Denny Siregar – Siapa netizen media sosial yang tidak mengenal Denny Siregar? Aktivis media sosial yang kerap mengkritik apa saja yang menurutnya kurang sesuai. Senin kemarin (11/1) Denny menuliskan cuitan di media sosial Twitter pada akun pribadinya dan mengkritik film animasi “Nussa” dengan latar belakang Islam.
Serial animasi yang mulai tayang sejak 2018 ini rencananya akan tayang di biskop dalam waktu dekat dengan Angga Dwimas Sasongko sebagai sutradara. Denny Siregar menganggap serial animasi Nussa mengandung aliran Islam kebarat-baratan yang berkaitan erat dengan organisasi terlarang di Indonesia. Apa lagi jika bukan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) karena dibidani oleh Felix Siauw.
Menanggapi cuitan Denny Siregar, Angga Dwimas Sasongko pun membalas cuitan tersebut dengan mengatakan bahwa proses pembuatan film Nussa tidak ada unsur keterlibatan pemuka agama. Bahkan, film ini juga diproduksi oleh The Little Giantz dan 4Stripe Production juga promosinya oleh Visinema Picture.
Satu hal yang membuat Denny Siregar mengutarakan cuitannya tersebut adalah dari pakaian yang dikenakan Nussa. Pasalnya menurut Denny pakaian Nussa mengandung ajaran terselubung dari HTI. Realita yang diusung dari kartun ini tidak mencerminkan keragaman muslim di Indonesia. Malah lebih mencirikan Islam yang kebarat-baratan.
Cuitan Denny yang mengkritik film Nussa menimbulkan banyak komentar di kalangan warga Twitter. Ada yang Pro dengan pernyataan Denny dan membandingkan film Nussa dengan film animasi anak-anak yang lebih relevan untuk ditonton. Ada juga yang Kontra dan menganggap Denny tidak dapat menghargai sebuah karya seni.
Sobat Cahaya Islam, terlepas dari benar tidaknya ajaran yang diusung dari film Nussa. Kita tidak boleh serta merta mengkategorikan sebuah karya dengan mengotak-kotakannya menurut golongan tertentu. Sekalipun hal tersebut benar adanya. Sebagai muslim yang menghargai toleransi, kita haruslah menghargai sebuah karya meski berbeda dengan sudut pandang kita.
Denny Siregar dan Arti Islamophobia
Cuitan Denny Siregar langsung diserbu warga Twitter karena dianggap terlalu mengotak-kotakan suatu hal hingga ke film animasi. Film animasi yang dikritik Denny adalah “Nussa”, yang latar belakang ceritanya memang banyak berkisah tentang bagaimana seorang muslim hidup di dunia, dan dianggap Denny sebagai salah satu ajaran terselubung dari HTI. Bahkan, film ini dianggap Islamophobia untuk ditayangkan dan dikonsumsi anak-anak Indonesia.
1. Pengertian Islamophobia
Islamophobia merujuk pada suatu paham yang menyebabkan rasa benci dan takut terhadap Islam. Dari tayangan Nussa kita melihat bahwa pesan moral yang diusung sangat terasa nilai-nilai keislamannya. Agaknya kurang tepat jika film ini dikatakan mengandung unsur Islamophobia. Pasalnya, cerita yang dibawa Nussa dan Rara tidak ada unsur yang mengajak muslim bercadar, memakai celana pendek, atau memanjangkan janggut.


2. Bahaya Islamophobia
Sebagai penikmat karya seni, kita tidak bisa memberikan label pada sebuah karya seni tentang keberpihakan karya tersebut pada kelompok tertentu. Bahayanya, jika memang Islamophobia dekat dengan lingkungan sekitar kita, cukup kita membatasi diri dan menyaring mana ajaran yang benar sesuai hakikat Islam itu sendiri dan mana yang sekiranya kurang sesuai dengan kita.


Rasulullah SAW bersabda:
“Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur’an, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula salat kalian daripada salat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur’an dan mereka menyangka bahwa Al Qur’an itu adalah (hujjah) bagi mereka, tetapi ternyata Al Qur’an itu adalah (bencana) atas mereka. Salat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim: 1773)
Bagaimana menurut Sobat Cahaya Islam dengan pernyataan Denny Siregar? Namun, apapun yang melatarbelakangi film animasi Nussa, kita tetap bisa mengambil pelajaran dari film tersebut. Wallahu a’lam.