Musyahadah adalah – Sobat Cahaya Islam, dalam ajaran tasawuf musyahadah adalah satu kondisi dimana seorang muslim merasakan kehadiran Allah SWT ketika ia tengah beribadah. Ini merupakan pengalaman spiritual yang mendalam dan personal di dalam Islam.
Kehadiran Allah SWT dalam hal ini bukan benar-benar nyata, namun ia meyakini sedang berhadapan dengan Allah ketika melakukan ibadah. Dengan merasakan kehadiran Allah, tentu saja ibadahnya menjadi lebih khusyuk dan mendalam.
Manfaat Meraih Musyahadah adalah Untuk Ketenangan Batin
Musyahadah berasal dari kata syahada, yusahidu yang memiliki arti melihat atau menyaksikan. Secara istilah arti musyahada adalah meyakini atau merasakan akan adanya kehadiran Allah SWT disampingnya.
Mukmin yang sudah mencapai musyahadah dapat merasakan kehadiran Allah SWT di segala penjuru. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalah surah Al Baqarah ayat 115,
وَلِلّٰهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَاَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
“Dan milik Allah timur dan barat. Kemanapun kamu menghadap di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”(QS Al Baqarah:115)
Bagi mereka yang beriman, kehadiran Allah SWT adalah nyata walaupun tidak terlihat. Hati yang suci dan bersih dalam merasakan eksistensi Allah walaupun kehadiranNya tidak nampak oleh mata.
Meskipun pengalaman ini bersifat unik dan personal, ada beberapa hal yang mungkin seseorang rasakan ketika menghayati musyahadah:
1. Ketenangan dan Kedamaian
Mencapai musyahadah adalah menyadari kehadiran Allah SWT yang dirasakan sebagai sumber kedamaian dan ketenangan batin yang tak tergoyahkan, bahkan di tengah situasi yang penuh tantangan.
Munculnya kesadaran akan nikmat dan pemberian Allah SWT dalam setiap detail kehidupan juga dapat meningkatkan rasa syukur dan terima kasih yang tulus.
2. Meningkatnya Ketaatan Allah SWT
Kehadiran Allah SWT menjadi motivasi yang kuat untuk selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. KehadiranNya juag dapat menimbulkan rasa takut. Rasa takut ini bukan didasari keburukan, melainkan sebuah wujud rasa hormat dan kesadaran akan kebesaran dan keagungan Allah SWT.
Hal ini tertuang dalam QS Al A’raf ayat 143,
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”(QS Al A’raf : 143)
Dengan meyakini kehadiran Allah SWT juga akan menimbulkan perasaan cinta dan kasih yang tulus kepada Allah SWT, jauh melampaui cinta duniawi.
3. Kepekaan Terhadap Tanda-tanda Kebesaran Allah SWT
Meraih musyahadah adalah pencapaian dimana mata hati menjadi lebih terbuka untuk melihat dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT dalam segala penciptaan alam semesta. Dengan demikian, keimanan semakin tebal dan sulit berpaling dariNya.
Perjalanan Untuk Mencapai Musyahadah
Meraih musyahadah bukanlah tujuan akhir, melainkan proses spiritual yang terus berkembang. Untuk mendapatkan tingkatan musyahadah, seorang mukmin membutuhkan hati yang suci dan bersih. Ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kesadaran akan kehadiran-Nya, di antaranya:
1. Meningkatkan Amal Ibadah
Kerjakan semua ibadah dengan niat yang tulus dan ikhlas. Tunaikan ibadah sholat, puasa, zakat dan ibadah lainnya dengan sepebuh hati dan ditujukan hanya kepada Allah SWT. Hayati dan resapi setiap bacaan Al Quran untuk membuka hati dan pikiran.
Lantunkan zikir dan doa sebanyak mungkin agar menyentuh langit dan diri semakin dekat kepada Allah SWT. Dengan terus melafalkan dzikir, hati yang kotor pun akan terbasuh hingga menjadi bersih dan seputih kapas.
2. Meneladani Rasulullah SAW
Mengikuti sunnah dan akhlak Rasulullah SAW merupakan contoh nyata bagaimana menjadi hamba yang dekat dengan Allah SWT. Walaupun kita belum tentu sesempurna baginda Rasul, tetapi setidaknya dengan meneladani sikap Rasul kita menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Ikhlas Menjalani Nikmat dan Cobaan
Refleksi atas segala nikmat dan cobaan yang diterima dapat meningkatkan rasa syukur dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Tidak semua ujian yang diturunkan hanya membawa keburukan. Selalu berbaik sangka kepada Allah akan membuat hati semakin dekat kepadaNya.
4. Bergaul dengan Orang Saleh
Menjalin hubungan dengan orang-orang yang dekat dengan Allah SWT dapat menjadi sumber inspirasi dan penuntun dalam perjalanan spiritual. Diantaranya dapat saling mengingatkan dan mengajak kepada kebenaran.
Sobat Cahaya Islam, meskipun tidak merasakan kehadiran Allah SWT secara langsung, upaya-upaya di atas dapat meningkatkan keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT. Ingatlah, musyahadah adalah proses dan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, bukan sekedar tujuan akhir.