Gatot Nurmantyo Diusir Saat Pidato, Bagaimana Hukum Islam Tentang Kebebasan Berpendapat?

0
1751

Gatot Nurmantyo – Pada tanggal 28 September ada sebuah acara yang diadakan oleh KAMI atau Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia di Surabaya. Acara tersebut diadakan untuk pengukuhan pengurus KAMI di daerah Jawa Timur. Disana ada seorang mantan panglima TNI yang bernama Gatot Nurmantyo. Akan tetapi, tiba-tiba acara ini dihentikan oleh kepolisian.

Bahkan, polisi menghentikan Gatot Nurmantyo yang pada saat itu sedang berpidato di atas podium. Mengapa? Rupanya, banyak masyarakat yang menolak diadakannya acara tersebut. Demi menghindari massa, akhirnya acara tersebut dipindah di Gedung Juang 45.

Sobat Cahaya Islam, Islam mengajarkan kita untuk menghargai kebebasan orang lain, baik itu orang Islam ataupun bukan orang Islam. Kebebasan tersebut adalah agama, pendapat, hobby, atau cita-cita. Lalu, bagaimana jika kita tidak menghargai kebebasan tersebut?

Hukum Islam Tentang Kebebasan Berpendapat Seperti yang Dialami Gatot Nurmantyo

Kebebasan merupakan sesuatu yang sudah ada sejak kita lahir. Akan tetapi, tidak semua orang menghargai kebebasan tersebut. Salah satu contohnya saja, ketika kita mengalami penjajahan dari Belanda selama 350 tahun lamanya.

Ketika masa penjajahan, berpendapat yang bersebrangan saja dapat membuat seseorang meringkuk dalam penjara atau hukuman mati yang kemudian mayatnya dibuang entah kemana. Memang, pada waktu itu banyak orang Islam yang belum terlalu memahami hukum-hukum Islam. Sehingga masih banyak orang yang berperang karena adanya SARA.

Sedangkan, pada saat ini disaat negara kita sudah merdeka masih saja ada diskriminasi dan tidak bisa toleransi terhadap kebebasan orang lain. Salah satunya, ketika kita berpendapat tentang pemerintah dan membuat pemerintah tidak suka, maka kita bisa ditangkap dan dipenjara oleh polisi.

Islam sudah mengatur batas-batas kebebasan seseorang. Oleh karena itu, kita seharusnya mematuhi hukum yang ada di dalam Islam tersebut. Adapun hukum kebebasan pendapat dalam Islam menurut ulama adalah:

  1. Imam Nawawi

Pendapatnya adalah memberi nasihat kepada pemimpin orang-orang muslim adalah untuk menolong mereka agar mereka taat kepada jalan kebenaran yang sudah ditunjukkan oleh Allah kepada mereka.

  1. Abu Zahrah

Pendapatnya adalah al-Qur’an mendorong kita untuk melakukan penelitian atas alam semesta yang ada di sekitar kita, sehingga kita tidak mungkin melakukan penelitian tersebut tanpa adanya kebebasan dalam berpikir dan mengutarakan pendapat.

  1. Dewan Pertimbangan MUI

Pendapatnya adalah kebebasan dalam berpendapat merupakan hak yang dimiliki manusia sejak lahir. Sebagaimana mereka mengutip dari Muhammad Abduh sang ulama dari Mesir yang mengatakan kebebebasan adalah sesuatu hal yang sakral dan suci yang sudah lekat di manusia sejak terlahir ke dunia ini.

Namun, bagaimana jika kita sudah mengetahui hukum tersebut tetapi masih tidak menghargai kebebasan orang lain? Apakah ada azabnya? Tentu saja, ada azabnya.

Azab untuk orang yang tidak bisa menghargai kebebasan orang lain adalah:

  1. Mendapatkan Pembalasan Di Neraka

Hal itu disebabkan apabila kita tidak menghargai kebebasan orang lain sama dengan kita menyakiti orang lain. Sedangkan, menyakiti orang akan Allah masukkan ke dalam neraka nantinya.

  1. Mendapatkan Dosa

Hal itu disebabkan kita tidak menghargai dan membuat orang tersebut merasa tersakiti. Sehingga akan membuat kita mendapatkan dosa. Hal tersebut sebagaimana ayat yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (Q. S. Al-Hujurat: 12).

  1. Mendapatkan Laknat Dari Allah

Hal itu disebabkan Allah membenci apa yang kita lakukan tersebut. Sebab, apa yang kita lakukan juga dapat menyakiti hati manusia itu. sehingga Allah memberikan laknat kepada kita.

Itulah hukum islam tentang kebebasan berpendapat seperti yang dialami Gatot Nurmantyo. Semoga setelah ini kita bisa lebih menghargai orang lain. Amiinn…

 

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY