dalil yang jelas sebagaimana halnya dalam firman :
2. Mencintai Sewajarnya
Kemudian, penting bagi umat untuk menempatkan cinta pada batasan yang wajar.
Terlalu buta dalam menghambakan cinta pada sesama, tentu akan menjadikan umat lalai akan kehadirat Allah Ta’ala. Misal, terlalu cinta pada harta dan anak – anaknya, juga dapat menyebabkan kesombongan.
Padahal segala sesuatu yang dimiliki dunia hanyalah titipan Allah Ta’ala. Sehingga sewaktu – waktu juga akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah Ta’ala.
Banyak fenomena umat yang sangat mencintai harta bahkan tak segan menyombongkannya di hadapan umat lainnya. Tentu mindset seperti ini sangatlah tidak benar dan dapat menjerumuskan hamba pada sifat arogan.
Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan yang berkaitan dengan konsep cinta dalam Islam dan bagaimana memaknainya agar tak salah dalam pelaksanaan. Semoga bermanfaat dan Sobat menjadi insan yang selalu dalam lindunganNya.
