Cara Meraih Keselamatan Akhirat – Setiap manusia pasti ingin selamat, khususnya di akhirat. Tapi, keinginan saja tidak cukup. Harus ada langkah konkret yang sesuai tuntunan agama. Bukan hanya melakukan hal-hal yang wajib, ada juga beberapa hal yang harus kita tinggalkan. Terkadang, meninggalkan hal yang haram lebih susah daripada melaksakan kewajiban. Lalu, apa saja perkara yang harus kita tinggalkan agar dapat meraih surge-Nya?
Cara Meraih Keselamatan Akhirat dengan Mengendalikan Amarah
Pertama, sobat Cahaya Islam harus meninggalkan amarah, sebagaimana sabda Nabi berikut ini:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang yang kuat bukanlah yang hebat bergulat, tapi yang mampu mengendalikan nafsunya saat marah.” (1)
Balasan bagi orang yang bisa menahan emoasi adalah Allah menjauhkan orang itu dari adzab-Nya. Meski tidak mudah, namu n balasannya akan sangat indah di surga kelak.
Meninggalkan Perbuatan Haram dan Tipu Daya Dunia
Jika seseorang berani mengambil yang haram, dampaknya sangat buruk. Di antaranya adalah seperti merasa berat beribadah, doanya sulit terkabul, bahkan akan mendapatkan siksa di akhirat. Rasulullah sendiri pernah berpesan:
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Setiap daging yang tumbuh dari perkara haram, neraka lebih layak baginya.” (2)
Namun, bukan hanya itu saja karena seorang muslim juga dituntut untuk tidak terjebak ke dalam tipu daya dunia. Pasalnya, akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman.
Tinggalkan Sifat Sombong Agar Selamat di Akhirat
Selanjutnya, seorang muslim yang ingin mendapatkan kebahagiaan sejati di akhirat juga wajib meninggalkan sifat sombong. Rasulullah bersabda:
أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Hendaknya kalian bersikap tawadhu, jangan sampai salah seorang di antara kalian sombong di hadapan yang lain.” (3)
Bahkan, seseorang yang di hatinya masih ada sedikit kesombongan saja, ia tidak pantas masuk surga. Sebenarnya, apa yang pantas kita sombongkan, sedangkan semua ini hanya titipan semata?
Sikap Berlebihan dan Sia-sia Harus Ditinggalkan
Siapapun yang ingin selamat di akhirat, hendaknya meningalkan hal-hal yang sia-sia, apalagi berlebihan. Dalam konteks ini, sikap berlebihan menyangkut segala hal, termasuk dalam berbicara, berbuat, tidur, makan, bahkan ibadah. Itulah kenapa Allah berfirman:
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
“Wahai anak Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus saat masuk masjid, makan dan minumlah, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan.” (4)
Di sebuah hadits, Rasulullah juga memberikan isyarat kepada ummatnya agar meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada maknanya.
Tinggalkanlah Permusuhan atau Pertikaian
Permusuhan dan persengketaan juga harus kita tinggalkan untuk meraih keselamatan akhirat. Hal ini sudah Allah sampaikan dalam ayat Al-Qur’an:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ
“Sungguh orang-orang mukmin bersaudara. Maka damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai).” (5)
Selain menjauhi pertikaian, seorang muslim juga harus mendamaikan orang lain yang sedang bertikai, terutama sesama muslim.
Cara Meraih Keselamatan Akhirat dengan Meninggalka Kekikiran
Terakhir, tinggalkanlah sifat bakhil dan kekikiran. Dengan begitu, Allah akan membangga-banggakan kita di depan para makhluk. Rasulullah juga bersabda:
حَمَلَهُمْ عَلَى أَنْ سَفَكُوا دِمَاءَهُمْ وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
“Berhati-hatilah kalian terhadap sifat kikir, karena telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Dan kekikiran mendorong mereka menumpahkan darah & menghalalkan kehormatan mereka.” (6)
Intina, sifat kikir tidak mencerminkan sifat orang mukmin. Pasalnya, iman tidak bisa berkumpul dengan sifat kikir. Semoga kita dapat menjauhi keenam perkara di atas dan meraih keselamatan akhirat. Aamiin..
Referensi:
(1) Sahih al-Bukhari 6114
(2) H.R. Ahmad 3/321
(3) Sunan Abi Dawud 4895
(4) Q.S. Al-A’raf: 31
(5) Sahih Muslim 2578
(6) Q.S. Al-Hujuraat: 10