Ruwatan menurut Islam – Walaupun sudah memasuki tahun 2023, tidak jarang masyarakat Indonesia menggelar upacara adat di beberapa daerah. Salah satunya ada yang terkenal dengan nama ruwatan. Jika Sobat Cahaya Islam pernah mendengar hal tersebut, wajib memahami apa makna ruwatan menurut islam.
Bukan tanpa alasan, ruwatan memang termasuk salah satu adat atau budaya yang sudah dilakukan cukup lama di Indonesia. Banyak orang melakukan ruwatan setelah mengalami hal berbeda-beda dan tujuan tersendiri. Untuk pemahaman ruwatan menurut pandangan islam, Sobat bisa memahami selengkapnya di bawah ini.
Memahami Ruwatan Menurut Islam
Sebelum membahas lebih jauh tentang ruwatan menurut islam, sudahkah Sobat Cahaya Islam tahu apa itu ruwatan? Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ruwatan adalah sebuah upacara kepercayaan sekaligus ritual membuang sial. Istilah ruwatan sendiri berarti membebaskan ancaman dari marabahaya untuk hal apapun.
Tidak jarang, masyarakat melakukan ruwatan agar bala yang sudah terjadi tak terulang kembali. Dalam ruwatan, biasanya terdapat beberapa ritual yang dipimpin seorang dalang atau dukun. Ritual tersebut berupa bacaan doa, tanam kelapa di sudut desa, sedekahan, dan masih banyak lagi.
Bahkan sering kali kalangan intelektual melakukan ruwatan untuk berbagai tujuan. Sebagai contoh, ada mobil baru yang hendak drive test, namun dilakukan ruwatan terlebih dahulu.
Mereka akan menyiram bunga kembang supaya tidak terkena bala di tengah pengujian. Namun tetap saja mobilnya justru mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak layak dikendarai.
Lantas bagaimana pandangan tentang ruwatan menurut islam? Sobat bisa memahaminya lewat poin-poin di bawah ini.
1. Termasuk Kesyirikan
Sobat, yang dilakukan dalam ruwatan bukanlah upaya meminta perlindungan kepada Allah SWT. Pasalnya, dalam ritual ruwatan kerap diiringi kembang bunga yang bertabur di beberapa tempat. Selain itu, masyarakat juga mendatangkan dukun yang tidak mungkin meminta kepada Allah dengan tulus.
Ini jelas saja sebuah upaya musyrik yang tidak mampu menolak bahaya atau mudharat. Mereka yang melakukan ruwatan juga akan mendapat kerugian lainnya yakni siksaan yang pedih. Allah SWT berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48).
2. Upaya Meminta Pertolongan Jin
Sobat Cahaya Islam, sejatinya ruwatan merupakan upacara untuk menjadikan jin sebagai tempat meminta pertolongan. Padahal, meminta tolong kepada jin untuk menolak bala jelas perbuatan salah besar. Kaum muslimin sudah memiliki Allah SWT yang akan menolong hamba-Nya dalam keadaan apapun.
Selain itu dalam Al Quran, Allah sudah memperingatkan,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al Jin: 6).
Padahal kenyataannya, jin juga tak bisa menolak ketetapan dan kehendak Allah SWT. Jika Allah takdirkan bahaya atau kegagalan, maka tetap seperti itu meskipun ada bantuan sampai seribu jin sekalipun.
3. Adat yang Sesat
Memang ruwatan termasuk salah satu budaya dan adat yang lama di Indonesia. Tetapi ruwatan tergolong budaya dan adat yang sesat. Dahulu, di masa Rasulullah juga ada orang musyrik yang beralasan budaya.
Pada akhirnya mereka terus melestarikan budaya dan adat kegelapan tersebut. Apabila Sobat ingin menjadi muslimin, jadilah muslim yang paten dan jangan separuh-separuh. Dalam Al Quran, Allah SWT menyeru Sobat orang beriman dengan seruan,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).
Sobat Cahaya Islam, betapa berbahayanya ruwatan menurut islam apalagi di akhirat kelak. Segera jauhkan diri Sobat dari tradisi ruwatan ataupun adat yang menyimpang dari ajaran islam.