Jessica Iscandar – Bagi Jessica Iscandar, selebrasi kenaikan Isa Al Masih kali ini sangat berbeda karena juga dibarengi momen lebaran. Tentu, seluruh umat baik Islam maupun Kristen ikut merayakannya. Jedar sendiri mengekspresikan kebahagiaannya lewat unggahan sosial media. Bukannya banjir pujian, namun postingan tersebut banjir komentar netizen terkait kostum yang digunakan.
Sobat Cahaya Islam, membangun rasa toleransi antar umat beragama adalah sebuah kewajiban warga negara. Hal inilah yang sedang ingin diekspresikan oleh Jessica Iscandar. Namun, ternyata hal ini tidak ditangkap sebagai sesuatu yang baik karena pemakaian kostum serba terbuka yang digunakan saat mengucapkan lebaran dan kenaikan Isa Al Masih.
Bagaimana Umat Menyikapi Kasus Jessica Iscandar?
Sobat Cahaya Islam, sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk memaafkan, terutama terkait kasus Jedar. Sebab, bisa saja seseorang melakukan kesalahan. Justru, dakwah bisa saja disampaikan ke Jedar untuk lebih berhati – hati lagi dalam mengekspresikan rasa toleransinya kepada umat Islam.
Pengekspresian toleransi yang kebablasan dapat menjadikan perpecahan antar umat beragama. Pasalnya, Indonesia tidak hanya terdiri dari agama Islam saja, juga terdapat 4 agama lainnya. Alin – alih mempersatukan, malah sebenarnya menimbulkan keretakan antar masyarakat.
Apa Makna Toleransi dalam Islam?
Makna toleransi secara sederhana dimaknai dengan menghargai agama dan keyakinan masing – masing. Namun, terkadang ekpvesi toleransi sering diartikan mencampuradukkan aqidah dengan aqidah lainnya. Hal ini jelas sangat bertentangan di dalam Islam. Sebab, Islam telah mengajarkan batas mutlak antara muslim dan tidak melalui surat Al Kafirun ayat ke 6 yakni :
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Fenomena toleransi kebablasan sedemikian marak terjadi. Contohnya, beberapa hari yang lalu media dikabarkan dengan gambaran toleransi yang ditunjukkan oleh seorang ulama’ dimana secara sengaja berceramah di dalam gereja. Tentu hal ini tidak dibenarkan. Mengapa?
Bagi umat muslim, memasuki gereja sama saja diartikan sebagai meyakini aqidah agama lain. Padahal seharusnya sebagai muslim harus ada keyakinan kuat bahwa Islam adalah agama yang benar.
Dengan memasuki gereja, maka hal tersebut dapat memberi gambaran kepada ummat bahwa boleh saja seorang muslim memasuki rumah ibadah agama lain bahkan tanpa tujuan yang jelas.
Bagaimana Seharusnya Mengekspresikan Toleransi Antar Umat dengan Benar?
Berikut terdapat beberapa cara untuk mengekspresikan toleransi secara syar’i :
1. Tidak Saling Menghina dan Mengolok – Olok
Sebagai seorang muslim seharusnya memahami bahwa agama Islam diturunkan sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin. Makna rahmatan lil ‘alamin mengindikasikan bahwa Islam tidak hanya menjadi rahmat bagi kaum muslimin saja, namun juga bagi seluruh umat yang ada di dunia.
Maka dari itu, tak sepantasnya umat muslim melakukan penghinaan dan olokan terhadap non muslim dengan dalih agama yang mereka yakini tidak benar. Sebab, kemurnian cahaya Islam tak dapat meresap ke dalam jiwa seseorang melalui cara yang tidak ahsan.
2. Tetap Saling Bekerjasama
Salah satu bentu strategi yang dapat dilestarikan yakni menjalin kerjasama dalam aspek yang memang butuh untuk dikerjakan dan ahli di bidangnya. Dengan hal ini, kedekatan antar umat beragama dapat terjalin. Bahkan, jika Allah SWT perkenankan, bisa saja seorang non muslim tersebut menjemput hidayahNya melalui diri anda.
Nah Sobat Cahaya Islam, itulah penjelasan sederhana mengenai pandangan Islam terhadap kasus yang sedang dialami Jessica Iscandar. Semoga ke depan, kerukunan antar umat beragama selalu dapat diterapkan sehingga bangsa akan menjadi damai. Pun juga dibarengi dengan toleransi yang tidak kebablasan.