Apa itu mubasyarah dalam Islam merupakanmetode langsung penguasaan bahasa Arab yang menjadi salah satu ciri khas pendidikan di pesantren. Melalui adanya metode pembelajaran ini, pesantren berupaya mencetak santri yang fasih berbahasa Arab, baik itu lisan maupun tulisan.
Mempelajari bahasa Arab ternyata memiliki kedudukan penting dalam Islam. Sebagai bahasa Al-Qur’an dan Hadits, penguasaan bahasa Arab ini akan menjadi kunci untuk memahami sumber ajaran Islam secara langsung.
Apa itu Mubasyarah dalam Islam
Bagi para santri, biasanya kemampuan berbahasa Arab membuka pintu ilmu yang luas dan memungkinkan mereka menggali khazanah keilmuan Islam klasik. Misalnya saja, seorang santri yang menguasai bahasa Arab dengan baik akan mampu membaca kitab-kitab kuning tanpa terjemahan.
Selain itu, juga akan memahami tafsir Al-Qur’an dari sumbernya, dan berkomunikasi dengan ulama dari berbagai negara.
1. Cara Menerapkan Metode Mubasyarah
Allah SWT telah menegaskan keistimewaan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2)
Apa itu mubasyarah dalam Islam biasanya menekankan penggunaan bahasa Arab secara aktif dalam pembelajaran. Guru akan mengajar sepenuhnya dalam bahasa Arab, menggunakan gerakan, gambar, serta benda nyata untuk menjelaskan makna.
Metode ini bertujuan agar Sobat Cahaya Islami berpikir langsung dalam bahasa Arab tanpa proses terjemah. Contohnya saja, dalam kelas muhadatsah (percakapan), guru akan menjelaskan kosakata yang baru dengan memperagakannya, bukan menerjemahkannya.
Santri akan dilatih untuk bertanya dan menjawab langsung dalam bahasa Arab. Pentingnya praktik langsung dalam belajar bahasa telah disebutkan dalam hadits:
“Ilmu itu (didapat) dengan belajar, dan kesantunan (didapat) dengan berlatih santun.” (HR. Thabrani, no.5529)
2. Manfaat Menguasai Bahasa Arab bagi Santri
Penguasaan bahasa Arab dapat memberi banyak manfaat bagi santri, baik itu dalam studi Islam maupun prospek karir. Secara akademis, kemampuan bahasa Arab ini akan memudahkan santri memahami kitab-kitab rujukan Islam dan mengakses sumber-sumber ilmu yang lebih luas.
Dalam dakwah, santri yang sudah fasih berbahasa Arab bisa menyampaikan ajaran Islam dengan lebih mendalam dan meyakinkan. Sobat Cahaya Islami juga bisa berkomunikasi langsung dengan ulama serta cendekiawan Muslim dari berbagai negara.
Sedangkan, dari segi karir, kemampuan bahasa Arab akan membuka peluang kerja yang luas, baik di dalam maupun luar negeri. Santri juga bisa menjadi penerjemah, diplomat, serta bekerja di negara-negara Arab.
Rasulullah SAW telah menekankan keutamaan belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, yang erat kaitannya dengan bahasa Arab:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 5027)
3. Cara Mengoptimalkan Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren
Dalam mengoptimalkan pembelajaran bahasa Arab, pesantren perlu sekali menciptakan lingkungan berbahasa (bi’ah lughawiyah). Hal ini bisa dilakukan dengan mewajibkan penggunaan bahasa Arab di area atau pada waktu tertentu.


Penting juga untuk selalu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab. Pesantren juga bisa memanfaatkan aplikasi belajar bahasa, video pembelajaran online, serta media sosial berbahasa Arab.
Pesantren juga bisa memperhatikan aspek psikologis santri dalam belajar bahasa. Lalu, menciptakan suasana yang menyenangkan dan memberi apresiasi atas kemajuan santri. Hal tersebut akan meningkatkan motivasi belajar.
Allah SWT mendorong Sobat Cahaya Islami untuk bersungguh-sungguh dalam belajar:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Jadi, bisa dikatakan apa itu mubasyarah dalam Islam sudah tidak asing lagi didengar para santri.