Rukun di Tempat Kerja – Sobat Cahaya Islam, dunia kerja bukan sekadar tempat mencari nafkah, tapi juga ladang amal dan pembentukan akhlak. Islam mengajarkan bahwa seorang Muslim harus membawa nilai-nilai agamanya ke mana pun ia berada, termasuk di tempat kerja. Salah satu nilai utama yang harus kita hidupkan adalah rukun, yaitu membangun suasana harmonis dan saling menghormati di antara rekan kerja.
Pentingnya Rukun di Tempat Kerja
Kerja tim yang sukses tidak hanya ditentukan oleh kecakapan teknis, tapi juga oleh hubungan sosial yang sehat antar anggota tim. Al-Qur’an memberikan pedoman agar kaum Muslimin selalu menjalin persaudaraan dan menghindari permusuhan:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu.” (1)
Ayat ini tidak terbatas pada konteks keluarga atau komunitas semata, namun juga mencakup lingkungan kerja. Ketika tempat kerja dipenuhi kebencian, iri, dan konflik, produktivitas menurun dan keberkahan hilang. Sebaliknya, suasana kerja yang rukun akan melahirkan kerja sama yang kuat dan keberkahan dalam setiap aktivitas.
Etika Muslim dalam Menjaga Rukun


Seorang Muslim dituntut untuk menjadi pribadi yang membawa kedamaian, bukan penyebab pertikaian. Dalam dunia kerja, berikut beberapa akhlak yang dapat membangun kerukunan:
a. Berkata yang baik dan sopan
Jangan remehkan tutur kata. Ucapan yang kasar bisa melukai hati, sementara kata-kata lembut bisa meredakan ketegangan. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Perkataan yang baik adalah sedekah.” (2)
Dengan menjaga lisan, kita ikut menjaga iklim kerja yang sehat.
b. Menghindari ghibah dan hasad
Bergunjing dan iri hati adalah racun dalam tim kerja. Jika dibiarkan, akan merusak solidaritas dan menumbuhkan rasa benci. Rasulullah ﷺ mengingatkan:
لا تَحاسَدوا، ولا تَناجَشوا، ولا تَباغَضوا، ولا تَدابَروا، وكُونوا عِبادَ اللهِ إخوانًا
“Janganlah kalian saling iri, menipu, membenci, dan memutuskan hubungan, tapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (3)
c. Menunaikan amanah dan tidak egois
Kerukunan tidak akan lahir jika setiap orang hanya mementingkan dirinya sendiri. Maka sikap profesionalisme dan tanggung jawab menjadi bagian dari etika Islami di tempat kerja.
3. Kerukunan sebagai Sumber Keberkahan dan Rezeki
Dalam Islam, kerja yang ikhlas dan penuh kerja sama akan membuka pintu keberkahan. Rasulullah ﷺ bersabda:
يَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ
“Tangan Allah bersama jamaah (kebersamaan).” (4)
Kebersamaan dalam kebaikan mendatangkan pertolongan Allah. Bahkan, keberhasilan sebuah proyek atau bisnis seringkali bukan hanya karena kecerdasan individu, tapi karena solidaritas dan saling mendukung dalam tim kerja.
Sebaliknya, tempat kerja yang penuh konflik, saling menjatuhkan, dan minim komunikasi akan mudah pecah dan gagal. Maka menjaga kerukunan adalah bagian dari menjaga kesuksesan bersama.
Sobat Cahaya Islam, rukun bukan hanya urusan hati, tapi juga amal nyata. Jika kita bekerja sambil menjaga akhlak, menghormati rekan, dan membangun kebersamaan, maka pekerjaan pun menjadi ibadah. Mari jadikan tempat kerja sebagai lahan dakwah yang menyenangkan, bukan ladang perselisihan.
Referensi:
(1) QS. Al-Ḥujurāt: 10
(2) HR. Bukhari no. 2989
(3) HR. Muslim no. 2563
(4) HR. Tirmidzi no. 2166