Manfaatkan waktu – Sobat cahaya islam sudah sangat familiar kan dengan surat Al Ashr. Dimana Allah berfirman demi masa / waktu bahwa manusia banyak yang jatuh pada kerugian (karena tiada bisa menggunakan waktu dengan tepat. Sobat cahaya islam juga mungkin pernah membaca artikel kami tentang memanfaatkan 5 perkara sebelum 5 perkara. Yang semuanya menekankan tentang menggunakan “waktu” tertentu sebelum waktu tertentu.
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Cara seorang manfaatkan waktu adalah berbanding lurus dengan level keimanan. Kami mempercayai hal itu. Banyak pula alim ulama yang kami temui juga mengamini hal ini. Terlebih apabila sobat cahaya islam yang menyimak artikel ini masih dalam usia 20 tahunan. Umur yang sangat krusial dimana banyak pemuda mengambil jalan yang salah dalam mamanfaatkan waktu.
Manfaatkan waktu untuk 2 tujuan utama: Merit & money
كنا نتواعظُ في أوَّل الإسلام : ابنَ آدم ، اعمل في فراغك قبل شُغلك ، وفي شبابك لكبرك ، وفي صحتك لمرضك ، وفي دنياك لآخرتك . وفي حياتك لموتك
Dalam hadits Al Hakim diatas telah sangat gamblang bahwa manusia dengan waktunya seharusnya menggunakan waktunya untuk sole purpose yakin beribadah dan beramal. Hal ini sejalan dengan sebuah prinsip dari beberapa mentor spiritual kami yang juga merupakan praktisi bisnis. Kebanyakan dari mereka memberikan wejangan bahwa untuk menjalankan hidup produktif, selalu lakukan hal hal yang mengarah kepada merit (Kebajikan / Pahala) dan money (uang / penghasilan). Terlebih untuk sobat cahaya islam yang masih muda usia 20an ketika jasmani masih kuat dan sehat. Lebih baik lagi kalo dua duanya dapet. Hhehe
Menyeimbangkan Akhirat dan Dunia dalam memaksimalkan waktu
Manfaatkan waktu dengan jalan terbaik adalah dengan selalu mencoba menyeimbangkan antara akhirat dan dunia. Ini lho banyak orang yang salah dalam memprioritaskan waktunya. Ada yang telalu getol dalam mengejar akhirat sehingga lupa pada dunia, begitu juga sebaliknya. Ada satu hadits riwayat ibn Asakir yang menyatakan bahwa orang islam yang meninggalkan kepentingan dunia untuk akhirat dan sebaliknya bukanlah muslim yang terbaik. Karena muslim yang baik tahu dunia adalah sarana yang akan mengantarkan dirinya ke akhirat.
لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ
عَلَى النَّاسِ
Pemuda harus selalu berusaha mengejar apa yang terbaik untuknya dengan ridho Allah
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَابْنُ، نُمَيْرٍ قَالاَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا . وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ ”
Kawula muda haruslah menjadi sosok mukmin yang kuat dan bermanfaat. Karena Allah lebih menyukai mereka dengan semangat menuju kebaikan. Manfaatkan waktu untuk mengejar kebaikan adalah sebuah jalan yang benar. Seperti Hadits Muslim 2664 diatas telah jelaskan.