Richard Lee – Beberapa hari ini, nama Richard Lee kembali mencuat di beberapa situs pencarian lantaran berita terkait pembebasannya dari jeruji besi.
Sebagai dokter, ia harus menerima konsekuensi hukum lantaran pencatutan usaha seseorang dalam pernyataannya.
Ucapan tersebut dinilai sudah membawa kerugian besar sehingga berujung pada pelaporan oleh salah satu pihak yang merasa dirugikan.
Sobat Cahaya Islam, kasus yang Dokter Richard Lee sebagai bagian dari tugasnya tentu bukan pertama kali terjadi.
Di luaran sana, tentu ada banyak orang – orang yang memperjuangkan kebenaran namun karena cara dan tindakannya tak dapat diterima oleh masyarakat, maka mau tak mau harus mendapat konsekuensi hukum.
Bagaimana Tanggapan Masyarakat terhadap Kasus yang Dokter Richard Lee Alami?
Sobat Cahaya Islam, apa yang dokter Richard Lee alami seharusnya menjadi perenungan bagi sebagian besar umat tentang konsekuensi memperjuangkan ilmu yang dimiliki.
Pun juga umat harus banyak belajar tentang bagaimana cara dalam bertindak dan menanggapi dengan baik terhadap suatu nasehat daripada mengedepankan perasaan.
Pun bagi yang menasehati sudah selayaknya menggunakan tutur kata yang baik. Sehingga antara si penasehat dengan yang mendapatkan nasehat sama – sama merasakan ketenangan.
Namun tentu hal tersebut tak mudah. Fitrahnya, umat akan merasa terpojokkan bila mendapat komentar bernada negatif terkait usaha atau tindakan yang ia lakukan.
Sehingga manakala mendapatkan nasehat yang tak sesuai dengan kepribadiannya, maka emosinya menjadi tak terkendalikan.
Tips Menasehati Dengan Cara Ahsan
Sobat Cahaya Islam, menasehati seseorang bukanlah hal yang mudah. Tentu akan ada banyak rintangan dan hambatan yang umat lalui.
Namun, Rasulullah tak pernah mengajarkan pada umat untuk berhenti memberikan nasehat manakala hal tersebut tak diterima di awal. Umat harus tetap melanjutkannya.
Berikut beberapa tips bagi umat agar dapat menyampaikan nasehat :
1. Tidak Bernada Tinggi dan Bersikap Lemah lembut
Sobat, sampaikanlah bahasa nasehat dengan versi bahasa terindah. Selain itu, pahami juga bagaimana karakter bahasa tiap daerah sesuai dengan audience yang mendengarkan agar dapat semakin yakin untuk menyampaikan nasihat.
Bahasa yang indah yakni tersampaikan dengan kelemah-lembutan. Jangan sampai salah mengartikan ya. Kendati harus bersikap lemah lembut, namun ketegasan juga harus tetap muncul. Tegas sendiri juga jangan sampai akhirnya serupa dengan marah.
Sebab konteks keduanya berbeda. Jika marah, maka akan ada gesture tubuh yang terlihat. Sedangkan tegas, umat hanya akan fokus menyampaikan kebenaran dalam bentuk nasehat.
Sealin itu, jagalah diri umat agar tak sampai menyampaikan berbagai keburukan yang ia ketahui dari saudaranya sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam suraT Al Hujurat ayat 12 yakni :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang
2. Menyampaikan dengan Analogi sesuai Kemampuan Audience
Agar nasihat bisa merasuk ke dalam jiwa umat Islam, maka sebisa mungkin berusaha untuk menggunakan beberapa analogi sederhana.
Selain membantu untuk memberikan gambaran dari nasehat, analogi juga menjadi salah satu cara agar tak sampai mengambil contoh keburukan dari personal yang dinasehati.
Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan mengenai Richard Lee dan beberapa tips bagi umat untuk senantiasa bisa memberikan nasehat dimanapun berada. Semoga ulasan ini dapat menjadi referensi bagi umat. Aamiin Yarobbal ‘Aalamiin.
