Rukun dalam Keluarga: Kunci Rumah Tangga Berkah

0
160
Rukun dalam Keluarga

Rukun dalam Keluarga – Sobat Cahaya Islam, keluarga adalah tempat pertama manusia belajar tentang cinta, akhlak, dan tanggung jawab. Dalam Islam, keluarga memiliki kedudukan yang sangat penting, karena dari keluarga-lah akan lahir generasi umat yang shalih. Salah satu pilar utama yang menjaga keutuhan rumah tangga adalah rukun, yaitu suasana damai, saling memahami, dan menghargai.

Rukun dalam Keluarga: Nikmat yang Harus Kita Syukuri

Islam menganjurkan agar kehidupan rumah tangga atas dasar pondasi mawaddah (cinta), rahmah (kasih sayang), dan sakinah (ketenangan). Allah ﷻ berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang.” (1)

Ayat ini menunjukkan bahwa ketenangan (sakinah) dalam rumah tangga bukan sekadar kehadiran fisik, tapi hadirnya ketentraman jiwa dan suasana rukun. Ketika keluarga hidup dalam keharmonisan, maka rumah menjadi tempat terbaik untuk kembali, dan setiap anggota keluarga merasa aman dan nyaman.

Oleh karena itu, meskipun masalah datang silih berganti dalam rumah tangga, sebisa mungkin suami-istri tetap hidup rukun. Begitu juga orang tua dengan anak-anaknya, juga harus mempertahankan kerukunan.

Cara Mewujudkan Kerukunan dalam Keluarga

Kerukunan tidak hadir secara tiba-tiba. Diperlukan usaha sadar dari suami, istri, dan anak-anak untuk menjaganya. Ada beberapa cara Islami yang dapat dilakukan:

a. Komunikasi dengan akhlak
Setiap masalah bisa dibicarakan, tapi harus dengan cara yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ

“Sesungguhnya kelembutan tidak ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya.” (2)

Dengan komunikasi yang lembut, perbedaan pendapat bisa diselesaikan tanpa pertengkaran. Sebaliknya, emosi dan marah-marah akan menimbulkan masalah yang semakin besar.

b. Pembagian peran yang adil
Kerukunan hadir jika setiap anggota keluarga menjalankan perannya. Suami bertanggung jawab menafkahi dan membimbing, istri mengatur rumah tangga dan mendidik anak, anak-anak belajar menghormati orang tua dan menaati aturan rumah.

c. Saling menghormati dan mendoakan
Sikap saling mendoakan dan memaafkan akan menjaga hati tetap lembut. Bila terjadi kesalahan, saling meminta maaf dan berlapang dada menjadi penguat hubungan.

Dampak Positif Keluarga yang Rukun

Keluarga yang rukun memberi dampak besar terhadap individu dan masyarakat. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh cinta akan memiliki mental yang sehat dan akhlak yang baik. Bahkan, rumah yang harmonis akan menjadi benteng dari fitnah kehidupan di luar.

Rasulullah ﷺ bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang terbaik kepada keluargaku.” (3)

Ini menunjukkan bahwa tolak ukur akhlak seorang Muslim bukan hanya di masjid atau tempat kerja, tapi yang paling nyata terlihat dari sikapnya terhadap keluarga. Maka, kerukunan harus kita mulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga.


Referensi:

(1) QS. Ar-Rūm: 21

(2) HR. Muslim no. 2594

(3) HR. Tirmidzi no. 3895

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY