Kalender Jawa Weton – Masyarakat Jawa memiliki beranekaragam budaya yang menarik. Tidak hanya adat, seni, pakaian hingga kalender Jawa weton menjadi hal menarik. Sebab penanggalan Jawa erat kaitannya dengan neptu yang menjadi aspek penting pada kehidupan dari zaman dahulu. Bahkan tidak sedikit yang masih menerapkannya hingga masa modern sekarang ini.
Lalu, bagaimana pandangan Islam terhadap penggunaan weton sebagai penentu nasib seseorang dan sarana ramalan?
Mengenal Weton Jawa yang Kerap Digunakan untuk Menentukan Tanggal Pernikahan
Weton Jawa erat kaitannya dengan neptu hingga berbagai ramalan dan masih digunakan dalam menghitung tanggal pernikahan yang tepat. Weton atau yang memiliki arti hari kelahiran ini menggabungkan 5 siklus hari pasaran pada kalender masehi. Tidak hanya bermakna tanggal lahir semata, weton berguna untuk menentukan tanggal baik acara penting dan pernikahan.
Perhitungan weton juga digunakan saat membangun rumah, pindahan hingga keluar dari rumah sakit. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa weton dapat mempengaruhi watak seseorang. Untuk mempelajari hal tersebut, seseorang bisa mempelajari perputaran kalender tradisional bertepatan dengan hari kelahirannya.
Hukum Mempercayai Kalender Jawa Weton
Bagi sebagian orang mempercayai weton mempengaruhi nasib atau sifat seseorang, namun bagaimana agama Islam memandangnya? Islam mengajarkan bahwa harus selalu bersandar kepada Allah termasuk dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Allah adalah satu-satunya pengatur segala sesuatu dalam kehidupan umatNya, sebagaimana dalil Al Quran yang menjelaskan takdir Allah berikut ini:
“Katakanlah: Aku tidak berkuasa mendatangkan manfaat ataupun menolak mudarat kepada diriku sendiri kecuali apa yang dikehendaki Allah.” (QS. Al-A’raf: 188).
Meyakini pengaruh kalender Jawa weton akan berdampak pada ketidakharmonisan rumah tangga. Oleh sebab itu percaya pada weton merupakan haram karena merusak akidah seorang muslim. Dalam kontek hukum kebiasaan, ramalan weton bisa saja muncul dari kebiasaan yang berulang.
Mempercayai weton bisa menentukan nasib seseorang bertentangan dengan prinsip tauhid. Agama Islam melarang keyakinan yang sifatnya spekulatif dan tidak memiliki dasar ilmiah. Oleh karena itu keyakinan terhadap weton akan menggiring seseorang kepada perilaku syirik atau menyekutukan Allah.
Pada dasarnya tidak ada pelarangan penggunaan kalender Jawa weton. Asalkan digunakan untuk keperluan budaya atau tradisi yang tidak menyimpang dari akidah Islam. Contohnya, ketika weton hanya seseorang gunakan untuk mengenal nilai-nilai kultural tanpa mengaitkannya dengan nasib, maka mubah.
Meyakini weton sebagai sarana untuk menentukan nasib atau sifat tidak dibenarkan karena bertentangan dengan tauhid. Jika terus dilakukan, maka akan mengarah pada praktik syirik. Namun, ketika seseorang menggunakan weton sebagai bagian dari tradisi tanpa keyakinan tertentu, maka tidak menjadi persoalan.
Umat Islam harus berhati-hati dalam menyikapi tradisi penggunaan kalender Jawa weton. Perhitungan Jawa tersebut kerap digunakan untuk menghitung tanggal baik dalam pernikahan, penyelenggaraan hari-hari penting dan menentukan nasib. Bahkan sering pasangan yang akan menikah gagal karena perhitungan wetonnya tidak cocok.
Penggunaan Weton menurut Dalil Hadits
Berikut ini hadist yang mencerminkan pandangan Islam perihal penggunaan weton:
“Barang siapa mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad, no. 9532).
Ketika tidak sesuai dengan akidah, maka penggunaan weton akan menjauhkan diri kepada Allah. Muslim harus mengedepankan tawakal kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk mempercayai perhitungan kalender Jawa weton untuk menentukan hari dan waktu untuk menikah merupakan bentuk menyekutukan Allah SWT.