Kerangka ibu dan anak – Masyarakat Indonesia tengah heboh dengan penemuan kerangka ibu dan anak di Bandung. Bagaimana tidak, warga menemukan kerangka tersebut di rumah yang sempat mereka kira kosong. Tentu saja, penemuan kerangka di Bandung ini menimbulkan berbagai pertanyaan.
Salah satu pertanyaan yang mencuat adalah, mengapa tidak ada sanak saudara yang mencari mereka. Apalagi salah satu korban yakni anak masih memiliki ayah yang masih hidup. Masyarakat bertanya-tanya apa yang menyebabkan sang ayah tidak mencari anaknya.
Awal Penemuan Kerangka Ibu dan Anak
Menurut informasi, orang yang menemukan kerangka ibu dan anak pertama kali adalah Mudjoyo Tjandra. Ia adalah suami dan ayah dari korban atau kerangka tersebut. Berdasarkan keterangan Mudjoyo, ia sudah berpisah rumah dengan sang istri sejak 2015 silam.
Kabarnya, Mudjoyo Tjandra kembali ke rumah itu setelah sekian lama untuk mengambil berkas-berkas penting. Namun saat tiba di rumah istri dan anaknya, ia menemukan keduanya sudah dalam kondisi menjadi kerangka.
Satu hal yang menarik perhatian warganet adalah penemuan corat coret di tembok rumah rangka tersebut. Bukan tanpa alasan, corat coret di tembok seolah merupakan curahan hati istri dan anak Mudjoyo Tjandra yang ditelantarkan.
Salah satu coretan menyinggung tentang Mudjoyo Tjandra yang menikah lagi. Sedangkan kuat dugaan coretan satu lagi ditulis oleh sang anak. Sebab isi coretannya adalah permintaan uang sekolah tetapi balasannya seperti itu.
Maraknya Kasus Penelantaran Anak
Sobat Cahaya Islam, beredarnya corat coret tembok dalam kasus kerangka ibu dan anak membuat warganet merasa miris. Banyak yang menduga isi coretan tersebut mengindikasikan kuat ayah yang menelantarkan anak dan istrinya sendiri.
Warganet juga tidak habis pikir, bagaimana seorang ayah tidak kembali ke rumah, padahal ada anak kandungnya sendiri. Sang ayah justru seolah tak peduli, dan kembali hanya untuk kepentingannya sendiri.
Penelantaran Anak Menurut Islam
Sobat, agama islam jelas menentang perbuatan menelantarkan anak dan istri dengan alasan apapun. Selain itu, agama islam justru mewajibkan para orang tua mengurus anak-anaknya.
Islam pun memandang tercela orang tua yang menelantarkan anaknya dengan pandangan berikut:
1. Melakukan Perbuatan Haram
Suami yang meninggalkan istri dan anaknya tanpa menafkahi, maka sama seperti melakukan perbuatan haram. Tentu saja perbuatan tersebut dihukumi dosa yang besar. Pasalnya ia berarti sudah melanggar salah satu perintah Allah SWT yang tertuang dalam,
“……..Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut. ……..”(al-Baqarah ayat 233)
2. Termasuk Orang yang Rugi
Mereka yang menelantarkan anaknya termasuk orang yang rugi. Orang-orang yang rugi artinya hidup tidak diberkahi dan mati dengan beban dosa di hadapan Allah SWT. Di antara mereka yang merugi adalah orang yang sudah menelantarkan anaknya.
Ini sebagaimana firman Allah SWT,
قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezeki-kan pada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk” (Al-An’am [6]: 140)
Mulanya, ayat di atas merupakan kecaman terhadap masyarakat Arab yang membunuh anak perempuannya sendiri. Namun di zaman sekarang, pembunuhan anak masih terjadi dengan cara berbeda.
Misalnya saja, orang tua yang membuang anak atau memberikan anaknya kepada orang lain. Selain itu, mereka yang menelantarkan masa depan anaknya, sama seperti membunuh masa depannya.
Sobat Cahaya Islam, sungguh berdosa orang tua yang dengan sadar menelantarkan anaknya tanpa alasan apapun. Mari doakan agar arwah kedua kerangka ibu dan anak mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.