Bahaya Tidak Kompak – Sobat Cahaya Islam, dalam sejarah umat Islam, kekuatan bukan hanya terletak pada jumlah, senjata, atau kekayaan, tetapi pada persatuan dan kekompakan hati. Ketika umat Islam bersatu, Allah turunkan pertolongan-Nya. Namun saat perpecahan merajalela, kelemahan datang, bahkan bisa menyebabkan kehancuran.
Perintah Allah untuk Bersatu
Allah Ta’ala dengan tegas memerintahkan umat Islam untuk menjaga ukhuwah dan tidak berpecah belah. Dalam Al-Qur’an:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai.” (1)
Ayat ini menjadi dasar penting bahwa kekompakan umat bukanlah sekadar pilihan, tapi perintah syar’i. Tali Allah di sini adalah Islam dengan seluruh syariatnya. Maka siapa pun yang menjauh dari Islam, baik akidah, ibadah, atau akhlaknya, akan mudah terpecah dari barisan umat.
Dalam hadits, Rasulullah ﷺ pun bersabda:
إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا: أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا…
“Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian tiga perkara: menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak berpecah belah…” (2)
Ini adalah prinsip utama dalam menjaga keberkahan umat: bersatu dalam tauhid dan syariat.
Bahaya Tidak Kompak Membuka Pintu Kekalahan


Sobat Cahaya Islam, tahukah bahwa kekalahan dalam berbagai pertempuran umat Islam, sering kali bukan karena musuh lebih kuat, melainkan karena umat Islam tercerai-berai?
Dalam perang Uhud, Allah menjelaskan sebab kekalahan adalah karena sebagian pasukan tidak taat dan berselisih:
وَعَصَيْتُم مِّنۢ بَعْدِ مَآ أَرَىٰكُم مَّا تُحِبُّونَ ۚ مِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلْـَٔاخِرَةَ
“…Kalian bermaksiat setelah Allah memperlihatkan kemenangan yang kalian sukai; sebagian dari kalian menginginkan dunia dan sebagian menginginkan akhirat…” (3)
Perpecahan hati karena cinta dunia, perselisihan karena ambisi pribadi, dan saling menyalahkan adalah penyebab utama kehancuran internal. Dan inilah yang banyak terjadi hari ini dalam tubuh umat Islam.
Sebaliknya, ketika umat Islam bersatu hati, meski secara fisik sedikit, kemenangan bisa diraih. Lihatlah Perang Badar: hanya 313 pasukan Muslim melawan 1000 pasukan Quraisy, tapi karena mereka bersatu hati dan taat kepada Rasulullah ﷺ, Allah turunkan bala tentara dari langit.
Menyatukan Barisan Umat: Tanggung Jawab Kita Semua
Perpecahan umat bukan hanya tanggung jawab ulama atau pemimpin, tapi tanggung jawab setiap Muslim. Kita harus memulai dari hal yang kecil: menjaga lisan dari fitnah, tidak menyebar kebencian, dan menjalin silaturahim.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لا تَبَاغَضُوا، ولا تَحَاسَدُوا، ولا تَدَابَرُوا، وكُونُوا عِبادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Janganlah saling membenci, saling dengki, dan saling membelakangi, tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (4)
Kekompakan bukan berarti sepakat dalam semua hal, tapi sepakat untuk tetap bersaudara meskipun berbeda pendapat dalam masalah cabang. Jangan sampai kita lebih sibuk menyalahkan saudara sendiri, padahal musuh nyata justru menertawakan perpecahan kita.
Sobat Cahaya Islam, marilah kita mulai dari diri sendiri untuk menjaga kekompakan dalam keluarga, lingkungan, dan komunitas Muslim. Jangan beri ruang bagi hasad, fitnah, dan ego yang merusak. Kita harus ingat, kekuatan umat ada dalam ukhuwah, saling percaya, dan bersatu dalam ketaatan kepada Allah.
Referensi:
(1) QS. Āli ‘Imrān: 103
(2) HR. Muslim no. 1715
(3) QS. Āli ‘Imrān: 152
(4) HR. Muslim no. 2563