Menteri Kesehatan Tidak Beritahu Cara Penganan Covid-19, Ini Hukumnya Menurut Islam

0
624

Menteri Kesehatan – Beberapa waktu yang lalu, acara “Mata Najwa” sempat mengundang menteri kesehatan. Acara tersebut ingin mempublikasikan perkembangan penanganan COVID 19 yang dilakukan oleh menteri kesehatan kepada masyarakat. Namun sayangnya, menteri kesehatan tersebut tidak datang. Sehingga banyak membuat pihak yang merasa kecewa.

Sobat Cahaya Islam, Islam mengajarkan kita untuk bersabar ketika sedang mengalami suatu penyakit. Namun, bukan berarti kita membiarkan penyakit tersebut dan tidak mengobatinya.

Apabila kita pasrah saja terhadap penyakit tersebut, maka jelas itu tidak diperbolehkan dalam Islam. Allah memberikan kita penyakit agar kita sebagai manusia juga bisa memahami bahwa kita hidup di dunia ini tidak hanya untuk merasakan kesenangan hidup saja.

Hukum Dalam Islam Jika Membiarkan Penyakit Seperti Menteri Kesehatan

Dalam hidup ini, ada susah dan senang, ada yang bahagia, ada yang sedih, serta ada yang sakit dan ada yang menderita. Tidak ada kehidupan manusia yang sempurna. Semua manusia mempunyai masalah dan kisah kehidupannya sendiri.

Penyakit adalah salah satu tentara Allah yang ditugaskan untuk menguji kesabaran manusia. Apabila manusia tersebut sabar, maka Allah akan memberikannya pahala sabar. Selain itu, adanya penyakit ini juga dapat membuat kita menjadi introspeksi diri terhadap apa yang kita lakukan sehingga dapat terkena penyakit tersebut.

Akan tetapi, sabar dalam menghadapi penyakit bukan berarti kita harus membiarkan penyakit itu terus hinggap di tubuh kita. Mengapa? Ingat, diri ini bukan milik kita sendiri. Kita juga memiliki keluarga yang hidup bersama kita. Oleh karena itu, kita juga harus melawan dan mencegah  penyakit yang datang.

Akan tetapi, bagaimana jika ada orang yang membiarkan penyakit terus bersarang? Bagaimana hukumnya dalam Islam?

Menurut jumhur ulama, hukum menyembuhkan penyakit yang di derita adalah sunnah. Sedangkan, menurut Rasulullah hukumnya membiarkan penyakit dan mengharapkan kematian itu dilarang dan tidak diperbolehkan bagi orang-orang yang beragama islam.

Beberapa keutamaan yang didapatkan oleh orang yang sabar atas penyakitnya, yaitu:

  1. Mendapatkan Pengampunan Dosa

Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa orang yang sedang sakit, dosa-dosanya akan berguguran. Sebagaimana hadist yang berbunyi:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari No. 5660 dan Muslim No. 2571]

  1. Mendapatkan Keridhoan Dari Allah

Orang yang ditimpa penyakit dan bersabar dalam menghadapinya, maka akan mendapatkan keridhoan Allah. Hal tersebut disebabkan oleh pahala yang diberikan Allah sama besarnya dengan penyakit yang Dia berikan.

  1. Mendapatkan Kebaikan Dari Allah

Hal tersebut dikarenakan penyakit merupakan sebuah ujian yang diberikan Allah untuk hamba-Nya. Ujian tersebut akan berbuah menjadi kebaikan bagi orang-orang yang bisa melewatinya.

  1. Allah Akan Mengangkat Derajatnya

Hal tersebut dikarenakan sakit yang kita derita, kita hadapi dengan sabar. Sehingga Allah mengangkat derajat kita menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

  1. Dapat Masuk Surga

Orang yang diberikan penyakit lalu dengan ikhlas menerima penyakit tersebut, maka bisa jadi Allah akan memasukkanya ke dalam surga-Nya dikarenakan keikhlasannya tersebut.

Itulah hukum jika membiarkan penyakit seperti menteri kesehatan. Oleh karena itu, kita sebagai muslim sebaiknya apabila ditimpa penyakit, maka sebaiknya kita menerimanya dengan ikhlas dan sabar. Sehingga Allah akan mengampuni dosa-dosa kita.

 

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY