Ceramah Agama – Pernah nggak sih sahabat Cahayaislam merasa gedeg atau super sebal ketika menghadapi orang yang tidak memiliki prinsip yang sama dengan kita. Mungkin anda memiliki teman yang super pelit kepada anda dan teman-teman anda yang lain. Atau anda memiliki teman yang sangat mudah marah-marah bahkan dari hal yang menurut anda sepele. Pasti hati anda akan naik turun dan remuk rendam menghadapi orang-orang yang memiliki sifat-sifat demikian kan? Namun jangan salah, sebenarnya mereka itu adalah berkah yang luar biasa dari Allah lho!
Lho kok bisa begitu? – jawabannya cukup sederhana. Orang yang menyulitkan kita itu adalah berkah dari Allah yang luar biasa, karena selain sifat-sifat mereka yang membuat kita lebih bisa memahami tentnag bagaimana perilaku seseorang terbentuk, orang-orang yang menyulitkan itu juga menjadikan kita sebagai insan yang lebih bersyukur kepada Allah. Terlebih dengan kehadiran sosok merekalah, kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kita belajar untuk lebih bersabar dari mereka yang mudah marah. Kita belajar menjadi orang yang lebih banyak bersyukur dari mereka yang sering mengeluh. Kita belajar cinta kasih dan toleransi dari mereka yang suka membenci. Dan Masih banyak lagi.
Mengubah perspektif dalam menghadapi orang-orang menyulitkan untuk memetik hikmah
Kehadiran orang-orang yang menyulitkan itu bukanlah sesuatu yang kemudian membawa kesulitan untuk diri kita. Pemikiran itu hanyalah permasalahan perspektif saja. Cara untuk lebih bisa menghadapi dan sekaligus mengambil hikmah dari orang-orang menyulitkan itu adalah dengan mengubah cara pandang kita kepada mereka. Kita hanya perlu mengubah pemaknaan kata “orang menyulitkan” menjadi “orang yang sulit dimengerti”.
Dengan mengubah pandangan melewati pemaknaan yang berbeda tersebut, kita tidak lagi menyalahkan sifat-sifat buruk mereka yang menyulitkan. Namun kita akan bisa merasa perlu untuk memberikan pengertian dan pemakluman dalam diri sendiri ketika menghadapi sikap-sikap mereka. Tentu setelah itu, kita akan memiliki pemikiran terbuka untuk bisa mengambil hikmah dari sifat-sifat mereka yang menyulitkan kita.
Analogi menambah pengertian dan pemakluman dari kehidupan bayi
Masih bingung tentang bagaimana meningkatkan pengertian dan pemakluman kepada mereka yang menyulitkan? – analoginya cukup sederhana. Kita bisa melihat itu dari kehidupan bayi. Ketika bayi menangis keras ditengah malam, mengompol, memuntahkan makanan dan banyak lagi kelakuan bayi kecil, apakah kita marah? Apakah kita akan memaki-maki bayi itu? Tentu tidak bukan. Hal ini karena kita tidak menyalahkan bayi atas tindakan-tindakan “menyulitkan”-nya yang dia lakukan. Kita bisa meklum atas hal itu.
Ini merupakan sebuah bukti yang kongkret dimana sebuah kejadian (khususnya yang menyebalkan) sebenarnya tidak pernah membuat kita harus marah, jengkel, sedih, atau frustasi. Namun emosi yang berada dalam diri kitalah yang sebenarnya menjadi tersangka utama dalam hal itu. Orang-orang yang menyulitkan itu hadir dalam hidup kita agar kita bisa belajar.
Allah itu maha adil dan maha mencintai seluruh hambaNya. Pertemuan kita dengan mereka yang sering disebut sebagai orang menyebalkan itu sebenarnya secuil dari kumpulan coretan takdir yang sudah disusun olehNya. Yang perlu kita lakukan hanyalah memetik hikmah dan belajar lebih dalam dari hal itu.
Jadi sobat Cahayaislam, ketika kita bertemu atau menghadapi orang yang menyulitkan diri kita, sebaiknya kita bersyukur kepada Allah, karena Allah telah mengirim seseorang yang bisa memberikan pelajaran berharga untuk kita. Semoga kita selalu mendapatkan berkah dari Allah.